BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia
merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan dan sayursayuran. Berbagai
tanaman buah dan sayur dapat tumbuh dengan subur di berbagai wilayah Indonesia. Dewasa ini
dengan semakin tingginya
pendidikan dan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya
kesehatan, maka permintaan
produk pangan yang berserat dan
bervitamin semakin tinggi. Salah satu
contoh tanaman sumber serat dan vitamin adalah rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn). Pada awalnya pembudidayaan
rosela ditujukan untuk memperoleh serat
batangnya sebagai bahan baku pembuatan tali dan pengganti rami (Maryani dan Kristiana, 2008). Tetapi dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan ternyata rosela terutama pada bagian kelopaknya mengandung
zat-zat yang berguna bagi tubuh. Kelopak bunga
tanaman ini berwarna merah tua, tebal, dan berair serta banyak mengandung vitamin A, vitamin C dan asam
amino.
Selain itu kelopak bunga rosela juga mengandung asam organik, polisakarida, dan flavonoid (Daryanto, 2008) sehingga rosela mulai dikenal di kalangan masyarakat sebagai sumber pangan berkhasiat tinggi. Rosela kemudian mulai diminati dan banyak dikonsumsi masyarakat. Kelopak bunga rosela telah diolah menjadi berbagai bentuk produk pangan seperti teh, selai, kopi, sirup, es krim dan manisan. Pengolahan rosela menjadi beraneka produk pangan bermanfaat selain dapat mengantisipasi hasil produksi yang melimpah pada saat panen, juga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Rosela juga dapat dibuat menjadi serbuk minuman penyegar atau minuman instan. Sesuai dengan perkembangan teknologi, konsumen pangan membutuhkan produk pangan yang bersifat praktis (mudah dan cepat) dan sehat, sehingga produk olahan yang bersifat instan (cepat saji) menjadi lebih disukai dibandingkan yang segar.
Serbuk minuman penyegar dapat diperoleh dengan cara mengeringkan ekstrak bahan yang kemudian ditambahkan zat penstabil, pemanis, asam sitrat serta NaHCO3 (Natrium Bikarbonat) (Istijanto, 2008). Saat ini serbuk minuman penyegar dari kelopak bunga rosela belum terdapat di pasaran. Jenis bahan penstabil yang dapat digunakan untuk membuat serbuk minuman penyegar adalah gum arab atau pektin. Gum arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi pada proses pembuatan produk makanan (Wikipedia, 2010). Pemanis yang digunakan biasanya adalah sukrosa, tetapi untuk masyarakat yang tidak dapat mengkonsumsi gula yang berlebihan, sukrosa dapat diganti dengan pemanis sintetis (buatan). Pemanis buatan (artificial sweeteners) merupakan senyawa yang secara substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30 sampai dengan ribuan kali lebih manis dibandingkan sukrosa.
Selain itu kelopak bunga rosela juga mengandung asam organik, polisakarida, dan flavonoid (Daryanto, 2008) sehingga rosela mulai dikenal di kalangan masyarakat sebagai sumber pangan berkhasiat tinggi. Rosela kemudian mulai diminati dan banyak dikonsumsi masyarakat. Kelopak bunga rosela telah diolah menjadi berbagai bentuk produk pangan seperti teh, selai, kopi, sirup, es krim dan manisan. Pengolahan rosela menjadi beraneka produk pangan bermanfaat selain dapat mengantisipasi hasil produksi yang melimpah pada saat panen, juga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Rosela juga dapat dibuat menjadi serbuk minuman penyegar atau minuman instan. Sesuai dengan perkembangan teknologi, konsumen pangan membutuhkan produk pangan yang bersifat praktis (mudah dan cepat) dan sehat, sehingga produk olahan yang bersifat instan (cepat saji) menjadi lebih disukai dibandingkan yang segar.
Serbuk minuman penyegar dapat diperoleh dengan cara mengeringkan ekstrak bahan yang kemudian ditambahkan zat penstabil, pemanis, asam sitrat serta NaHCO3 (Natrium Bikarbonat) (Istijanto, 2008). Saat ini serbuk minuman penyegar dari kelopak bunga rosela belum terdapat di pasaran. Jenis bahan penstabil yang dapat digunakan untuk membuat serbuk minuman penyegar adalah gum arab atau pektin. Gum arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi pada proses pembuatan produk makanan (Wikipedia, 2010). Pemanis yang digunakan biasanya adalah sukrosa, tetapi untuk masyarakat yang tidak dapat mengkonsumsi gula yang berlebihan, sukrosa dapat diganti dengan pemanis sintetis (buatan). Pemanis buatan (artificial sweeteners) merupakan senyawa yang secara substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30 sampai dengan ribuan kali lebih manis dibandingkan sukrosa.
Contoh Skripsi Agricultural Prod. Technology: Pengaruh Penambahan Gum Arab dan Jenis Pemanis Terhadap Mutu Serbuk Minuman Penyegar Rosela
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.
