Nuzullul juga terhalang akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga berdampak pada tugas skripsinya untuk melakukan penelitian. sebenarnya Nuzullul tidak mau ambil pusing karena pejabat dikti menganjurkan kepada para ASN mempermudah para mahasiswa untuk mengakses data primer demi kelancaran adik-adik mahasiswa.
Begitu pula dengan data kuesioner kalau mau pakai sudah pada kadaluarsa dan tidak familier sehingga salah satu plt Direktur Jendral Pendidikan Tinggi menyerahkan kedosen pembimbing masing-masing. Nuzullul berharap agar pandemi covid 19 ini akan segera berakhir. Yang cukup membuat Nuzullul merasa longgar karena diberikan kelonggaran akibat pandemi corona melalui surat edaran yang dikeluarkan pihak kampus.
Nuzullul mengaku sulit mendapatkan responden dari buku-buku bacaan yang diperoleh di perpustakaan sehingga iapun berad dirumah saja selama pandemi ini belum bisa berakhir. Hal ini tentu bisa dirasakan oleh mahasiswa yang lainnya, semua berharap pula agar pandemi corona ini segera berakhir supaya bisa beraktifitas kembali.
Akibat pandemi ini pihak kampus menganjurkan penggunaan data penelitihan bisa data sekunder. Unesa salah satu unversitas yang membolehkan pengganti skripsi dengan membuat artikel ilmiah akan tetapi banyak mahasiswa/i lebih memilih skripsi karena di dalam pendaftaran selanjutnya bisa terhalang, contoh dalam mendaftar ke S2, atau PNS rata-rata yang ditanyakan adalah hasil skripsi.
Demikian keluh kesah salah satu mahasiswa saat menggerjakan skripsi mudah-mudahan bisa dirasakan mahasiswa/i yang lain dengan adanya fek pandemi corona.