PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman bawang merah diduga berasal dari
daerah Asia Selatan yaitu di daerah
sekitar India, Pakistan, sampai Palestina. Negara-negara di Eropa Barat, Eropa Timur, dan Spanyol, mengenal bawang
merah pada abad ke delapan. Dari Eropa Barat,
Eropa Timur, dan Spanyol, bawang
merah menyebar hingga kedaratan Amerika, Asia Timur, dan Asia
Tenggara. Penyebaran ini tampaknya berhubungan
dengan pemburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah timur jauh yang kemudian berlanjut dengan pendudukan
Kolonial di wilayah Indonesia (Rahayu dan Berlian, 2004).
Bawang merah adalah salah satu
komoditas unggulan di beberapadaerah di
Indonesia, yang digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki kandungan beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan,
dan khasiatnya sebagai zat anti kanker
dan pengganti antibiotik, penurunan tekanan darah, kolestrol serta penurunan
kadar gula darah. Menurut penelitian, bawang merah mengandung kalsium,fosfor, zat besi, karbohidrat, vitamin
seperti A dan C (Irawan, 2010).
Pertumbuhan produksi rata-rata
bawang merah selama periode 1989-2004 adalah
sebesar 5,4% per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen (4,3%) ternyata lebih banyak memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan produksi bawang
merah dibandingkan dengan komponen produktifitas (1,1%) (Deptan, 2007). Namun luas areal panen bawang
merah untuk wilayah Sumatra Utara
sendiri dari tahun 2003 sampai tahun 2007 mengalami penurunan, yakni 3260 Ha pada tahun 2003 turun menjadi 1204 Ha
pada tahun 2007. Rata-rata produksi
bawangmenurun merah dari 119,74 Kw/Ha pada tahun 2004 menjadi 91,40 Kw/Ha pada tahun 2007 (BPS, 2008).
Sementara itu kebutuhan domestik untuk
komoditi bawang merah pada tahun 2010 mencapai 976.284 ton (Deptan, 2007). Analisis data ekspor-impor 2003-2008
mengindikasikan bahwa selama periode
tersebut Indonesia adalah net impoerter bawang merah, karena volume ekspor untuk komoditas ini secara konsisten
selalu lebih rendah dibandingkan volume
impornya (Hortikultura, 2010). Berdasarkan data FAO (2010), negara penghasil bawang merah terbanyak di dunia
adalah China, India, Amerika, dan Pakistan.
Untuk memenuhi kebutuhan bawang
merah, Sumatera Utara mengimpor komoditi
ini dari negara India, Pakistan, dan China (Hariansib, 2010).
Berdasarkan data tersebut,
komoditi ini memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.
Penggunaan pupuk anorganik yang
telah berlangsung lebih dari tiga puluh tahun
secara intensif telah menyebabkan kerusakan struktur tanah, soil sickness (tanah sakit) dan soil fatigue (kelelahan
tanah) serta inefisiensi penggunaan pupuk anorganik. Untuk memperbaiki kondisi tanah dan
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk
anorganik adalah melalui pengembangan penggunaan pupuk organik secara berimbang. Namun hingga tahun
2010penggunaan pupuk organik masih
rendah. Rendahnya penggunaan pupuk organik yang dimaksud antara lain karena daya beli, tingkat kesadaran, serta
keyakinan petani terhadap manfaat penggunaan pupuk organik yang masih
rendah(Suswono, 2010).
Kascing merupakan bahan organik
yang mengandung mikroba, fitohormon dan
unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kascing mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya dapat
memeperbaiki sifat fisik biologi, dan kimia tanah (Prasetyo,2010).
Pupuk organik cair memilki
kelebihan yaitu, meningkatkan ketesediaan unsur hara makro dan mikro untuk tanaman,
memperbaiki aktivitas biologi , sifat fisik
dan kimia, serta ekologi tanah, dapat menekan aktivitas patogen penyebab penyakit tanaman (Deptan, 2007).
Bahan dan pupuk organik dapat
berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan
agregat yang mantap. Keadaan ini besar
pengaruhnya pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air, aerase tanah, dan
suhu tanah. Penggunaan bahan organik dapat mencegah kahat unsur mikro
pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan
pemupukan yang kurang seimbang, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, dan dapat membentuk senyawa
kompleks dengan ion logam yang meracuni
tanaman seperti Al, Fe, dan Mn (Simanungkalit dkk, 2006).
Oleh karena itu, penulis tertarik
melaksanakan penelitian mengenai pengaruh
kompos dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.).
Tujuan Penelitian Untuk menguji
respons pertumbuhan dan produksi Bawang Merah
(Allium ascalonicum L.) terhadap
kascing dan pupuk organik cair.
Hipotesis Penelitian Ada
perbedaan respons yang nyata pada
pertumbuhan dan produksi bawang merah
(Allium ascalonicum L.) akibat pemberian
kascing dan pupuk organik cair serta
interaksi kedua faktor tersebut.
Kegunaan Penelitian Penelitian berguna untuk memperoleh data penynan
skripsi yang merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian , Medan, dan diharapkan dapat pula berguna
untuk pihak-pihak yang berkepentingan
dalam budidaya bawang merah.
Skripsi Agricultural:Kombinasi Pemberian Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|