Skripsi Agribusiness: PENGARUH PERBANDINGAN BIJI NANGKA DAN AIR DAN KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) TERHADAP MUTU YOGHURT SARI BIJI NANGKA


PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Yoghurt adalah produk susu asam yang difermentasi oleh mikroba bakteri.
Fermentasi dari laktosa menghasilkan asam laktat yang bekerja pada protein susu  sehingga membuat yoghurt lebih padat serta memiliki tekstur, citarasa, dan aroma  yang khas. Umumnya yoghurt dibuat menggunakan susu sapi, namun ada  beberapa yoghurt juga yang berasal dari nabati, misalnya soyghurt dari kacang  kedelai dan cocoghurt dari santan kelapa. Santan kelapa dapat dijadikan minuman  fermentasi karena memiliki kandungan karbohidrat yang berupa sukrosa, fruktosa,  dan glukosa yang dapat difermentasi oleh L. bulgaricus dan S. thermophilus  menjadi senyawa-senyawa asam organik. Yoghurt santan kelapa (cocoghurt)  mempunyai kandungan zat gizi yang berbeda dibanding yoghurt pada umumnya.
Cocoghurt biasanya memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi.
Yoghurt memiliki dua kelebihan dibanding susu segar sebagai bahan  pangan. Pertama, karena selama fermentasi kandungan laktosa turun, maka  yoghurt lebih mudah dicerna oleh orang yang alergi laktosa. Jika susu rata-rata  bisa 90% dicerna dalam waktu tiga jam, maka yoghurt hanya dibutuhkan waktu  satu  jam. Sebagai tambahan, bakteri hidup dalam yoghurt juga menghasilkan enzim laktasenya.
Enzim ini diperlukan untuk mendegdradasi laktosa yang ada  dalam yoghurt. Dengan demikian sebagian besar penderita alergi laktosa tak perlu  khawatir mengalami gejala alergi setelah memakan yoghurt. Kedua, yoghurt lebih  awet dibanding susu segar. Lemak susu merupakan media yang mengandung  nutrisi yang mudah rusak oleh mikroba kontaminan. Dalam beberapa jam, susu  segar akan ditumbuhi  bakteri sehingga menjadi rusak, tetapi yoghurt dapat  bertahan hingga beberapa hari, bahkan jika  dimasukkan ke lemari pendingin yoghurt dapat disimpan hingga beberapa minggu lamanya. Hal ini disebabkan  asam laktat pada yoghurt berfungsi seperti pengawet alami.
Nangka adalah salah satu jenis buah yang paling banyak ditanam di  daerah tropis. Buah nangka cukup terkenal di seluruh dunia. Tanaman ini diduga  berasal dari India bagian selatan yang kemudian menyebar ke daerah tropis  lainnya, termasuk Indonesia. Di Indonesia, pohon nangka dapat tumbuh hampir di  setiap daerah.
Bagian dari buah nangka yang umum dikonsumsi adalah nangka muda,  nangka masak, dan bijinya.  Buah nangka memiliki beragam manfaat untuk  kesehatan, diantaranya: memperkuat sistem kekebalan tubuh karena mengandung  vitamin C yang merupakan antioksidan yang sangat baik, kaya akan kalium untuk  mengontrol tekanan darah dan bisa mengurangi resiko terkena penyakit jantung,  stroke, dan  juga baik untuk menjaga keseimbangan elektrolit,  mengandung  fitonutrien seperti lignan, isoflavon, dan saponin yang membentuk proteksi tubuh melawan timbulnya sel kanker, kandungan vitamin A dan antioksidan yang tinggi baik untuk menjaga dan memelihara kesehatan kulit, dan mengandung mineral  seperti mangan, zat besi, vitamin B6, niasin, asam folat yang berfungsi untuk  mengoptimalkan fungsi tubuh.
Biji nangka  merupakan sumber karbohidrat (36,7 g/100 g), protein  (4,2 g/100 g), dan energi (165 kkal/100 g) yang cukup tinggi sehingga dapat  dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Umumnya biji nangka  dikonsumsi setelah direbus, dibakar, atau digoreng. Biji nangka juga merupakan  sumber mineral yang baik. Kandungan mineral per 100 gram biji nangka adalah  fosfor (200 mg), kalsium (33 mg), dan besi (1,0 mg).
Biji nangka memiliki kandungan gizi yang tinggi, namun sebaiknya tidak  berlebihan dalam mengkonsumsinya, karena didalam biji nangka terdapat  senyawa oligosakarida yang sulit diserap dalam proses pencernaan sehingga dapat  menyebabkan terjadinya fermentasi (digunakan sebagai sumber energi) oleh  bakteri-bakteri yang terdapat dalam saluran pencernaan. Akibatnya akan terbentuk  gas-gas seperti karbondioksida, hidrogen dan sejumlah kecil metana. Gas-gas  inilah yang akhirnya menumpuk dalam lambung dan menimbulkan flatulensi.
Carboxy methyl cellulose (CMC) adalah salah satu bahan tambahan  makanan berupa bahan penstabil yang berfungsi sebagai pengikat air dan  pembentuk gel. CMC bisa ditambahkan pada proses pembuatan yoghurt. Level  penggunaan CMC pada produk makanan seperti yoghurt atau ice cream harus  kurang dari 1% dan pada umumnya hanya 0,1% - 0,5%. Penggunaan bahan  penstabil berguna untuk meningkatkan  viskositas dan mencegah terjadinya  sineresis pada yoghurt. Tetapi penggunaan bahan penstabil yang berlebihan dapat  menyebabkan efek pada tekstur serta penampakan yoghurt yang kasar.


Download lengkap Versi PDF