BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Kedisiplinan
merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan
secara keseluruhan dapat dilaksanakan
dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan
yang teratur menunjukkan tingkat kesungguhan
tim kerja dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut adanya hukuman terhadap karyawan yang gagal
memenuhi standard yang ditentukan. Oleh
karena itu tindakan disiplin tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan
bijak.
Kesuksesan atau kegagalan suatu
organisasi ditentukan oleh banyak hal, salah
satunya adalah kepemimpinan yang dibangun di dalam organisasi tersebut.
Thoha (2007:7) menyatakan
kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam
mengarahkan, mendorong,dan mengatur
seluruh unsur-unsur dalam kelompok atau organisasi untuk dapat mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus dapat
menemukan dan menerapkan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi bawahan yang dipimpinnya.
Kriteria pemimpin yang sukses
adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi
creator (pencipta) dan motivator (pendorong) bagi bawahannyadengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang
dapat memacu peningkatan disiplin kerja
karyawannya.
Disiplin kerja adalah suatu
sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk
mengikuti peraturan yang telah ditetapkan
perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2006:199).
Perilaku tidak disiplin yang
timbul merupakan cerminan dari persepsi negatif pegawai terhadap kontrol yang dilakukan oleh
perilaku pimpinan. Sebaliknya perilaku
disiplin seorang karyawan yang timbul
merupakan cerminan dari persepsi positif
terhadap kontrol atasan atau pimpinan.
Disiplin merupakan suatu proses
yang negatif, yaitu suatu yang memaksa tingkah
laku karyawannya yang bermasalah. Sikap seperti ini dapat menimbulkan perasaan ragu-ragu pada semua orang yang
terlibat. Proses disiplin ini dapat digunakan
sebagai sebuah kesempatan untuk membalik sebuah situasi yang bermasalah menjadi suatu yang menguntungkan
semua pihak dan untuk mengubah perilaku
sertta bukan untuk menghukum karyawan yang bermasalah.
Kenyataannya sebagian karyawan
perilakunya sesuai dengan harapan organisasi, dan sebagian lain yang perilakunya cukup
diterima, namun ada pula beberapa karyawan
yang sering menimbulkan masalah walaupun tidak semuanya seperti itu.
Kedisiplinan merupakan salah satu
fungsi operatif dari manajer karena semakin
disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang
berkualitas. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk
mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja
karyawan dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja dan tanda
pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap
peraturan.
PT.Telekomunikasi Indonesia
Cabang Medan adalah suatu perusahaan penyedia
layanan telekomunikasi dan jaringan di Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia cabang
Medan, kepemimpinan dalam kerja
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan memiliki pengaruh terhadap disiplin kerja
karyawan. Setiap perusahaan selalu ingin
meningkatkan disiplin kerja karyawannya semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuan perusahaan. Apabila
perusahaan lalai dalam memperhatikan
maka disiplin kerja karyawan akanmenurun.
Pimpinan sumber daya manusia
PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan
merupakan pemimpin yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Salah satu tindakannya dapat dilihat dari kehadirannya di
kantor tepat waktu dan absen dengan
alasan yang jelas. Manajer sumber daya manusia tersebut sebagai pemimpin salah satu bagian memberikan contoh
teladan yang dapat diikuti oleh karyawan
lain. Bagi sebagian karyawan bisa mengikuti sikap disiplin pemimpin tersebut, namun ada pula beberapa karyawan
yang menganggap sikap disiplin tersebut
bersifat negatif yang dikaitkan dengan sanksi atau hukuman.
Salah satu indikator yang
digunakan untuk melihat disiplin kerja karyawan adalah tingkat absensi, ketepatan jam kerja,
menyelesaikan tugas sesuai jadwal, dan ketaatan
terhadap peraturan. Maka untuk itu akan dikemukakan jumlah karyawan dan tingkat absensi karyawan pada
PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan seperti padaTabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Daftar Absensi Karyawan PT.Telekomunikasi
Indonesia Cabang Medan Sumber : Sumber
Daya Manusia PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang Medan (2009),diolah Keterangan : Sakit dengan Keterangan = Sakit
dengan keterangan surat dokter.
Sakit tanpa Keterangan = Sakit tanpa keterangan surat dokter.
Izin = Adanya keterangan surat yang bersangkutan.
Tanpa Keterangan = Tidak adanya keterangan apapun dari
karyawan.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa
karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia Cabang
Medan tiap bulannya ada yang tidak hadir dengan berbagai alasan.
Masalah absensi merupakan masalah
yang berkaitan dengan kedisiplinan dalam bekerja.
Keterangan Juli
Agustus September Oktober
November Desember Jlh %
Jlh % Jlh
% Jlh %
Jlh % Jlh % Sakit Dengan Keterangan 1 – 2 hari 3 1.90
2
1.27 2 1.27
2 1.27 2
1.27 2 1.
3 – 4 hari 2
1.27 2 1.27
2 1.27 3
1.90 2 1.27 3 1.
> 5 hari 2
1.27 3 1.90
1 0.63 2
1.27 3 1.90 3 1.
Sakit Tanpa Keterangan 1 – 2 hari 1
0.63 2 1.27
1 0.63 2
1.27 2 1.27 2
1.
3 – 4 hari 2
1.27 1 0.63
2 1.27 2
1.27 2 1.27 1 0.
> 5 hari 1
0.63 1 0.63
2 1.27 2
1.27 0 0.00 2 1.
Izin 1 – 2 hari
1 0.63 2
1.27 1 0.63
1 0.63 1
0.63 3 1.
3 – 4 hari 2
1.27 1 0.63
2 1.27 2
1.27 3 1.90 3 1.
> 5 hari 2
1.27 1 0.63
3 1.90 3
1.90 3 1.90 4 2.
Tanpa Keterangan 1 – 2 hari 1 0.
1
0.63 1 2.53
2 1.27 1
0.63 2 1.
3 – 4 hari 1 0.
2
1.27 1 2.53
2 1.27 2
1.27 4 2.
> 5 hari 2 1.
1
0.63 1 2.53
2 1.27 0
0.00 3 1.
Skripsi Manajemen:Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT Telekomunikasi Indonesia
Download lengkap Versi PDF