BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan
dewasa ini harus memikirkan mengenai bisnis dan strategi pemasaran mereka dengan lebih kreatif dan inovatif.
Adalah suatu hal penting bagi suatu perusahaan
untuk menyadari bahwa mereka bergerak dalam persaingan yang berubah dengan sangat cepat, kemajuan teknologi,
peraturan hukum dan kebijakan perdagangan
serta perubahan kesetiaan pelanggan. Kondisi ini mau tidak mau membuat perusahaan harus terus menerus
melakukan inovasi produk yang memuaskan
konsumen untuk dapat mencapai tujuan organisasi.
Minat beli merupakan pernyataan
mental dari diri konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek
tertentu. Jika seseorang mempunyai
motivasi yang tinggi terhadap suatu objek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berprilaku menguasai produk
tersebut. Pelanggan hanya akan berminat
untuk membeli produk dengan penawaran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan harapan dan berdasarkan
pandangan nilai mereka, maka langkah penting
yang harus ditempuh oleh perusahaan dewasa ini adalah mengeksplorasi pandangan nilai tersebut. Salah satu pandangan
nilai adalah Estetika.
Estetika dapat berfungsi sebagai daya tarik emosional yang
sangat ampuh untuk menarik perhatian konsumen.
Pertarungan produk tidak lagi terbatas pada keunggulan kualitas, atau teknologi canggih semata, tetapi juga pada
usaha mendapatkan nilai tambah untuk memberikan
manfaat emosional kepada konsumen.
Aspek estetika yang dapat
dieksplorasi adalah melalui desain kemasan. Daya tarik suatu produk tidak dapat dilepaskan dari
kemasannya. Kesan pertama dalam setiap penilaian yang umum dilakukan oleh
setiap orang terhadap sesuatu yang baru dilihat
adalah dari kemasannya dan penampilan fisiknya.
Kemasan adalah wadah atau tempat
yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton,
atau material lainnya yang digunakan untuk
penyampaian barang dari produsen ke konsumen.
Penampilan fisik yang efektif
menarik perhatian akan membuat pelanggan mencari tahu lebih lanjut mengenai produk dan pada
akhirnya akan melakukan pembelian.
Aksi yang diharapkan adalah
pelanggan mencari tahu lebih lanjut mengenai produk dan pada akhirnya menutup transaksi dengan
pembelian.
Definisi efektifitas Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan,
manjur, membawa hasil dan merupakan
keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektifitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan
instruksional khs yang telah dicanangkan.
Secara umum efektifitas
menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.
Produk Sidomuncul telah dikenal luas oleh
masyarakat sebagai leading brand (pemimpin
merek) produk jamu dan produk konsumsi lainnya. Sejumlah prestasi dan penghargaan telah dicapai oleh PT
Sidomuncul sejak tahun 2000 yaitu
sertifikat Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) dan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
sesuai standar farmasi dari Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Platinum Award dan Platinum The
Indonesian Basic Brand Award (IBBA)
untuk produk kuku bima, Cakram Award
serta sertifikat Obat Herbal Terstandar (OHT) yang dterima oleh produk Tolak Angin
dari Badan POM. Kedua program unggulan
dari Sidomuncul ini juga telah meraih penghargaan The Word of Mouth Marketing (WOMM) Award, Top Brand Award dan Indonesian
Customer Satisfaction Award (ICSA). Pemasaran produk Tolak Angin dan Kuku Bima
Sido Muncul selain dalam negeri
juga telah merambah pasar Internasional
seperti Hongkong , Pilipina, Singapura, Malaysia.
PT Sido muncul melihat besarnya
peluang yang ada khsnya di pasar do mestik, sehingga didirikanlah PT Mulia Utama Mandiri pada tanggal 20 Maret
2006, berkedudukan di Medan sebagai
perusahaan distributor. PT Mulia Utama Mandiri adalah anak perusahaan dari PT Sidomuncul
dengan jaringan distribusi meliputi wilayah
Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. Salah satu produk unggulan yang ditawarkan adalah produk Tolak Angin.
Pada awal kemunculannya, produk Tolak
Angin diluncurkan dalam bentuk jamu serbuk yang berkhasiat mengatasi masuk angin. Lalu pada perkembangannnya, PT
Sidomuncul melakukan strategi perluasan
lini produk dengan meluncurkan Tolak Angin Cair dengan kemasan lebih sederhana
berbentuk persegi panjang dengan kemasan plastik yang unik, mudah dibawa dan lebih menarik dibanding
pendahulunya. Pada perkembangan selanjutnya, demi
memaksimalkan strategi pemasaran, PT Sidomuncul kembali meluncurkan produk yang sama dalam kemasan yang lebih
inovatif yang berbentuk permen.
Strategi perluasan lini produk
bukan hal yang baru dalam dunia pemasaran, dimana strategi pengembangan merek ini banyak
digunakan oleh praktisi – praktisi pemasaran di dalam aktivitas peluncuran produk
baru. Salah satu pertimbangan adalah
bahwa perusahaan merasa bisa mendapatkan keuntungan dari adanya ikatan emosional yang telah terbentuk antara merek
induk dengan perluasannya sehingga investasi
yang dibutuhkan untuk perluasan merek bisa lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan merek yang baru.
Bertitik tolak dari uraian di
atas dan melihat betapa pentingnya kemasan bagi produk, penulis ingin mengetahui apakah
strategi perluasan lini produk melalui desain
kemasan yang dilakukan oleh PT Sidomuncul cukup efektif dalam mendongkrak minat beli konsumen,yang
dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:
“Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama
Mandiri (Distributor Tunggal PT Sidomuncul
Cabang Medan)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar
belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah: “Apakah Tolak Angin Sidomuncul yang dikemas dalam bentuk Permen cukup efektif dalam mempengaruhi minat beli pada PT
Mulia Utama Mandiri ?”.
C. Kerangka Konseptual Minat beli merupakan “kecenderungan konsumen
untuk membeli suatu merek atau mengambil
tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian”(Assael,2001).
Kunci utama untuk membuat sebuah
desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana),
fungsional, dan menciptakan respon emosional
positif yang secara tidak langsung berkata “Belilah saya” (Iwan Wirya,1999:11).
Penampilan kemasan harus memiliki
daya tarik sehingga tercipta sebuah desain kemasan yang efektif dan efisien. Daya
tarik kemasan dapat digolongkan menjadi
2 (dua), yaitu: 1. Daya Tarik Visual
(Estetika) Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup
unsur grafis (warna, bentuk, merek,
ilustrasi, huruf, tata letak). Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menicptakan
suatu kesan untuk memberikan daya tarik
visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis.
Skripsi Manajemen:Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli
Download lengkap Versi PDF