Skripsi Kimia:UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indicaLinn.) TERHADAP LARVA UDANG Artemia salinaLeach


BAB I  PENDAHULUAN  
1.1  Latar Belakang  Indonesia  adalah  negara  tropis  yang  kaya  sumber  day a  hayati.  Indonesia  memiliki ± 30.000 spesies tanaman dan ± 7.000 spesies diantaranya yang dikenal  sebagai  tanaman  berkhasiat  obat.  Banyak  spesies  tanaman  di  Indonesia  yang  masih belum dikenal manfaat, kandungan kimia dan bioaktivitasnya.
Tanaman  anting-anting  (Acalypha  indica L.)  dikenal  sebagai  salah  satu  tanaman  obat.  Masyarakat  sering  menggunakan  tanaman anting-anting  sebagai  tanaman untuk menyembuhkan penyakit disentri basiler dan disentri amuba, diare,  malnutrisi, mimisan, muntah darah, buang air besar berdarah, buang air berdarah,  malaria  (Arisandi  dan  Andriani,  2008).  Wijayakusuma (2006)  menyebutkan  bahwa  tanaman  ini  juga  digunakan  untuk  rematik  sendi  dan  menurunkan  asam  urat. Tanaman ini tampaknya belum begitu populer secara umum sebagai tanaman  obat  bagi  masyarakat  di  Indonesia.  Keberadaan  tanaman  anting-anting  sangat  melimpah.  masyarakat  lebih  mengenalnya  sebagai  tanaman  liar  yang  sering  dijumpai di pinggir jalan, lapangan rumput yang tidak terawat dan bahkan sebagai  pengganggu  di  lahan  pertanian  yang  dapat  menghambat pertumbuhan  tanaman  pertaniannya.

Allah telah menciptakan makhluknya di bumi ini meliputi manusia, hewan  dan  tumbuhan.  Tumbuhan  yang  telah  disediakan  Allah  sangat  banyak  dan  memiliki  manfaat  yang  cukup  banyak  agar  manusia  selalu  mengingat  akan  kekuasaan Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat asy-Syu’ara ayat 7 yang  berbunyi (Al-Qur'an dan terjemahnya"Dan  apakah  mereka  tidak  memperhatikan  bumi,  berapakah  banyaknya  Kami  tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik"(QS.  asySyu’ara:7) Berdasarkan  ayat  tersebut  kata  karim antara  lain  digunakan  untuk  menggambarkan  segala  sesuatu  yang  baik  bagi  setiap  objek  yang  disifatinya.
Tumbuhan  yang  baik  adalah  tumbuhan  yang  subur  dan  bermanfaat  (Shihab,  2002).  Allah  telah  menumbuhkan  dari  bermacam-macam  tumbuhan  yang  baik  untuk  makhluk-Nya  yaitu  tumbuhan  yang  bermanfaat.  Manfaat  tumbuhan  salah  satunya digunakan sebagai tanaman obat, seperti halnya sabda Nabi Muhammad  SAW dalam HR. Ibnu Majah berikut (Farooqi, 2005):  " Allah tidak menciptakan suatu penyakit tanpa menciptakan pula obat untuknya.
Barang siapa mengerti hal ini, ia mengetahuinya danbarang siapa tidak mengerti  hal ini, ia tidak mengetahuinya kecuali kematian ."(HR. Ibnu Majah)  Hadits di atas menunjukkan bahwa betapa adilnya Allah yang memberikan  suatu  penyakit  beserta  penawarnya  (obat).  Pengetahuan  yang  akan  menuntun  manusia untuk menemukan obat-obatan yang telah tersedia di alam, seperti obat  dari tanaman. Jika manusia tidak mengembangkan ilmupengetahuan, maka tidak  akan  pernah  tahu  adanya  obat  yang  berasal  dari  tanaman  yang  biasanya  tidak  dihiraukan. Tanaman anting-anting merupakan salah satu bukti tanaman obat yang  ditumbuhkan  di  bumi  ini.  Oleh  karena  itu,  perlu  adanya  penelitian  mendukung  akan potensinya sebagai obat tersebut.
Wijayakusuma (2006) menyebutkan kandungan tanaman Acalypha indica mengandung  senyawa  alkaloid,  acalyphine  dan  asam  galat.  Penelitian  mengenai  tanaman  ini  belum  dilakukan  secara  meluas,  sehingga dalam  penelitian  ini  dilakukan  pengujian  awal  untuk  mengetahui  adanya  potensi  bioaktivitas  dan  kandungan kimianya melalui uji fitokimia.
Pengujian  toksisitas  senyawa  dalam  farmakologi  membutuhkan  waktu  yang  cukup  lama  untuk  mengetahui  efeknya  terhadap  manusia.  Uji  toksisitas  tahap  awal  dilakukan  untuk  mengetahui  dosis/  konsentrasi  LD 50/LC   yang  biasanya  diujikan  terhadap  organisme  akuatik  (Soemirat,  2005).  Salah  satu  organisme  yang  sesuai  untuk  mengetahui  bioaktivitas senyawa  melalui  uji  toksisitas tahap awal adalah  brine shrimp(udang laut) dari jenisArtemia salina.
Metode pengujian  Brine Shrimp Test(BST) menggunakan  Artemia salinaLeach  dianggap  dapat  memprediksikan  adanya  daya  sitotoksik  senyawa-senyawa  antikanker,  sehingga  sering  digunakan  untuk  skrining  awal  pencarian  senyawa  antikanker (Indrayani, 2006).
Metode BST diperkenalkan oleh Mayer pada tahun 1982 yang digunakan  untuk  memantau  adanya  aktivitas  farmakologi  (terutama  anti  kanker)  dari  suatu  fraksi atau fraksi-fraksi tanaman. Keunggulan metode ini yaitu waktu pelaksanaan  cepat,  biaya  relatif  murah,  praktis,  tidak  memerlukan  teknik  aseptis,  tidak  memerlukan  perawatan  khusus,  menggunakan  sampel  yang  relatif  sedikit,  tidak  memerlukan  serum  hewan  serta  hasil  ujinya  berkolerasi  baik  dengan  beberapa  metode  uji  sitotoksik.  Prinsip  uji  BST  adalah  menarik  hubungan  antara  konsentrasi larutan ekstrak/fraksi terhadap respon  kematian  Artemia salinaLeach  (Wahyono, 2004 dalam Farihah, 2008).
Golongan senyawa kimia dalam tanaman yang berkaitandengan aktivitas  antikanker  maupun  antioksidan  antara  lain  adalah  golongan  alkaloid,  terpenoid,  polifenol, flavonoid dan senyawa resin (Mills et al, 2000 dalam Lisdawati, 2002).
Tanaman ini diantaranya mengandung golongan senyawatersebut, sehingga perlu  dilakukan  penelitian  ini  sebagai  skrining  awal  bioaktivitas  senyawa  seperti  sebagai antikanker.
Pengujian senyawa yang memiliki potensi bioaktivitas sebagai antikanker  dapat  dilakukan  dengan  pengujian  toksisitasnya.  Pengujian  terhadap  kadar  toksisitas  ekstrak  tanaman  dilakukan  dengan  mengamati  tingkat  kematian  (mortalitas)  yang  ditimbulkan  oleh  ekstrak  terhadap larva  udang  jenis  Artemia  salinaLeach setelah dilakukan pengujian selama 24 jam. Batas aktivitas biologi  tanaman  adalah  dengan  nilai  LC50  (Lethal  Concentration 50)<  1000  µg/mL  (Meyer  et  al,  1982  dalam  Lisdawati,  2002).  Pengujian  dengan  Artemia  salina  digunakan  sebagai  uji  pendahuluan  terhadap  tingkat  toksisitas  ekstrak  tanaman  yang  memiliki  bioaktivitas  sebagai  antikanker  maupun  antioksidan  (Lisdawati,  2002).
Hasil  penelitian  Lisdawati  (2002)  menunjukkan  bahwa ekstrak  tanaman  buah  mahkota  dewa  menunjukan  toksisitas  yang  sangat tinggi,  yaitu  nilai  konsentrasi yang menyebabkan kematian 50% larva udang (LC  ) berkisar antara  0,1615-11,8351  µg/mL. Semakin kecil nilai LC  yang dimiliki ekstrak tanaman  maka  akan  semakin  toksik  tanaman  tersebut  dan  semakin  berpotensi  untuk  memiliki aktivitas biologi/ efek farmakologi. Bogoriani dkk. (2007) menyebutkan  telah  dilakukan  isolasi  dan  identifikasi  salah  satu fraksi  aktif  sitotoksik  daun  andong (Cordyline terminalis  Kunth) terhadap larva udang  Artemia salinaLeach  dengan  LC 50  sebesar  41,64  ppm  dan  di  dalam  fraksi  aktif  tersebut  positif  mengandung senyawa saponin.
Bioaktivitas  tanaman  sangat  dipengaruhi  oleh  kandungan  senyawa  kimia  yang  terdapat  di  dalamnya,  sedangkan  untuk  mendapatkan  senyawa  kimia  yang  bersifat aktif tersebut dipengaruhi oleh metode pemisahan meliputi cara ekstraksi  dan  pelarut  yang  digunakan.  Perbedaan  kandungan  senyawa  kimia  yang  ada  menunjukkan  perbedaan  aktivitas  farmakologi  dari  tanaman  yang  bersangkutan.

Metode yang digunakan untuk melakukan uji bioaktivitas juga memegang peranan  penting  dalam  memberikan  hasil  yang  ingin  diketahui dari  aktivitas  tanaman  tersebut selain dipengaruhi oleh jenis senyawa kimia (Lisdawati, 2002).
Download lengkap Versi PDF