Skripsi Kimia:UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KATEKIN HASIL ISOLASI DARI DAUN TEH (Camellia sinensis L. var. Assamica)

BAB  PENDAHULUAN  
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan perkebunan teh yang cukup luas.
Tanaman teh yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan varietas Assamica yang berasal dari India, berbeda dengan tanaman teh yang tumbuh di Jepang dan China yang merupakan teh varietas Sinensis. Teh varietas Assamica memiliki kelebihan dalam hal kandungan katekinnya (zat bioaktif utama dalam teh) yang lebih besar. Oleh karena itu, teh varietas Assamica ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk olahan pangan dan farmasi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Hartoyo, 2003).
Selain sebagai obat, teh juga bisa digunakan sebagai bahan aditif  berupa zat pengawet pada ikan, produk kosmetik dan makanan (Anonymous, 2008).
Untuk memanfaatkan komponen bioaktif dalam teh dan memperluas aplikasinya diperlukan suatu bentuk produk yang mudah digunakan. Adapun bentuk teh yang praktis tersebut adalah ekstrak teh. Dalam ekstrak teh (kering atau konsentrat) terdapat kandungan komponen bioaktif katekin yang tinggi. Produk ekstrak teh ini  dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (pangan, kosmetik, dan lain-lain) atau diproses lebih lanjut untuk mendapatkan senyawa bioaktif murni (Hartoyo, 2003).

Allah menciptakan semua yang ada di dunia ini tidaklah sia-sia dari yang kecil hingga yang besar. Makhluk hidup (hewan, tumbuhan dan lain-lain)  semuanya dapat dimanfaatkan oleh manusia jika manusia itu berfikir. Allah menjaga semua yang telah Ia ciptakan agar tetap hidup. Allah membuktikannya  dengan diturunkan oleh-Nya hujan sebagai sumber kehidupan, dan agar manusia dapat mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Allah telah menjelaskannya dalam surat Al-Anaam ayat 99: "Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami    tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman"(QS.Al-Anaam: 99) .   Menurut Tafsir Nurun Quran (Imani, 2005) dijelaskan bahwa Allah telah menciptakan segala macam tanaman sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah dan sebagai bahan untuk berfikir agar tercipta kemaslahatan umat. Penjelasan di atas didukung dengan firman Allah dalam surat Asy-syuara ayat 7 yang berbunyi: "Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik"(QS.AsySyuara:7)   Shihab (2002) memberikan tafsir bahwa Allah menumbuhkan dari bermacam-macam tumbuhan yang baik yaitu subur dan bermanfaat. Seperti halnya teh yang di dalamnya banyak memberikan manfaat jika dikonsumsi oleh manusia sebagai minuman. Teh dalam kehidupan masyarakat secara umum dikenal sebagai minuman, selain itu juga dapat digunakan sebagai antibakteri alami atau pengawet alami.
Penambahan bahan pengawet pada makanan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan atau penurunan mutu bahan pangan.  Bahan pengawet dapat mencegah kerusakan biologi yang disebabkan oleh mikroorganisme atau disebut dengan antibakteri.
Beberapa bahan pengawet atau komponen antibakteri telah digunakan sejak lama (Ardiansyah, 2007). Penggunaan pengawet sintetis pada berbagai makanan cukup meresahkan, contoh jenis bahan pengawet sintetis yang digunakan dalam industri makanan adalah formalin, boraks dan lain-lain. Fakta tersebut tentu saja sangat meresahkan masyarakat yang senantiasa ingin hidup sehat. Karena itu, upaya pencarian pengawet alami sangat perlu dilakukan (Anonymous, 2008).
Telah dilakukan penelitian tentang efisiensi polifenol daun teh melawan pemudaran warna oleh sinar UV pada ikan berwarna merah yaitu salmon.
Karotenoid dalam sampel memudar warnanya seiring dengan matinya ikan.
Namun, dengan penambahan polifenol teh, pemudaran warna merah daging ikan dapat dicegah lebih lama(Alamsyah, 2006).
Penelitian Zulaekah (2005), tentang pengaruh konsentrasi ekstrak daun teh pada pengawetan telur asin, menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi  ekstrak daun teh yang digunakan pada pembuatan telur rebus maka akan menghasilkan telur rebus dengan jumlah total bakteri paling sedikit. Pada perlakuan penambahan konsentrasi ekstrak daun teh yang terdiri dari empat level yaitu 0 %, 1 %, 2 %, 3 %. Dari penelitian ini jumlah bakteri yang paling sedikit pada pembuatan telur asin menggunakan rendaman ekstrak daun teh dengan konsentrasi 3 % sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri golongan Pseudomonasdan nilai keamanannya lebih baik.
Polifenol dapat diisolasi dari daun teh menggunakan metode maserasi dan cara terbaik untuk memisahkan dan mengidentifikasi senyawa fenol adalah dengan KLT (Harborne, 1987). Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) dapat  digunakan untuk memisahkan campuran senyawa dari sampel dalam jumlah besar berdasarkan fraksinya sehingga diperoleh senyawa murni berupa kromatogram  untuk uji identifikasi (Towshend, 1995).
Penelitian Amarowicz (2005) tentang pemisahan (-)-Epigallocatechin-3-gallate (EGCG) menggunakan KLT  dengan fase diam plat silika gel dan 3 fase gerak yang digunakan untuk pemisahan  EGCG dari ekstrak kasar daun teh dengan nilai Rf yang berbeda, yaitu etil asetat:air:asam format (90:5:5;v/v/v) dengan nilai Rf 0,88, toluena:aseton:asam format (30:30:10;v/v/v) dengan nilai Rf  0,61 dan kloroform:metanol:air (65:35:10;v/v/v) dengan nilai Rf 0,62.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian  tentang identifikasi senyawa katekin hasil isolasi dari daun teh (Camellia sinensis, L. var.
Assamica) dengan menggunakan KLT untuk memisahkan senyawa katekin yang efektif sebagai antibakteri alami dalam bentuk ekstrak antibakteri yang dapat  menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan alam hayati Indonesia, dengan tujuan untuk pencarian eluen terbaik dalam pemisahan senyawa aktif khususnya senyawa  katekin sehingga diketahui fraksi-fraksi aktif yang mempunyai potensi sebagai antibakteri yang terdapat dalam hasil ekstrak daun teh.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:  1. Bagaimana efektivitas antibakteri senyawa katekin hasil isolasi daun teh (Camellia sinensis, L.var. Assamica)? 2. Senyawa katekin apakah yang efektif sebagai antibakteri dari hasil isolasi daun teh (Camellia sinensis, L. var. Assamica)?  1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri senyawa katekin hasil isolasi daun teh (Camellia sinensis, L.var. Assamica).
2. Untuk menentukan senyawa katekin apa yang efektif sebagai antibakteri dari hasil isolasi daun teh (Camellia sinensis, L. var. Assamica).   1.4 Batasan Masalah 1. Sampel yang digunakan adalah pucuk daun teh (Camellia sinensis, L.) varietas  Assamicayang di ambil dari perkebunan teh Wonosari, Lawang, Malang.
2. Uji antibakteri dilakukan secara in vitro terhadap bakteri Pseudomonas  fluorescens dan Micrococcus luteus.

3. Identifikasi senyawa katekin daun teh yang efektif sebagai antibakteri dengan spektrofotometer FTIR  1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai pemanfaatan teh bagi kesehatan dan untuk memperoleh senyawa katekin dari daun teh yang efektif sebagai antibakteri serta memberikan informasi tentang pengaplikasian teh sebagai antibakteri alami atau pengawet alami pada makanan terutama pada ikan yang lebih aman dan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti antibakteri sintetik.BAB II TINJAUAN PUSTAKA  2.1 Tanaman Teh dalam Perspektif Islam Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta yang dapat melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Dalam melangsungkan kehidupan, tumbuhan tidak hanya membutuhkan sinar matahari akan tetapi juga membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang. Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S. At-Thaha ayat 53: "Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan mencurahkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkandengan air hujan itu berjenis-jenis tumbuhan" (Q.S.At-Thaha: 53).

Download lengkap Versi PDF