BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Allah Swt
menciptakan alam dan
isinya seperti hewan dan
tumbuhtumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, semuanyatidak ada yang
sia-sia dalam ciptaan-Nya.
Manusia diberikan kesempatan
yang seluas-luasnya untuk mengambil manfaat
dari hewan dan
tumbuhan (Ahmad, 2006).
Allah Swt berfirman dalam Al-Qu’ran surat As-Sajdah ayat
27Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang
tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan
itu tanaman yang
daripadanya makan hewan
ternak mereka dan mereka
sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?(Q.S. As-Sajdah: 27).
Ayat di
atas menjelaskan bahwa
Allah Swt menciptakan
hewan dan tumbuhan
untuk kepentingan manusia.
Tetapi, manusia tidak dibenarkan
hanya menikmati apa yang
diciptakan Allah Swt kepada mereka begitu saja, tanpa mau berfikir
dan berusaha untuk
meningkatkan kualitas ciptaan-Nya
dan mengembangkannya menjadi
suatu ilmu pengetahuan.
Tumbuhan merupakan
salah satu sumber
daya alam penting,
yang memiliki nilai
khusus baik dari
segi ekonomi. Tumbuhan
merupakan tempat terjadinya
sintesis senyawa organik
yang kompleks menghasilkan
sederet golongan senyawa
dengan berbagai macam
struktur. Usaha pencarian
senyawa baru terhadap
tumbuhan yang belum
banyak diteliti akan
lebih menarik dan prospektif
karena kemungkinan lebih besar menemukansenyawa baru (Copriady, dkk, 2001).
Tumbuhan cabai
merupakan tanaman yang
dibutuhkan di seluruh dunia.
Rasa buahnya
yang pedas merupakan
salah satu ciri
yang membuatnya dicari orang
(Andrianto dan Indarto,
2004). Cabai merah
(Capsicum annuum Linn.) merupakan
tanaman yang termasuk
dalam keluarga solanaceae
dan merupakan tanaman asli Amerika Tropik. Cabai besar
mempunyai banyak varietas yaitu cabai merah (Capsicum
annuum var.longum), cabai
bulat (Capsicum annuum var.abbreviata), paprika (Capsicum annuum var.grosum), cabai hijau (Capsicum annuum var.annuum), capsicum annuum
var.glabriusculum (Setiadi, 1994). Cabai sering
digunakan dalam masakan,
selain itu tumbuhan ini
juga menjadi sumber nutrisi yang penting bagi manusia terutama
sebagai sumber vitamin A dan C dan senyawa-senyawa fenol
asam dan netral.
Buah cabai sangat
banyak manfaatnya selain
untuk kegiatan masak-memasak. Cabai
yang kaya akan
vitamin A dapat mencegah kebutaan
kebutaan dan menyembuhkan
sakit tenggorokan. Bidang industri
memanfaatkan bubuk cabai
dalam makanan dan minuman
untuk menggantikan fungsi lada
(Setiadi, 1994). Maforimbo(2002) menunjukkan bahwa ekstrak
paprika yang mengandung
karotenoid, mempunyai aktifitas
antioksidan yang tinggi dalam
menghambat reaksi radikal bebas pada minyak bunga matahari.
Cabai merah memiliki warna merah
terutama selama penuaan buah yang berasal
dari pigmen karotenoid. Umumnya konsentrasi karotenoid, asam askorbat, flavonoid,
phenolic acids, dan
komponen kimia lainnya
meningkat dengan meningkatnya umur lombok kecuali lutein yang
mengalami penurunan (Hidayat, 2007).
Karotenoid biasanya
terdapat pada buah-buahan
yang berwarna merah.
Penelitian Mahardian (2003)
menunjukkan bahwa karotenoid dapat diperoleh dari buah tomat yang berwarna merah. Mahardian
mengekstrak karotenoid dari tomat dengan maserasi
menggunakan
heksana-aseton-etanol
(2:1:1) selama 10
menit.
Ekstrak yang diperoleh kemudian
diisolasi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan pelarut diklorometana:n-heksana (3:10).
Hasil KLT menghasilkan 3 noda yaitu (1)
noda berwarna jingga (Rf = 0,4115) yang diperkirakan senyawa likopen, (2) noda berwarna kuning muda (Rf = 0,5208) yang dapat
diperkirakan xantofil dan (3) noda
berwarna kuning (Rf = 0,625) merupakancampuran
α-karotendan β-karotenyang tidak
terpisahkan.Penelitian lain menggunakan campuran pelarut aseton:metanol
untuk mengekstrak senyawa
karotenoid pada buah tomat.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada buah
tomat terdapat senyawa
karotenoid yaitu phytoene,
β-β-karoten, ε-karoten, β-zeakaroten,
β-ψ-karoten, neurosporene dan likopen
(Britton, 1995). Mendez
dan Mosquera (2002)
mengekstrak karotenoid dari
Capsicum annuum cv Bola
yang tumbuh di
Spanyol menggunakan pelarut
aseton. Setelah dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis menggunakan
eluen petroleum eter:aseton:dietilamin (10:4:1)
menunjukkan bahwa senyawa
karotenoid yang terkandung adalah
cucurbitaxantin A, zeaxastin dan
lutein.
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian terhadap cabai merah di Indonesia (Capsicum
annuum L.) dengan menggunakan variasi pelarut dan eluen untuk mengetahui
senyawa karotenoid yang terkandung didalamnya.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1.
Pelarut apakah yang
terbaik untuk memperoleh
ekstrak kasar senyawa karotenoid pada cabai merah (Capsicum annuum
L.)? 2.
Eluen apakah yang terbaik untuk pemisahan ekstrak kasar karotenoid dari cabai merah (Capsicum annuum L.) dengan
menggunakan KLT analitik? 3. Jenis
senyawa karotenoid apakah
yang terdapat dalam cabai
merah (Capsicum annuum L.)? 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian ini adalah: 1. Mengetahui
pelarut terbaik untuk
memperoleh ekstrak kasar senyawa karotenoid pada cabai merah (Capsicum annuum
L.).
2. Mengetahui eluen terbaik untuk pemisahan
ekstrak kasar karotenoid cabai merah
(Capsicum annuum L.) dengan menggunakan KLT analitik.
3. Mengetahui
jenis senyawa karotenoid
yang terdapat dalam cabai merah (Capsicum
annuum L.).
1.4 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
Tanaman yang digunakan
adalah cabai merah
yang berumur 70-75
hari didapat dari daerah Wajak
Malang.
2. Identifikasi
dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis
dan spektrofotometer FTIR.
3. Pelarut yang digunakan adalah pelarut
campuran n-heksana:aseton:etanol (2:1:1),
campuran aseton:metanol (7:3) dan aseton.
4. Eluen
yang digunakan adalah
eluen diklorometana:heksana (1:9), toluena:heksana (1:9) dan petroleum
eter:aseton: dietilamin (10:4:1).
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan informasi tentang
senyawa golongan karotenoid yang
terkandung dalam cabai merah (Capsicum annuum L.) yang dapat dimanfaatkan
untuk bahan campuran
pada industri makanan
dan minuman yaitu
sebagai pewarna makanan
dan menggantikan fungsi
lada dalam pembuatan
minuman ginger beer.
Bermanfaat sebagai obat-obatan
untuk menggantikan fungsi
minyak kayu putih.
Selain itu dapat
digunakan dalam peternakan yaitu bagi burung ocehan dan hias,
karena adanya zat capsaicinyang terdapat
dalam placenta tempat
melekatnya biji, mampu
mempertajam lidah burung dan bagi burung hias maka bulu burung
itu akan lebih bercahaya dan lebih menarik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Cabai berasal
dari Amerika tropis,
tersebar mulai dari
Meksiko sampai bagian
utara Amerika Selatan.
Di Indonesia, umumnya cabai
dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Tanaman cabai berbentuk perdu tegak, tinggi 1-1,25 m.
Batang berkayu, percabangan lebar, penampang bersegi,
batang muda berambut
halus berwarna hijau.
Daun tunggal dan
bertangkai (panjangnya 0,5-2,5
cm). Helaian daun
bentuknya bulat telur sampai
elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang
1,5-12 cm, lebar
1-5 cm, berwarna
hijau. Bunga tunggal,
berbentuk bintang, berwarna
putih, keluar dari
ketiak daun. Buahnya
berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada
bagian ujungnya, menggantung, permukan
licin mengkilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas (Dalimartha, 2003).
Download lengkap Versi PDF