Skripsi Kimia:UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KARAGINAN DALAM ALGA MERAH JENIS Eucheuma spinosumdan Gracillaria verrucosa

BAB I  PENDAHULUAN  
1.1 Latar Belakang   Indonesia  merupakan  salah  satu  Negara  bahari terbesar  di  dunia.
Karakteristik  geografis  Indonesia  struktur  dan  tipologi  ekosistemnya  yang  didominasi  oleh  lautan  telah  menjadikan  Indonesia  sebagai  pemilik  keanekaragaman  hayati  terbesar  dunia.  Sumber  daya  kelautan  merupakan  kekayaan alam yang memiliki peluang besar untuk dimanfaatkan.
Dalam surat an-Nahl/16 ayat 14 Allah berfirman Dia-lah,  Allah  yang  menundukkan  lautan  (untukmu),  agar  kamu  dapat  memakan  daripadanya  daging  yang  segar  (ikan),  dan  kamu  mengeluarkan  dari  lautan  itu  perhiasan  yang  kamu  pakai;  dan  kamu  melihat  bahtera  berlayar  padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya  kamu bersyukur.” (QS.16:14)”.
Makna  dari  firman  Allah  SWT  sakhkhara  al-bahra  menerangkan  bahwa  Laut juga ditundukkan sebagai sumber daya alam yangtak ternilai harganya. Laut  adalah lambang dari kesuburan sekaligus kemakmuran.Di laut terdapat beraneka  ragam  potensi  sumberdaya  alam  yang  dapat  diperbaharui  (renewable  resources)  seperti  ikan,  udang,  kepiting,  rumput  laut  dan  lain sebagainya  serta  potensi  sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) seperti  gas  dan  minyak  bumi,  mineral  dan  aneka  bahan  tambang  serta  enersi  ramah  lingkungan.

Menurut Ibnu Katsir ” Penciptaan laut sebagai tempat penyimpanan yang  tidak  pernah  kering  merupakan  nikmat  yang  besar  dari  Allah  SWT.  Laut  tidak  pernah kering dari sumber-sumber makanan yang merupakan hal yang mendasar  dalam  kehidupan  semua  bangsa.  Laut  juga  dapat  dijadikan  sebagai  cadangan  makanan untuk manusia” (Djamil,A., 2004:71).
Dalam kitab  Al-Ma’wa Al-Hayat baina Al-’Ilm wa Al-Qur’an  disebutkan,  kalau  kemajuan  dalam  produksi  pangan  secara  kimiawi telah  memungkinkan  berdirinya  pabrik-pabrik  makanan  baru  hingga  maraknya  pengeksploitasian  sumber  daya  laut  yang  menghasilkan  kekayaan  melimpah  dan  dapat  memacu  perkembangan  zaman,  maka  dalam  waktu  dekat  laut  akan  menjadi  sumber  penghasilan yang padat protein.
Salah satu sumber daya alam laut yang dapat dimanfaatkan adalah rumput  laut. Rumput laut adalah nama umum dalam dunia perdagangan yang digunakan  untuk menyebutkan kelompok alga laut yang hidup di laut. Alga merupakan salah  satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain  dapat  digunakan  sebagai  bahan  makanan,  minuman  dan  obat-obatan,  beberapa  hasil  olahan  alga  seperti  agar-agar,  alginat  dan  karaginan  merupakan  senyawa  yang cukup penting dalam industri (Istini, 1998).
 Pemanfaatan alga masih perlu dikembangkan lagi agar memberikan nilai  tambah, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Seiring dengan perkembangan  teknologi,  alga  telah  ditingkatkan  pemanfaatannya  sehingga  memberikan  nilai  yang lebih tinggi. Salah satu pemanfaatannya adalahsebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambatspesies oksigen  reaktif/spesies  nitrogen  aktif  (ROS/RNS)  dan  juga  radikal  bebas  sehingga  antioksidan dapat mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal  bebas  seperti  karsinogenesis,  kardiovaskuler  dan  penuaan.  Antioksidan  alami  secara  toksikologi  lebih  aman  untuk  dikonsumsi  dan  lebih  mudah  diserap  oleh  tubuh daripada antioksidan sintesis (Madhavi et al, 1996).
Antioksidan sintetik BHA, BHT, PG dan TBHQ sering digunakan untuk  mengontrol  terjadinya  oksidasi.  Akan  tetapi  tidak  menutup  kemungkinan  antioksidan  tersebut  menyebabkan  efek karsinogenik. Oleh karena  itu  penelitian  dan pengembangan antioksidan yang berasal dari alamsedang banyak dilakukan  sebagai  alternatif  pengganti  antioksidan  sintetik.  Penelitian  menunjukkan  bahwa  antioksidan  alami  memiliki  aktivitas  antioksidatif  lebih  tinggi  daripada  antioksidan  sintetis.  Karena  itu,  antioksidan  alami mulai  meningkat  penggunaannya dan menggantikan antioksidan sintesis(Paiva dan Robert, 1999).
Pemanfaatan  alga  sebagai  antioksidan  telah  dilakukan  oleh  beberapa  peneliti, Omar, dkk (2007) melakukan penelitian menggunakan alga coklat jenis  Padina  antillarium  yang  menghasilkan  ekstrak  fukoidan (polisakarida  kompleks  pada dinding sel alga) sebagai antioksidan dengan nilai EC50sebesar 0,337 µg/mL  dengan  metode  DPPH.  Cristiane,  dkk  (2006)  menggunakan  alga  coklat  jenis Fucus  vesiculosus yang  menghasilkan  ekstrak  fukoidan  (polisakarida  kompleks  pada  dinding  sel  alga)  sebagai  antioksidan  dengan  nilai  EC50 sebesar  2,341  µg/mL, alga merah jenisGigartina acicularisyang menghasilkan ekstrak lambda  karaginan sebagai antioksidan dengan nilai EC50sebesar 0,323 µg/mL, alga merah  jenis Eucheuma  cottoni  yang  menghasilkan  ekstrak  kappa  karaginan  sebagai  antioksidan  dengan  nilai  EC   sebesar  2,697  µg/mL,  serta  alga  merah  jenis Eucheuma  spinosium yang  menghasilkan  ekstrak  iota  karaginan  sebagai  antioksidan dengan nilai EC 50sebesar 0,830 µg/mL dengan metode TBA (asam 2-tiobarbiturat).
Salah  satu  jenis  rumput  laut  yang  banyak  dibudidayakan  di  Indonesia  terutama  kabupaten  Probolinggo  adalah  alga  merah  jenis  Eucheuma  spinosium  dan  Gracillaria  verrucosa.  Penelitian  ini  salah  satunya  dilakukan  untuk  memanfaatkan alga merah jenis  Eucheuma spinosium dan Gracillaria verrucosa yang  banyak  dibudidayakan  di  kabupaten  Probolinggo. Kandungan  kimia  dari  alga  merah  jenis  Eucheuma  spinosium adalah   iota  karaginan  adalah  65,75%  (Mubarak, 1982). Kandungan kimia dari alga merah jenis  Gracillaria verrucosa adalah karaginan (47,34%) (Istini, 1998). Iota karaginan merupakan polisakarida  tersulfatkan  dimana  kandungan  ester  sulfatnya  adalah  28-35%.  Adanya  atom  sulfur (S) dan oksigen (O) pada ester sulfat, -OH dan –COOH pada polisakarida,  merupakan situs aktif tempat berinteraksi dengan radikal bebas (Atmadja, 1996).
Beberapa senyawa sulfur pada iota karaginan merupakan pemecah peroksida yang  efektif.  Peranan  ini  dapat  berupa  reaksi  transfer  satu  elektron,  dan  struktur  permulaannya mungkin hanya prekusor inhibitor aktif(Cahyadi, 2006).
Pada  penelitian  Cristiane,  dkk  (2006)  dilakukan  uji aktivitas  antioksidan  karaginan  dengan  menggunakan  metode  TBA,  sehingga  pada  penelitian  ini  dilakukan  uji  aktivitas  antioksidan  karaginan  dengan  menggunakan  metode  lain  yaitu metode DPPH, dikarenakan setiap metode memberikan hasil yang berbeda  pula. Metode DPPH digunakan untuk mengukur daya antioksidan yang diperoleh  dengan menghitung jumlah pengurangan atau peluruhanwarna ungu DPPH yang  sebanding  dengan  pengurangan  konsentrasi  larutan  DPPH  melalui  pengukuran  absorbansi larutan uji. Metode DPPH dipilih karena  sederhana, mudah, cepat dan  peka serta hanya memerlukan sedikit sampel walaupunterbilang harganya mahal.
Metode  DPPH  juga  merupakan  metode  yang  tidak  terbatas  untuk  mengukur  komponen  yang  larut  dalam  pelarut  yang  digunakan  dalam  analisa  (dapat  mengukur aktivitas total antioksidan baik dalam pelarut polar maupun nonpolar)  (Hafid, 2003).

Penelitian  mengenai  penangkapan  radikal  bebas  oleh  suatu  senyawa  antioksidan   ini  juga  perlu  untuk  dilakukan  mengingat  efek  negatif  yang  dapat  ditimbulkan  oleh  suatu  radikal   bebas  jika  berada  di  dalam  tubuh.  Berdasarkan  penelitian Cristiane, dkk (2006) tersebut, maka dilakukan penelitian uji aktivitas  antioksidan  karaginan  dari  dua  jenis  alga  merah  jenis  Eucheuma  spinosium  dan  Gracillaria  verrucosa dengan  metode  DPPH  karena  dimungkinkan  dalam  alga  merah  jenis  Eucheuma  spinosium  dan  Gracillaria  verrucosa terkandung  karaginan yang merupakan senyawa antioksidan.

Download lengkap Versi PDF