BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan
dalam bidang industri
telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat
sejak terjadinya revolusi
industri di daratan
Eropa pada abad pertengahan. Sejak
itu seluruh negara
maju di dunia berpacu
untuk mendirikan pabrik-pabrik.
Pembangunan dalam bidang
industri pada mulanya
bertujuan memberikan kemudahan
bagi manusia melalui produknyaseperti alat-alat listrik (lampu-lampu
merkuri), baterai, klorin
(Cl2) dan lain-lain
(Alfian, 2006).
Peningkatan dalam bidang industri
ini juga dibarengi dengan penggunaan logam berat
yang semakin meningkat.
Logam berat banyak
digunakan dalam industri karena
memiliki sifat antara
lain dapat menghantarkan
listrik dan panas
serta dapat bercampur
dengan logam lain
menjadi logam campuran,
selain itu logam berat juga
berfungsi membantu proses
fisiologis makhluk hidup.
Logam berat kenyataannya
tidak hanya memberikan
manfaat, akan tetapi
juga telah banyak menimbulkan
pencemaran yang sangat
berbahaya bagi makhluk
hidup (Raya, 2002 ), salah
satunya adalah logam merkuri.
Merkuri merupakan
logam berat yang
secara alami terdapat di
alam, meskipun kadarnya sangat
rendah. Merkuri dalam jumlah yang tinggi mempunyai potensi sebagai polutan yang bersifat toksik.
Batasmaksimum kandungan merkuri yang diperbolehkan
dalam tubuh ikan
yang dikonsumsi oleh manusia
menurut FAO/WHO adalah 0,05 ppm
dan standar normal yang ditetapkan oleh pemerintah dalam
PP 82/2001 pada
limbah yang mengandung
merkuri adalah 0,001
mg/L (Arisandi, 2004).
Merkuri selain
memberikan manfaat yang
besar bagi manusia
dan lingkungan, pada
waktu yang bersamaan
juga dapat menjadi
malapetaka yang dapat
mematikan manusia dan
ekosistem lainnya, jika tidak
dikontrol cara penggunaannya. Malapetaka atau bencana alam
ini, disebabkan karena perbuatan manusia
yang berlebihan, padahal al-Qur’an telah mengingatkan bahwa kerusakan yang
terjadi di muka
bumi diakibatkan oleh
tangan (perbuatan) manusia
yang tidak bertanggung
jawab terhadap alam.
Hal ini terlihat
jelas dalam al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi : Artinya
: ” Telah nampak
kerusakan di darat
dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Kerusakan
yang terjadi di
muka bumi sebagai
akibat dari perbuatan manusia
dalam menggunakan merkuri,
pada umumnya berasal
dari limbah industri
pertambangan emas. Pencemaran
merkuri akibat praktik
pertambangan emas yang tidak
terkontrol telah terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Keadaan merkuri
di lingkungan akan
membahayakan kesehatan manusia,
seperti logam berat
lainnya. Dampak terhadap
kesehatan yang diakibatkan
oleh merkuri, misalnya
penyempitan pada medan
penglihatan, gangguan akomodasi
dan keseimbangan otot mata,
kemungkinan terjadi ketulian, gangguan pada fungsi alat keseimbangan, kulit pucat, gangguan bicara
terutamaditemukan pada keracunan merkuri organik,
gangguan koordinasi otot-otot
lengan dan tungkai
bawah, kepekaan indera perasa dan
pembau (Sudarmaji, 2001).
Pengembangan metode
untuk menghilangkan keberadaan
logam-logam berat di
lingkungan lebih banyak
difokuskan pada pengembangan
metode yang bersifat
ramah lingkungan. Metode
adsorpsi merupakan metode
pengolahan air limbah yang cukup unggul dibandingkan dengan
metodelain. Keuntungan utama sistem
adsorpsi adalah biayanya murah, tidak ada efek samping zat beracun, serta mampu menghilangkan bahan-bahan anorganik
(Gupta,1988). Penggunaan bahan organik
sebagai adsorben saat ini banyak dikembangkan karena tehnik-tehnik ini tidak
memerlukan biaya tinggi
dan sangat efektif
untuk menghilangkan kontaminan logam-logam berat di lingkungan
(Saleh, 2004).
Salah satu
bahan organik yang
digunakan sebagai adsorben
adalah biomassa dari tumbuhan
enceng gondok yang telah mati. Kemampuan biomassa tumbuhan
ini telah terbukti
dalam mengadsorpsi logam
berat seperti merkuri.
Al-Ayubi (2008)
menjelaskan bahwa penyerapan
merkuri (II) dengan menggunakan
biomassa daun enceng
gondok sebesar 0,1 gram
dan telah diaktivasi
dengan HCl 0,01
M, memiliki kapasitas
adsorpsi sebesar 4,806
x - mol/gr
dengan konstanta adsorpsi
sebesar 27130,85 (mol/L) - dan energi
adsorpsi sebesar 25,460 kJ/mol pada pH optimum 6 dan waktu pengocokan selama
60 menit. Hasil
penelitian lain tentang
adsorpsi merkuri (II)
dengan biomassa daun
enceng gondok yang
terimobilisasi pada matriks
polisilikat juga telah dilakukan oleh Khalifah (2008). Khalifah
(2008) menjelaskan bahwa dalam waktu
pengocokan 60 menit pada pH 6, 0,1 gram biomassa daun enceng gondok yang terimobilisasi pada matriks polisilikat
mampu menyerap merkuri (II) dengan kapasitas adsorpsi
sebesar 4,649 x - mol/g,
konstanta adsorpsi sebesar 11334,79 (mol/L) - dan energi adsorpsi sebesar
23,28 kJ/mol.
Kecepatan proses
adsorpsi biomassa daun
enceng gondok terhadap merkuri
(II), dapat dipelajari
dalam suatu kajian
tentang kinetika adsorpsi.
Pengetahuan tentang
kinetika dapat digunakan
sebagai sumber informasi
untuk menentukan langkah-langkah pengurangan
toksisitas dan proteksi
lingkungan, sehingga dampak
negatif penggunaan merkuri dapat direduksi.
Identifikasi gugus
fungsional yang terdapat
pada biomassa sangat penting
dipelajari untuk memperkirakan
interaksinya dengan logam. Informasi tentang ikatan logam dengan biomassa alga (Chaetoceros
calcitrans) selama ini diduga terjadi
karena adanya gugus –OH, -C=O, -NH, -COOH (Raya, 2002).
Pada penelitian
ini dipelajari kinetika
adsorpsi merkuri (II)
pada biomassa daun
enceng gondok dengan
metode variasi waktu
interaksi serta karakteristik
ikatan antara biomassa
dengan merkuri (II). Pada
penelitian ini diharapkan
akan diperoleh suatu
kejelasan mengenai bagaimana
adsorpsi merkuri (II) pada
biomassa daun enceng gondok berlangsung.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana perubahan karakter vibrasi IR pada ikatanantara biomassa daun enceng gondok sebelum dan sesudah
diinteraksikan dengan merkuri (II)? 2. Bagaimanakah
model kinetika adsorpsi
merkuri (II) pada
biomassa daun enceng gondok? 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui karakteristik ikatan antara
biomassa daun enceng gondok sebelum dan
sesudah diinteraksikan dengan merkuri (II).
2. Untuk mengetahui model kinetika adsorpsi
merkuri (II) pada biomassa daun enceng
gondok.
1.4 Batasan Masalah Biomassa yang digunakan adalah daun enceng
gondok yang berasal dari desa Nanggungan
kecamatan Prambon kabupaten Nganjuk.
1.5 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan : 1. Dapat
memberikan informasi tentang
pemanfaatan enceng gondok,
karena selama ini
enceng gondok dikenal
sebagai gulma yang mengganggu di perairan.
2. Dapat
memberikan informasi tentang
pengolahan limbah yang
tercemar logam berat
terutama merkuri (II)
dengan menggunakan biomassa
daun enceng gondok.
Download lengkap Versi PDF