BAB PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Segala bentuk
kekayaan alam di
muka bumi ini
adalah ciptaan Allah
Swt.
Semua kejadian
di alam ini
merupakan bukti tanda-tanda
keagungan dan kebesaran Allah
Swt, agar makhluk
ciptaan-Nya sadar akan
kedudukannya dan saling melindungi antar sesamanya. Oleh karena itu
perlu diketahui bahwa segala isi yang
terkandung didalamnya itu
penuh hikmah. Seperti
dalam Firman Allah Swt, sebagai berikut: (QS. Al-A’raaf: 54 “Sesungguhnya Tuhan
kamu ialah Allah
yang Telah menciptakan
langit dan bumi dalam
enam masa, lalu
dia bersemayam di
atas ' Arsy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha Suci
Allah, Tuhan semesta
alam" bersemayam di
atas ' Arsy ialah satu
sifat Allah yang
wajib kita imani,
sesuai dengan kebesaran
Allah dan kesucian-Nya”.
Telah ditegaskan
dalam (QS. Al-Jatsiyah:
36 dan QS.
Al-Shaad: 87 )
adalah sebagai berikut
“Maka
bagi Allah-lah segala
puji, Tuhan langit
dan Tuhan bumi,
Tuhan semesta alam”.
”Al-Quran Ini tidak lain hanyalah
peringatan bagi semesta alam”.
Meningkatnya kepadatan
penduduk pada saat
ini telah membawa
akibat yang cukup luas
di berbagai segi
kehidupan alam semesta
ini. Jumlah penduduk tidak
hanya menuntut peningkatan
penyediaan bahan pangan,
tetapi juga peningkatan di
bidang gizi. Salah
satu bahan pangan
yang mengandung banyak gizi
adalah produk laut,
misalnya ikan, selain
halal untuk dikonsumsi juga sangat
tinggi nilai gizinya
(Afrianto dan Lifianto,
1998). Seperti telah dijelaskan dalam firman Allah Swt
sebagai berikut (Lajnah, 2000) Dihalalkan
bagimu binatang buruan
laut dan makanan
yang berasal dari laut,
sebagai makanan yang
lezat bagimu, dan
bagi orang-orang yang
dalam perjalanan, dan diharamkan atas mu menangkap binatang buruan
darat, selama kamu dalam ihram.
Dan bertaqwalah kepada
Allah yang kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan (Lajnah, 2000) Maksud
dari ayat di
atas adalah: bahwa
sesungguhnya segala binatang yang
hidup di laut
(ikan, cumi-cumi, dan
binatang laut lainnya)
itu adalah halal, baik
yang masih hidup
maupun yang telah
mati (terapung, atau terdampar) di
laut tersebut. Selain
itu kekayaaan yang
ada di lautan
itu merupakan produk penting
untuk meningkatkan nilai
gizi dan ekonomi masyarakat
luas. Karena pentingnya
akan kesehatan bagi
manusia. Seperti dalam surat
An-Nahl: 14 yaitu sebagai berikut:
Dan Dia-lah,
Allah yang menundukkan
lautan (untukmu), agar
kamu dapat memakan daripadanya
daging yang segar
(ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan
yang kamu pakai;
dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya
kamu mencari (keuntungan)
dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Dari ayat-ayat
tersebut diatas sesungguhnya
Rasulullah Saw juga menegaskan dalam sabdanya yang berbunyi:
(Rasyid, S. 1995) ”Lautan itu suci airnya, halal bangkainya (Riwayat Malik dan
Lainnya)”.
Maksud dari hadist tersebut diatas
adalah bahwa segala sesuatu yang ada di
laut itu adalah
halal, baik binatangnya
yang masih segar
maupun bangkainya. Karena selain
itu air yang ada
di laut itu
adalah suci. Seperti
Ikan Lemuru (Sardinella
Longiceps).
Ikan lemuru (Sardinella
Longiceps) merupakan jenis
ikan yang di produksi
secara melimpah di
perairan laut Indonesia.
Selain itu, ikan
lemuru mempunyai harga yang
relatif murah, dan
termasuk jenis ikan
yang mempunyai nilai ekonomis
penting. Ikan lemuru
adalah ikan yang
berlemak (fatty fish), karena kandungan lemaknya relatif tinggi pada
saat tertentu, disisi lain ikan
lemuru juga mengandung
cukup banyak asam-asam
lemak (Moeljanto, 2005).
Menurut Stansby
(1982), minyak ikan
banyak mengandung jenis
asam lemak omega-3 yakni
EPA (Eicosapentaenoic Acid)
dan DHA (Docosahexaenoic Acid).
Hasil penelitian Dewi
(1996) menujukkan bahwa kandungan EPA
dan DHA pada
minyak ikan lemuru
masing-masing sebesar 15 %
dan 11 %.
Minyak ikan lemuru
ini dapat diperoleh
dari hasil samping pengolahan pengalengan dan penepungan
ikan lemuru yang banyak terdapat di daerah Muncar, Jawa Timur.
Minyak ikan
lemuru mempunyai kandungan
protein sampai 18 % dan lemak
sampai 21 %
(tergantung dari usia
dan jenisnya) (Utomo
dan Mahdi, 1995). Minyak
Ikan lemuru terdiri
dari asam lemak
jenuh dan asam
lemak tak jenuh. Asam
lemak jenuh yang
paling banyak adalah
asam lemak palmitat yaitu 15-50
% dari seluruh
asam lemak yang
ada. Sedangkan asam
lemak tak jenuh ini adalah asam
lemak omega-3, yang mempunyai rantai karbon panjang dan merupakan
bagian dari asam
lemak essensial, yang banyak sekali memberikan keuntungan bagi kehidupan
manusia (Winarno, 2002).
Banyak asam lemak yang
dikelompokkan dalam omega-3, tetapi ada dua macam asam
lemak omega-3 yang
terdapat dalam minyak
ikan lemuru, yaitu: EPA
(Asam EikosaPentaenoat 20:53)
dan DHA (Asam
EikosaHeksaenoat 22:63).
Keduanya merupakan jenis
asam lemak omega-3
yang telah di manfaatkan
untuk obat-obatan. Berbagai
potensi senyawa omega-3
untuk keperluan kesehatan antara
lain: dapat merangsang
produksi hormon, melancarkan
peredaran darah, menurunkan
kolesterol dan pencegah
jantung koroner, mencegah kanker, dan mencegah Diabettus Mellitus
(Ikrawan, 2003).
Ikan lemuru
(Sardinella Longiceps) yang
dikenal pula sebagai
ikan Sarden, merupakan salah
satu jenis ikan
laut yang mempunyai
kandungan asam lemak relatif
tinggi. Terutama kandungan
omega-3 (DHA dan
EPA) pada saat tertentu
dan bervariasi dari
tahun ke tahun,
tetapi belum dibudidayakan secara
luas dan dijadikan
komoditas komersial oleh
nelayan.
Padahal ikan lemuru selain halal untuk di konsumsi
juga mempunyai nilai gizi yang cukup
tinggi. Ikan lemuru juga dapat diolah menjadi ikan pindang (-cue), ikan lemuru
kaleng (Sardencis), ikan asin dan limbahnya dapat diolah menjadi tepung ikan
(Moeljanto, 2005).
Penelitian Puspito
(2002) menunjukkan kandungan
asam lemak omega-3
(EPA dan DHA)
pada ikan lemuru
dengan menggunakan pelarut
petroleum eter. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa minyak
ikan yang kaya
akan asamasam lemak
tak jenuh (asam
lemak omega) yaitu,
asam palmitoleat (asam lemak omega-7: 6 (12,06 %)), asam oleat
(asam lemak omega-9: 6 (15,37 %)), dan
asam eikosapentaenoat (EPA)
dalam jumlah kecil
(asam lemak omega-3: 6
(1,28 %)), akan
tetapi pada penelitian
ini akan di
lakukan isolasi dan identifikasi asam
lemak pada minyak
ikan lemuru dengan
variasi pelarut (Petroleum eter,
kloroform, n-heksan, etanol
dan campuran Petroleum eter:etanol).
Download lengkap Versi PDF