Skripsi Kimia:STUDI KESEIMBANGAN ADSORPSI MERKURI(II) PADA BIOMASSA DAUN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes) YANG DIIMMOBILISASI PADA MATRIKS POLISILIKAT

BAB I  PENDAHULUAN  
1.1  Latar Belakang  Peningkatan  aktivitas  manusia  di  berbagai  sektor  menyebabkan  meningkatnya  jenis  dan  jumlah  zat  pencemar  di  lingkungan.  Tercemarnya  suatu  lingkungan  oleh  logam  berat  selalu  menjadi  masalah. Kecemasan  yang  berlebihan  terhadap adanya logam berat di lingkungan dikarenakan tingkat racun logam berat di  seluruh  aspek  kehidupan  mahluk  hidup  sangat  tinggi. Logam  berat  di  lingkungan  berasal  dari  pertambangan  minyak,  emas,  limbah  industri  dan  lain-lain  (Suhendrayatna, 2004).
Pencemaran oleh logam berat seperti Timbal, Kromium, Kadmium, Merkuri  dan  Arsen,  dapat  disebabkan  oleh  beberapa  jenis  industri  yang  dalam  proses  produksinya  menggunakan  bahan-bahan  atau  senyawa-senyawa  yang  mengandung  logam-logam  berat  tersebut.  Jadi,  saat  ini  dunia  berada  di  tepi  kehancuran  karena  ulah manusia. Seperti halnya firman Allah Swt. sebagai berikut “Telah  nampak  kerusakan  di  darat  dan  di  laut  disebabkan  karena  perbuatan  tangan  manusia,  supaya  Allah  merasakan  kepada  mereka  sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan  yang benar)” (QS. 30: 41)”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa alam raya telah diciptakan Allah Swt. dalam  satu sistem serasi dan sesuai dengan kehidupan manusia, tetapi manusia melakukan  kegiatan buruk yang merusak sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam sistem kerja  alam.  Ketidakseimbangan  di  darat  dan  laut  akan  mengakibatkan  bencana  bagi  manusia (Shihab, 2002: 77-78).

Merkuri  dan  turunannya  sangat  beracun,  sehingga  kehadirannya  di  lingkungan  perairan  dapat  mengakibatkan  kerugian  pada  manusia  karena  sifatnya  yang  mudah  larut  dan  terikat  dalam  jaringan  tubuh  organisme  air,  selain  itu  pencemaran  perairan  oleh  merkuri  mempunyai  pengaruh terhadap  ekosistem  setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil  dalam sendimen. Merkuri dapat  mempengaruhi  sejumlah  sistem  enzim  sel,  sehingga  proses  metabolisme  tubuh  terputus.  Produksi  metalotionein  (protein  berat  molekul  rendah  kaya  sulfhidril)  meningkat  setelah  terpapar  merkuri  dan  dapat  mempengaruhi  efek  perlindungan  terhadap ginjal (Budiono, 2002)  Mengingat  dampak  negatif  yang  ditimbulkan  oleh  logam  berat  khususnya  merkuri, maka limbah yang mengandung merkuri melebihi standar normal yang telah  ditetapkan oleh pemerintah dalam PP82/2001 yaitu 0,001 mg/L sebelum dibuang ke  lingkungan  harus  diolah  terlebih  dahulu,  sehingga  tidak  akan  membahayakan  lingkungan (Arisandi, 2004).
Metode  fisiko-kimia  yang  biasa  digunakan  untuk  pengolahan  air  adalah  pengendapan,  penyaringan,  oksidasi-reduksi,  penukar ion,  dan  pemisahan  dengan  membran.  Namun  untuk  konsentrasi  rendah,  metode-metode  tersebut  dinilai  tidak  efektif dan mahal, oleh sebab itu perlu dikembangkan suatu metode pemisahan ion  logam  yang  efektif  untuk  konsentrasi  rendah  dan  tidak  mahal  (cost  effective).
Biosorpsi atau fitofiltrasi menggunakan biomassa tumbuhan yang telah mati dinilai  banyak pihak merupakan metode yang dapat memenuhi tujuan tersebut.
Metode  adsorpsi  menggunakan  biomassa  juga  merupakan metode  yang  efektif dalam mengikat ion logam berat, baik anionik maupun kationik, bahkan pada  konsentrasi  ion  logam  yang  sangat  rendah.  Selain  itu,  biomassa  merupakan  bahan  yang  dapat  diregenerasi  dan  bersifat  biodegradable,  sehingga  bersifat  ramah  lingkungan.
Salah satu senyawa yang berpotensi  memiliki dua gugus aktif kationik  dan  anionik  adalah  protein.  Molekul  protein  memiliki  gugus  amino  yang  dapat  terprotonasi  menjadi  gugus  amonium  (kationik)  dan  gugus  asam  karboksilat  yang  dapat  terdeprotonasi  menjadi  gugus  karboksilat  (anionik).  Selain  terdapat  pada  binatang (protein hewani), protein juga terdapat pada tumbuhan (protein nabati). Hal  ini mendorong banyaknya penelitian yang memanfaatkan biomassa tumbuhan yang  telah  mati,  terutama  yang  berprotein  tinggi,  sebagai  pengikat  ion  logam  kationik  maupun anionik dari media air.
Salah satu biomassa yang banyak diteliti adalah alfalfa, karena selain sangat  murah  alfalfa  juga  mengandung  protein  yang  sangat  tinggi,  menurut  GardeaTorresdey et.al.,(1990), pengikatan ion logam pada biomassa diduga dilakukan oleh  gugus-gugus  aktif  yang  terdapat  pada  protein,  hal  itu  dibuktikan  oleh  kemampuan  biomassa  alfalfa  mengadsorpsi  sejumlah  ion  logam  seperti  Cu(II),  Ni(II),  Cd(II),  Cr(III), Sn(II) dan Zn(II) dalam media air (Gardea-Torresdey, et.al., 1997).
Penelitian  ini  menggunakan  biomassa  daun  enceng  gondok  yang  memiliki  kandungan protein sama halnya dengan alfalfa, hal ini dibuktikan dengan kandungan  N  total  dalam  enceng  gondok  segar  sebesar  0,28  %  (Hernowo,  1999).  Protein  dan  polisakarida  memegang  peranan  yang  sangat  penting  dalam  proses  biosorbsi  ion  logam  berat  dimana  terjadinya  ikatan  kovalen  termasuk  juga  dengan  gugus  amino  dan  grup  karbonil  (Suhendrayatna,  2004).  Enceng  gondok  diduga  juga  memiliki  kemampuan dalam mengikat ion logam.
Pengikatan  ion  logam  oleh  biomassa  mempunyai  kelemahan  yaitu  mudah  terdegradasi oleh mikroba lain dan penyerapannya kurang optimal. Untuk mengatasi  masalah-masalah yang ada, maka dilakukan immobilisasi pada biomassa tumbuhan  dengan  menggunakan  matriks  polisilikat.  Immobilisasi  biomassa  daun  enceng  gondok  yang  akan  dilakukan  pada  penelitian  ini  mengacu  kepada  immobilisasi  biomassa alfalfa seperti yang dilakukan oleh Gardea-Torresdey et.al.,(1998).
1.2  Rumusan Masalah  Berdasarkan  uraian  latar  belakang,  dapat  dirumuskan suatu  permasalahan  sebagai berikut:  1.  Bagaimana  karakter  ikatan  antara  matriks  polisilikat  dengan  biomassa  daun  enceng gondok?  2.  Berapa  kapasitas  adsorpsi,  energi  adsorpsi,  dan  konstanta  adsorpsi  Merkuri(II)  menggunakan biomassa daun enceng gondok yang diimmobilisasi pada matriks  polisikat?  1.3  Tujuan  1.  Mengetahui karakter ikatan antara matriks polisilikat dengan enceng gondok.
2.  Mengetahui  kapasitas  adsorpsi,  energi  adsorpsi,  dan konstanta  adsorpsi  merkuri(II)  menggunakan  biomassa  daun  enceng  gondok yang  diimmobilisasi  pada matriks polisikat.
1.4  Manfaat  1.  Dapat  memberikan  informasi  tentang  pemanfaatan  enceng  gondok,  karena  selama ini enceng gondok dikenal sebagai gulma yangmengganggu di perairan.
2.  Dapat  memberikan  informasi  tentang  pengolahan  limbah  yang  tercemar  logam  berat terutama merkuri dengan menggunakan biomassa daun enceng gondok.
3.  Dapat  memberi  informasi  tentang  kemampuan  biomassa  daun  enceng  gondok  yang diimmobilisasi pada matriks polisilikat dalam mengikat merkuri(II).

1.5 Batasan Masalah  Biomassa  yang  digunakan  adalah  daun  enceng  gondok  yang  diperoleh  dari  desa Nanggungan Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk.

Download lengkap Versi PDF