Skripsi Kimia:PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI BIJI KELOR (Moringa oleifera. Lamk) DENGAN NaCl SEBAGAI BAHAN PENGAKTIF

BAB I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang  Karbon  aktif  merupakan  senyawa  karbon  amorph,  yang  dapat dihasilkan  dari  bahan-bahan  yang  mengandung  karbon  atau  dari  arang  yang  diperlakukan  dengan  cara  khusus  untuk  mendapatkan  permukaan  yang lebih  luas.  Luas  permukaan karbon aktif berkisar antara 300-3500 m  /gram dan ini berhubungan  dengan  struktur  pori  internal  yang  menyebabkan  karbon  aktif  mempunyai  sifat  sebagai  adsorben.  Karbon  aktif  dapat  mengadsorpsi  gas  dan  senyawa-senyawa  kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume  pori-pori dan luas permukaan (Sembiring, dkk, 2003) .
Karbon  aktif  merupakan  golongan  karbon  yang  diproses  untuk  menghasilkan  adsorben  yang  kuat  (Mayer,  dkk,  2005). Karbon  aktif  dapat  digunakan  untuk  mengadsorbsi  bahan  yang  berasal  dari cairan maupun fasa  gas  (Ruiz, 2008) .
Permintaan dunia terhadap karbon aktif pada tahun 2005 sebesar 970.000  ton yakni 52% untuk asia, 26% amerika selatan, 13%  eropa barat dan 9% untuk  negara  lainnya.  Kebutuhan  karbon  aktif  diramalkan  meningkat  5%  pada  tahun  2009  hingga  tahun  2010  mencapai  1.200.000  ton.  Peningkatan  permintaan  terhadap karbon aktif  disebabkan meningkatnya sektor farmasi  dan  obat-obatan .
Seiring  perkembangan  zaman  isu-isu  lingkungan  seperti  pengolahan  air,  perawatan corong asap dan bahaya sisa obat dan saringan khusus asap kendaraan  bermotor telah meningkatkan daya jual karbon aktif  di dunia. (Freedonia Group,  2006) .

Pembuatan  karbon  aktif  dilakukan  dengan  proses  karbonisasi  yang  dilanjutkan  dengan  proses  aktivasi.  Aktivasi  adalah proses  perlakuan  terhadap  karbon  untuk  membuka  pori  karbon.  Proses  aktivasi  dapat  dilakukan  melalui  aktivasi  secara  fisika  dan  aktivasi  secara  kimia.  Penelitian  Rahardjo  (1997)  tentang  pembuatan  karbon  aktif  dari  serbuk  gergajian  pohon  jati  dengan  NaCl  sebagai  bahan  pengaktif  menghasilkan  adanya  peningkatan  luas  permukaan  spesifik  yang  relatif  lebih  baik  jika  NaCl  ditambahkan  pada  proses  karbonisasi,  sedangkan  penelitian  Sabaruddin  (1996)  tentang  pengaruh  temperatur  dan  konsentrasi  NaCl  pada  aktivasi  arang  tempurung  kelapa,  hasil  penelitian  menjelaskan  bahwa  daya  adsorpsi  optimum  diperoleh  dari  karbon  aktif  yang  diaktivasi  pada  temperatur  500  °C  dan  konsentrasi  NaCl 30%  (b/v). Pembuatan  karbon aktif dari kulit kacang tanah pada penelitian Yulianto menggunakan bahan  pengaktif  KOH  menghasilkan  waktu  perendaman  optimum untuk  memperoleh  karbon aktif yang mempunyai daya adsorpsi tinggi yaitu selama 5 jam. Penelitian  yang  dilakukan Warhurst  dkk  (2005)  tentang  karakteristik  karbon  aktif  dari  biji  dan  kulit  Moringa  oleifera.  Lamk  dengan  metode  pirolisis uap,  hasil  penelitian  menjelaskan  bahwa  karbon  aktif  yang  mempunyai  luas  permukaan  spesifik  terbesar  menggunkan  metode  BET  (Brunauer,  Emmett  and  Teller)  yaitu  karbon  aktif  hasil  pirolisis  pada  temperatur  800  °C  selama 30  menit  kemudian  diikuti  temperatur  750  °C  selama  120  menit  dan  750 °C  selama  30  menit  dengan  luas  permukaan masing-masing adalah 786 m  g - , 776 m  g -1  dan 694 m  g -1  dengan  menggunakan  adsorbat  phenol,  sedangkan  angka  iodin  terbaik  diperoleh  dari  karbon aktif hasil pirolisis pada temperatur 750 °Cselama 120 menit yakni 718  mg g - kemudian diikuti temperatur 800 °C selama 30 menitdengan angka iodin  703 mg g - dan terendah pada temperatur 750 °C selama 30 menit dengan angka  iodin 552 mg g - . Penelitian Husni husin (2008) menyebutkan bahwa karbon aktif  yang berasal dari batang pisang melalui proses pengeringan 110 °C selama 24 jam  dengan aktivasi pada suhu 650 °C dalam medium nitrogen serta ukuran 100 mesh  mempunyai kadar air dan daya serap yang sesuai dengan SII .
Sumber  bahan  mentah  yang  digunakan  sebagai  karbon  aktif  diantaranya  biji  apricot,  biji  chery,  biji  anggur,  kulit  kacang,  kulit  almond,  tongkol  jagung,  kulit jagung (Ioannidou, 2006). MCconnacchie (1996)menyebutkan bahwa kelor  dapat digunakan sebagai karbon aktif .
Berbagai  macam  tumbuhan  Allah  ciptakan  di  muka  bumi ini  memiliki  maksud tertentu yang tidaklah sia-sia. Allah telah menjelaskannya dalam QS.AnNahl:11 yang berbunyi” Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman:  zaitun  kurma,  anggur  dan  segala  macam  buah-buahan.  Sesungguhnya  pada yang demikian  itu benar-benar  ada  tanda  (kekuasaan  Allah)  kaum  yang memikirkan (QS.An-Nahl:11)  Menurut  tafsir  Nurun  Qur’an  karangan  Imani  (2005)  dijelaskan  bahwa  Allah  telah  menciptakan  segala  macam  tanaman  sebagai  tanda-tanda  kebesaran  dan kekuasaan Allah dan sebagai bahan untuk berfikir agar tercipta kemaslahatan  umat .
Penjelasan lain dijelaskan dalam Al-qur’an QS. Asy-Syu’ara:7”Dan  apakah  mereka  tidak  memperhatikan  bumi,  berapakah  banyaknya  kami  tumbuhkan  di  bumi  ini  berbagai  macam  tumbuh-tumbuhan  yang  baik? (QS.Asy-Syu’ara:7) .
Shihab  (2002)  memberikan  tafsir  bahwa  Allah  menumbuhkan  dari  berbagai macam tumbuhan yang baik yaitu subur dan bermanfaat. Seperti halnya  tanaman kelor yang di dalamnya banyak manfaatnya bagi manusia karena dapat  digunakan  sebagai  sayuran  dan  biji  buah  kelor  yang  sudah  kering  dapat  dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif .
Penelitian Muallifah (2009) tentang penentuan angkaasam thiobarbiturat  dan  angka  peroksida  pada  minyak  goreng  bekas  dengan karbon  aktif  biji  kelor  yang telah diaktivasi kimia dengan larutan NaCl danaktivasi kimia pada suhu 500  °C  selama  2  jam  dapat  menurunkan  angka  asam  thiobarbiturat  dan  angka  peroksida  pada  minyak  goreng  bekas.  Karbon  aktif  yang  digunakan  pada  penelitian  Muallifah  belum  dilengkapi  dengan  data  tentang  karakterisasi  karbon  aktif yang sesuai dengan SII (Standar Industri Indonesia) maka penelitian tentang  pembuatan  karbon  aktif  dari  biji  kelor  dengan  variasi  aktivasi  kimia  (variasi  konsentrasi  NaCl)  dan  variasi  aktivasi  fisika  (variasi  temperatur)  pada  medium  nitrogen  serta  karakterisasi  hasil  karbon  aktif  sesuai  SII  menarik  dilakukan  sehingga dapat meningkatkan nilai tambah karbon aktif dari biji kelor dan potensi  pemanfaatan karbon aktif biji kelor lebih luas .
1.2  Rumusan Masalah  a.  Bagaimana  pengaruh  konsentrasi  NaCl  pada  proses  karbonisasi  terhadap  karakterisasi karbon aktif ? b.  Bagaimana karakterisasi karbon aktif setelah melalui proses aktivasi fisika ? 1.3  Tujuan Penelitian  a.  Untuk  mengetahui  pengaruh  konsentrasi  NaCl  pada  proses  karbonisasi  terhadap karakterisasi karbon aktif .
b.  Untuk mengetahui karakterisasi karbon aktif setelahmelalui proses aktivasi  1.4  Batasan Masalah  a.  Sampel yang digunakan adalah biji kelor yang berasal dari daerah Probolinggo .
b.  Karakterisasi  yang  ditentukan  meliputi  berat  jenis  karbon  aktif,  penentuan  kadar  air  karbon  aktif,  penentuan  kadar  abu  karbon  aktif  dan  daya  adsorbsi  karbon aktif diukur terhadap larutan I 2 .
1.5  Manfaat Penelitian  Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  informasi  ilmiah  kepada  masyarakat  tentang  karakterisasi  karbon  aktif  dari  biji  kelor  sehingga  dapat  diketahui potensi pemanfaatannya .

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA  2.1 Kelor (Moringa oleifera. Lamk)  Kelor (Moringa oleifera. Lamk)atau Marongghi(Madura) dikenal sebagai  jenis  tanaman  sayuran  yang  sudah  dibudidayakan.  Daunnya  majemuk, menyirip  ganda,  dan  berpinak  daun  membundar  kecil-kecil.  Bunganya  berwarna  putih  kekuningan.  Buahnya  panjang  dan  bersudut-sudut  pada sisinya.  Pohon  kelor  sering digunakan sebagai pendukung tanaman lada atau sirih (Winarno, 2003) .

Download lengkap Versi PDF