BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Al-Qur’an banyak menyebutkan tentang
potensitumbuh-tumbuhan untuk dimanfaatkan oleh
manusia. Sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam
ayat 99 surat Al-An’am.
”Dan Dialah
yang menurunkan air
hujan dari langit,
lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan maka
Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau.
Kami keluarkan dari
tanaman yang menghijau
itu butir yang
banyak; dan dari
mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang
menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun
dan delima yang
serupa dan yang
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya
di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan
pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada
yang demikian itu
ada tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang
beriman"(QS.Al-An’am/06: 99).
Dalam surat
An-Nahl ayat 11,
Allah Swt. juga
menjelaskan mengenai tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan obat bagi
manusia.
“Dia
menumbuhkan bagi kamu
dengan air hujan
itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur dan segala
macam buah-buahan. Sesungguhnya
pada yang demikian
itu benar-benar ada
tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan” (QS.
An-Nahl/16: 11).
Pada ayat di atas, Allah
menjelaskan bahwa Dia yangtelah menciptakan tumbuh-tumbuhan dengan berbagai macam bentuk,
warna, sifat khusus, rasa dan bau.
Tumbuh – tumbuhan tersebut dimanfaatkan untuk manusia dan hewan. Allah menciptakan
alam semesta beserta
isinya tidak diciptakan
dengan sia-sia akan tetapi
memiliki fungsi masing – masing (Rossidy, 2008).
Rasulullah saw. pernah bersabda
dalam sebuah hadits Bukhari mengenai khasiat
dari jintan hitam (Al-Albani, 2008“Dari
Abu Hurairah RA
bahwa dia mendengar
Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya
biji hitam itu mengandung obat untuk segala penyakit, kecuali sam.” Sam adalah kematian dan biji
hitam adalah syuniz”.
Biji Nigella
sativa L., disebut black
cumin di Eropa
dan disebut jintan hitam di Indonesia. Jintan hitam telah
digunakan oleh para penduduk selama lebih dari 3000 tahun dan dilaporkan sebagai obat
dari segala macam penyakit.
Jintan hitam di pandang mampu
mengobati segala penyakit. Hal tersebut didasarkan
pada sumber baik dari hadits shahih maupun berdasarkan penelitianpenelitian
ilmiah yang sudah dilakukan oleh banyak
ilmuwan bidang kedokteran di berbagai
macam negara. Berdasarkan
dari hasil-hasil penelitian
ilmuwan bidang kedokteran
diantaranya menyimpulkan bahwa jintan hitam mengandung lebih dari 100 komponen kimia alami yang
sangat diperlukan tubuh. Berdasarkan Study of
Oil Black Seed
on Humans oleh peneliti
dari Amerika, jintan
hitam terbukti memiliki
efek antihistamin, antioksidan,
antibiotik, antimikroba dan penghambat
bronchitis (Hilman, 2005).
Saat ini
ditemukan bahwa radikal
bebas berperan dalam
terjadinya berbagai penyakit.
Hal ini dikarenakan
radikal bebas adalah
spesi kimia yang memiliki pasangan
elektron bebas di
kulit terluar sehingga
sangat reaktif dan mampu bereaksi
dengan protein, lipid,
karbohidrat, atau DNA.
Reaksi antara radikal
bebas dan molekul
itu berujung pada
timbulnya suatu penyakit
(Sofia, 2005).
Antioksidan sintetik seperti
Butil Hidroksil Anisol(BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), dan Tert-Butil Hidroquinon (TBHQ) telah digunakan secara luas sebagai
penghambat oksidasi lipid.
Meskipun demikian, antioksidan
sintetik bukan merupakan pilihan
utama karena memiliki sifattoksik. Hal tersebut
yang menyebabkan banyaknya
penelitian yang ingin
lebih mengeksplorasi senyawa antioksidan alami khususnya pada buah-buahan
dan sayuran (Rababah et.al., 2004 dalam
Rohman et.al., 2005), salah satunya adalah jintan hitam.
Senyawa utama
yang terdapat dalam
jintan hitam adalah
thymoquinon (TQ), dihidrothymoquinon(DTQ), thymol(THY) dan carvacrolyang
bersifat non polar. Senyawa-senyawa tersebut
bersifat sebagai antioksidan.
Pelarut-pelarut yang biasa
digunakan untuk mengekstrak
senyawa-senyawa non polar
tersebut adalah n-heksana,
kloroform, dan petroleum eter.
Penelitian Burits, et.al.(2000) menyebutkan bahwa jintan
hitam, Nigella sativa mengandung essential
oil yang memiliki aktivitas
sebagai antioksidan.
Hasil penentuan
aktivitas antioksidan jintan
hitam dengan menggunakan
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) yang
dimurnikan dengan KLT menunjukkan bahwa kandungan thymoquinone,
carvacrol, t-anethole dan 4-terpineol dapat menghambat aktivitas radikal.
Studi penentuan asam lemak,
α-tokoferol dan aktivitas antioksidan ekstrak minyak
Nigella sativa juga telah
dilakukan oleh Al-Naqeeb,
et.al. (2009) yaitu dengan
menggunakan berbagai variasi
pelarut: n-heksana, petroleum
eter dan kloroform
: methanol ( 2:1 ).
Asam lemak dianalisis menggunakan GC
dan α-tokoferol dianalisis
menggunakan HPLC, sedangkan
penentuan aktivitas antioksidan menggunakan metode FTC (Ferri
Tiosianat) dan TBA (Thiobarbituric Acid). Pengujian
dengan menggunakan kedua
metode tersebut menunjukkan bahwa
masing-masing ekstrak memiliki
aktivitas antioksidan. Hasil
pengujian aktivitas antioksidan
tidak memberikan perbedaan yang signifikan diantara kedua metode.
Selain mengandung
senyawa non polar,
jintan hitam juga
mengandung senyawa polar.
Senyawa polar yang
terkandung dalam jintan
hitam juga berpotensi
sebagai antioksidan. Namun,
senyawa polar tersebut
belum diteliti secara
mendetail sehingga belum
diketahui golongan senyawa
yang berperan sebagai antioksidan.
Penelitian Thippeswamy
dan Naidu (2005)
membahas tentang potensi antioksidan
dari berbagai varietas
cumin yang terdiri
dari cumin (Cuminum cyminum),
black cumin (Nigella sativa)
dan bitter cumin (Cuminum nigrum) dengan
menggunakan pelarut aquadest
dan methanol 80%.
Potensi antioksidan ditentukan
dengan metode DPPH,
total fenol dan
uji peroksidasi lipid.
Hasil pengujian menunjukkan
bahwa ketiga jenis
varietas cumin tersebut
memiliki potensi antioksidan.
Bitter cumin memiliki potensi
antioksidan tertinggi yang diikuti
dengan cumindan black cumin.
Hendrik (2009) disebutkan bahwa
ekstrak alkohol yang terkandung pada jintan
hitam dilaporkan dapat
menghambat tingginya hidrogen
peroksida pada mikrosom
sel hati mencit.
Ekstrak jintan hitam
dapat memberikan melindungi tubuh
dari kerusakan radikal
bebas dibandingkan dengan
senyawa antioksidan sintetik.
Berdasarkan penelitian
tersebut, diketahui bahwa
ekstrak alkohol jintan hitam
yang memiliki sifat
polar berpotensi sebagai
antioksidan. Pemanfaatan ekstrak
polar dapat ditelaah
lebih lanjut dengan
pengujian aktivitas antioksidannya dan identifikasi senyawa aktif
yang terkandung di dalamnya.
Download lengkap Versi PDF