Skripsi Kimia:KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETANOL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETANOL JINTAN HITAM (Nigella sativa, L.)

BAB I  PENDAHULUAN  
1.1  Latar Belakang   Al-Qur’an banyak menyebutkan tentang potensitumbuh-tumbuhan untuk  dimanfaatkan  oleh  manusia.  Sebagaimana  yang  telah  dijelaskan  dalam  ayat  99  surat Al-An’am.
”Dan  Dialah  yang  menurunkan  air  hujan  dari  langit,  lalu  Kami  tumbuhkan  dengan  air  itu  segala  macam  tumbuh-tumbuhan  maka  Kami  keluarkan  dari  tumbuh-tumbuhan  itu  tanaman  yang  menghijau.  Kami  keluarkan  dari  tanaman  yang  menghijau  itu  butir  yang  banyak;  dan  dari  mayang  kurma  mengurai  tangkai-tangkai  yang  menjulai,  dan  kebun-kebun  anggur,  dan  (Kami  keluarkan  pula)  zaitun  dan  delima  yang  serupa  dan  yang  tidak  serupa.  Perhatikanlah  buahnya  di  waktu  pohonnya  berbuah  dan  (perhatikan  pulalah)  kematangannya.
Sesungguhnya  pada  yang  demikian  itu  ada  tanda-tanda (kekuasaan  Allah)  bagi  orang-orang yang beriman"(QS.Al-An’am/06: 99).
Dalam  surat  An-Nahl  ayat  11,  Allah  Swt.  juga  menjelaskan  mengenai  tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan obat bagi manusia.

 “Dia  menumbuhkan  bagi  kamu  dengan  air  hujan  itu  tanam-tanaman;  zaitun,  korma,  anggur  dan  segala  macam  buah-buahan.  Sesungguhnya  pada  yang  demikian  itu  benar-benar  ada  tanda  (kekuasaan  Allah)  bagi  kaum  yang  memikirkan”  (QS.  An-Nahl/16:  11).
Pada ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa Dia yangtelah menciptakan  tumbuh-tumbuhan dengan berbagai macam bentuk, warna, sifat khusus, rasa dan  bau. Tumbuh – tumbuhan tersebut dimanfaatkan untuk manusia dan hewan. Allah  menciptakan  alam  semesta  beserta  isinya  tidak  diciptakan  dengan  sia-sia  akan  tetapi memiliki fungsi masing – masing (Rossidy, 2008).
Rasulullah saw. pernah bersabda dalam sebuah hadits Bukhari mengenai  khasiat dari jintan hitam (Al-Albani, 2008“Dari  Abu  Hurairah  RA  bahwa  dia  mendengar  Rasulullah  bersabda,”Sesungguhnya biji hitam itu mengandung obat untuk segala penyakit,  kecuali sam.” Sam adalah kematian dan biji hitam adalah syuniz”.
Biji  Nigella  sativa L.,  disebut  black  cumin  di  Eropa  dan  disebut  jintan  hitam di Indonesia. Jintan hitam telah digunakan oleh para penduduk selama lebih  dari 3000 tahun dan dilaporkan sebagai obat dari segala macam penyakit.
Jintan hitam di pandang mampu mengobati segala penyakit. Hal tersebut  didasarkan pada sumber baik dari hadits shahih maupun berdasarkan penelitianpenelitian ilmiah yang sudah dilakukan oleh banyak  ilmuwan bidang kedokteran  di  berbagai  macam  negara.  Berdasarkan  dari  hasil-hasil  penelitian  ilmuwan  bidang kedokteran diantaranya menyimpulkan bahwa jintan hitam mengandung  lebih dari 100 komponen kimia alami yang sangat diperlukan tubuh. Berdasarkan  Study  of  Oil  Black  Seed  on  Humans oleh  peneliti  dari  Amerika,  jintan  hitam  terbukti  memiliki  efek  antihistamin,  antioksidan,  antibiotik,  antimikroba  dan  penghambat bronchitis (Hilman, 2005).
Saat  ini  ditemukan  bahwa  radikal  bebas  berperan  dalam  terjadinya  berbagai  penyakit.  Hal  ini  dikarenakan  radikal  bebas  adalah  spesi  kimia  yang  memiliki  pasangan  elektron  bebas  di  kulit  terluar  sehingga  sangat  reaktif  dan  mampu  bereaksi  dengan  protein,  lipid,  karbohidrat,  atau  DNA.  Reaksi  antara  radikal  bebas  dan  molekul  itu  berujung  pada  timbulnya  suatu  penyakit  (Sofia,  2005).
Antioksidan sintetik seperti Butil Hidroksil Anisol(BHA), Butil Hidroksi  Toluen (BHT), dan Tert-Butil Hidroquinon  (TBHQ) telah digunakan secara luas  sebagai  penghambat  oksidasi  lipid.  Meskipun  demikian,  antioksidan  sintetik  bukan merupakan pilihan utama karena memiliki sifattoksik. Hal tersebut  yang  menyebabkan  banyaknya  penelitian  yang  ingin  lebih  mengeksplorasi  senyawa  antioksidan alami khususnya pada buah-buahan dan sayuran (Rababah et.al., 2004  dalam Rohman et.al., 2005), salah satunya adalah jintan hitam.
Senyawa  utama  yang  terdapat  dalam  jintan  hitam  adalah  thymoquinon (TQ), dihidrothymoquinon(DTQ), thymol(THY) dan carvacrolyang bersifat non  polar.  Senyawa-senyawa  tersebut  bersifat  sebagai  antioksidan.  Pelarut-pelarut  yang  biasa  digunakan  untuk  mengekstrak  senyawa-senyawa  non  polar  tersebut  adalah n-heksana, kloroform, dan petroleum eter.
Penelitian Burits,  et.al.(2000) menyebutkan bahwa jintan hitam,  Nigella  sativa mengandung  essential  oil yang  memiliki  aktivitas  sebagai  antioksidan.
Hasil  penentuan  aktivitas  antioksidan  jintan  hitam  dengan  menggunakan  DPPH  (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)  yang  dimurnikan  dengan  KLT  menunjukkan  bahwa  kandungan  thymoquinone,  carvacrol,  t-anethole dan  4-terpineol dapat  menghambat aktivitas radikal.
Studi penentuan asam lemak, α-tokoferol dan aktivitas antioksidan ekstrak  minyak  Nigella  sativa juga  telah  dilakukan  oleh  Al-Naqeeb,  et.al. (2009)  yaitu  dengan  menggunakan  berbagai  variasi  pelarut:  n-heksana,  petroleum  eter  dan  kloroform  :  methanol  (  2:1  ).  Asam  lemak  dianalisis menggunakan  GC  dan  α-tokoferol  dianalisis  menggunakan  HPLC,  sedangkan  penentuan  aktivitas  antioksidan menggunakan metode FTC (Ferri Tiosianat) dan TBA (Thiobarbituric  Acid).  Pengujian  dengan  menggunakan  kedua  metode  tersebut  menunjukkan  bahwa  masing-masing  ekstrak  memiliki  aktivitas  antioksidan.  Hasil  pengujian  aktivitas antioksidan tidak memberikan perbedaan yang signifikan diantara kedua  metode.
Selain  mengandung  senyawa  non  polar,  jintan  hitam  juga  mengandung  senyawa  polar.  Senyawa  polar  yang  terkandung  dalam  jintan  hitam  juga  berpotensi  sebagai  antioksidan.  Namun,  senyawa  polar  tersebut  belum  diteliti  secara  mendetail  sehingga  belum  diketahui  golongan  senyawa  yang  berperan  sebagai antioksidan.
Penelitian  Thippeswamy  dan  Naidu  (2005)  membahas  tentang  potensi  antioksidan  dari  berbagai  varietas  cumin  yang  terdiri  dari  cumin (Cuminum  cyminum),  black  cumin (Nigella  sativa)  dan  bitter  cumin (Cuminum  nigrum)  dengan  menggunakan  pelarut  aquadest  dan  methanol  80%.  Potensi  antioksidan  ditentukan  dengan  metode  DPPH,  total  fenol  dan  uji  peroksidasi  lipid.  Hasil  pengujian  menunjukkan  bahwa  ketiga  jenis  varietas  cumin  tersebut  memiliki  potensi  antioksidan.  Bitter  cumin memiliki  potensi  antioksidan  tertinggi  yang  diikuti dengan cumindan black cumin.
Hendrik (2009) disebutkan bahwa ekstrak alkohol  yang terkandung pada  jintan  hitam  dilaporkan  dapat  menghambat  tingginya  hidrogen  peroksida  pada  mikrosom  sel  hati  mencit.  Ekstrak  jintan  hitam  dapat  memberikan  melindungi  tubuh  dari  kerusakan  radikal  bebas  dibandingkan  dengan  senyawa  antioksidan  sintetik.

Berdasarkan  penelitian  tersebut,  diketahui  bahwa  ekstrak  alkohol  jintan  hitam  yang  memiliki  sifat  polar  berpotensi  sebagai  antioksidan.  Pemanfaatan  ekstrak  polar  dapat  ditelaah  lebih  lanjut  dengan  pengujian  aktivitas  antioksidannya dan identifikasi senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.

Download lengkap Versi PDF