BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pasar minyak
nabati di pasar internasional merupakan salah satu pasar yang kompetitif. Pasar ini melibatkan lebih
dari sembilan jenis minyak serta hampir
diproduksi dan dikonsumsi di semua negara, baik negara maju maupun negara yang sedangberkembang (Susila, 2010).
Ada 13 jenis minyak nabati yang diproduksi dan
dikonsumsi oleh dunia antara lain minyak
sawit (palm oil), minyak kernel sawit (palm kernel oil), minyak kedelai (soyabean oil), minyak bunga
matahari (sunflower oil), minyak rape
(rapeseed oil), minyak kelapa (coconut oil), minyak kacang tanah(groundnut oil), minyak biji kapas (cottonseed oil),
minyak jagung (corn oil), minyak zaitun (olive
oil), minyak jarak (castor oil), minyak wijen (sesame oil), dan minyak biji rami (linseed oil). Dari ketiga belas minyak
nabati dunia terdapat empat jenis yang memiliki
tingkat konsumsi yang cukup besar yakni minyak sawit, minyak kedelai, minyak rape dan minyak bunga matahari
(Sipayung, 2012).
Peningkatan harga minyak bumi dunia dan krisis
energi yang terjadi memberikan dampak
kepada meningkatnya konsumsi minyak nabati dunia.
Minyak nabati yang memiliki harga yang lebih
murah dibandingkan dengan minyak bumi
menjadi salah satu alasan banyaknya negara-negara yang menggunakan minyak nabati. Selain sebagai
bahan baku untuk pembuatan bahan bakar
biodiesel yang ramah lingkungan, minyak nabati juga merupakan sumber energi penting dalam perindustrian dunia.
Negara-negara yang memproduksi biodiesel
sebagai pengganti minyak bumi diantaranya Eropa, Brazil, Amerika Serikat
dan Malaysia. Pentingnya minyak nabati sebagai bahan bakar alternatif yang banyak dikonsumsi oleh negara-negara di
dunia membuat permintaan minyak nabati
ini semakin meningkat (Luthfiandy, 2011).
Di dalam perdagangan dunia, empat jenis minyak
nabati yang terbesar memiliki share sebesar 91,56% (60,39 juta metrik ton) dan share terhadap produksi dunia sebesar 85,38% (136,49 juta
metrik ton) (USDA, 2012).
Mengingat komposisiyang serupa
maka antar minyak nabati dapat saling bersubstitusi.
Adanya pergeseran pangsa pasar tersebut dan adanya kesamaan kegunaan diantara minyak sawit, minyak
kedelai, minyak rape dan minyak bunga matahari
membuat keempat jenis minyak nabati ini saling bersubstitusi maupun berkomplementer. Suatu barang yang memiliki
hubungan yang saling bersubstitusi
maupun berkomplementer maka harga dari barang tersebut akan saling mempengaruhi.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisis
untuk mengetahui apakah keadaan harga
suatu minyak nabati bergerak selaras dengan minyak nabati lain yang merupakan barang substitusinya ataupun
komplementernya di pasar dunia.
1.2. Identifikasi Masalah Seperti yang telah
disinggung dalam latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah penelitian yaitu : 1.
Bagaimana hubungan kausalitas harga minyak sawit, minyak kedelai, minyak
rape dan minyak bunga matahari di pasar
internasional ? 2. Bagaimana hubungan kointegrasi harga diantara
harga minyak sawit, minyak kedelai,
minyak rape dan minyak bunga matahari di pasar internasional ? 1.3. Tujuan
Penelitian Sesuai dengan identifikasi
masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis hubungan kausalitas harga minyak
sawit, minyak kedelai, minyak rape dan
minyak bunga matahari di pasar internasional.
2.
Menganalisis hubungan kointegrasi harga diantara harga minyak sawit, minyak kedelai, minyak rape dan minyak bunga
matahari di pasar internasional.
1.4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai
berikut : 1. Sebagai bahan informasi kepada para pelaku
ekonomi untuk mengetahui keadaan harga
minyak nabati dunia dan hubungannya.
2.
Sebagai bahan pertimbangan kepada pemerintah dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan minyak nabati
dunia.
3.
Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan khususnya kalangan akademis yang
akan mengadakan penelitian selanjutnya.
Download lengkap Versi PDF