PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teh diperoleh dari pengolahan
daun teh (Camellia sinensis) dari familia Theaceae. Tanaman ini diperkirakan
berasal dari daerah pegunungan Himalaya dari
daerah-daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan Birma. Tanaman ini dapat tumbuh
subur di daerah pegunungan dan subtropis,
dengan menuntut cukup banyak sinar matahari dan hujan sepanjang tahun.
Industri komoditi teh merupakan
industri yang lumayan penting.
Disamping kepentingan konsumen
dalam negeri teh juga penting sebagai komoditi
ekspor teh sangat menunjang perekonomian Indonesia sebagai sumber devisa negara dari sub sektor pertanian atau perkebunan. Ditinjau
dari segi perdagangan, teh merupakan
komoditi ekspor yang mempunyai arti penting dalam perekonomian Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu
negara pengekspor teh terbesar di Asia Tenggara. Teh yang dihasilkan Indonesia merupakan jenis
yang berasal dari tanaman teh Camelia sinensis. Teh hanya dapat
tumbuh pada ketinggian 400-2000 meter
diatas permukaan laut. Perbedaan tinggi
tempat dan temperatur dapat mempengaruhi
mutu teh yang dihasilkan.
Adanya permintaan teh yang
semakin meningkat, dimana menurut data statistik
dewan teh Indonesia jumlah konsumsi teh dunia saat ini adalah sebesar 6.096.403 ton sedangkan produksi teh Indonesia
hanya sebesar 120.000 ton atau sebesar
5,87% dari konsumsi dunia, maka tanaman penghasil teh tersebut dinilai belum
mampu untuk memenuhi kebutuhan permintaan tersebut. Belum adanya pemanfaatan bahan baku lain menjadi produk teh
tersebut membuat perkembangan produk teh
menjadi terhambat.
Tanaman kopi kalau dibiarkan saja
dari kecil hingga besar akan mencapai 7 – 10m, sehingga akan menyulitkan pemeliharaan
dan pemungutan hasil.
Disamping itu produksinya pun
akan berkurang. Oleh karena itu pemangkasan adalah salah satu segi di dalam rangka
pemeliharaan perlu dilaksanakan. Daun kopi
hasil pangkasan banyak yang terbuang-buang begitu saja sehingga perlu dilaksanakan proses pemanfaatan lebih lanjut.
Bagi penikmat kopi mungkin tidak
pernah terpikirkan bahwa selain bijinya,
daun kopi ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan minuman.
Selain memiliki aroma yang dan
rasa yang tak kalah sedap, daun kopi juga memiliki banyak manfaat yang berguna bagi
tubuh kita.
Sejarahnya pun unik, konon jaman
dahulu ketika Jepang masih menjajah dan
berkuasa di Ranah Minang, mereka mengambil hasil buah kopi segar dari tanah warga pribumi dan mengekspornya keluar
negeri. Akibatnya para warga pribumi
tidak dapat menikmati air seduhan dari buah kopi tersebut, dan pada masa itu meminum kopi memiliki keistimewaan
tersendiri yang menggambarkan tingginya
derajat orang tersebut. Karena itu para
warga akhirnya mengganti ketiadaan buah
kopi dengan olahan daun kopi, yang ternyata memiliki rasa yang tak kalah nikmat dibandingkan dengan olahan
buahnya. Sejak saat itu, kebiasaan warga
dalam meminum teh daun kopi menjadi lestari hingga sekarang.
Selain rasanya yang nikmat dan
segar ketika dijadikan minuman, daun kopi
juga memiliki berbagai manfaat, yaitu diantaranya: mengobati penyakit kurap,
menurunkan tekanan darah tinggi bagi penderita hipertensi, menghangatkan badan dan melancarkan saluran
pernafasan serta menambah stamina dan
vitalitas. Ciri khas ini pula yang membuat teh daun kopi terasa lebih nikmat dan harum. Tidak seperti kopi yang umumnya berwarna
hitam pekat dengan serbuk biji-bijiannya
yang mengendap, teh daun kopi kandungan kafeinnya lebih ringan dibandingkan dengan air
kopi biasa. Minuman satu ini cocok
dijadikan minuman kopi alternatif yang bersahabat bagi mereka yang memiliki alergi terhadap kopi biasa karena biasanya mengalami pening dan jantung berdetak kencang.
Berdasarkan latar belakang
tersebut diatas maka penulis mencoba melakukan
penelitian dengan judul “Studi Pembuatan Teh Daun Kopi”.
Tujuan Penelitian Untuk
mengetahui pengaruh lama fermentasi dan suhu pengeringan terhadap mutu teh daun
kopi (coffea sp) dan mempelajari potensi daun kopi untuk digunakan sebagai teh seduh.
Kegunaan Penelitian Sebagai
sumber data di dalam penyusunan skripsi di program studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai
sumber informasi pada pembuatan teh daun kopi.
Hipotesa Penelitian Ada pengaruh
lama fermentasi, suhu pengeringan dan interaksi antara lama fermentasi dan suhu pengeringan terhadap mutu teh daun
kopi.
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman teh berasal dari
pegunungan sekitar Tibet, dan Cina selatan pada daerah 25- o LU dan 95- o BT. Teh sudah
dikenal sejak tahun 780 Masehi. Pada
waktu itu di negeri Cina diterbitkan buku budi daya tanaman teh dan cara pengolahannya. Jepang mengenal teh
pada tahun 800 Masehi, sedangkan pengembangannya
dimulai 1800 dan sejak itu minum teh menjadi upacara tradisional setiap tahun (Wikipedia , 2011).
Download lengkap Versi PDF