Skripsi Agribusiness: PERBANYAKAN TUNAS Boesenbergia flava DENGAN PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Boesenbergia flava  merupakan tanaman yang berasal dari famili  zingiberaceae. Spesies Boesenbergia sangat langka dibandingkan dengan genera  lain. Sebagian besar, Boesenbergia ditemukan dalam area sangat lembab, area  teduh dan biasanya dekat dengan sungai atau dalam kondisi berawa, yang  keberadaannya masih susah ditemukan karena tanaman ini langka, boesenbergia  adalah genus dari tumbuh-tumbuhan rhizomatus kecil, sebagian besar tumbuh di  hutan (Sirirugsa, 1992).
Zingiberaceae merupakan tanaman herba tropis yang mempunyai 47 genus  dan 1400 spesies dan pada umumnya banyak digunakan sebagai obat-obatan,  bahan kosmetik maupun bumbu masak (Yunira dkk, 2008).
Perkembangan industri berbahan baku tanaman obat dalam 5 tahun  terakhir menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan omset produksinya  selama kurun waktu tersebut meningkat sebesar 2,5 – 30% /tahun. Pada tahun  2000 nilai perdagangan tanaman obat di Indonesia mencapai Rp.1,5 trilyun rupiah  setara dengan US $ 150 juta, masih jauh di bawah nilai perdagangan herbal dunia yang mencapai US $ 20 milyar; US $ 8 milyar dikuasai oleh produk herbal dari  China (Rini, 2009).
Salah satu aspek yang terpenting dalam kultur jaringan adalah  kemampuan untuk beregenerasi dan memperbanyak tanaman (mikropropagasi).

Mikropropogasi adalah perbanyakan vegetatif tanaman dengan menggunakan  teknik in vitro. Dengan berkembangnya teknik mikropropagasi tanaman akhir  akhir ini, kendala dalam memperbanyak beberapa jenis tanaman dapat diatasi  (Wattimena dkk, 1992).
Masalah yang dihadapi dalam pengembangan tanaman penghasil obat dan  pada umumnya adalah merupakan tanaman musiman atau tahunan sehingga  membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasilnya. Berbagai  kendala dijumpai dalam perbanyakan temu-temuan antara lain : budidaya, pasca  panen, mutu dan fluktuasi harga. Di sisi lain, desakan penduduk dan  perkembangan industri yang semakin menyempitkan ketersediaan lahan-lahan  pertanian. Penggunaan teknik kultur jaringan jadi lebih menarik dari pada  menumbuhkan di lapangan yang mempunyai banyak hambatan. Perbanyakan dan  pengembangan temu-temuan dengan teknik kultur jaringan mulai dilirik untuk  mempercepat proses dalam mengatasi berbagai kendala  tersebut  di  atas  (Kristina dkk, 2002).
Dengan teknik in vitro mampu memproduksi bibit dalam jumlah besar  dengan waktu yang relatif singkat, bebas patogen, identik dengan induknya dan  tidak dipengaruhi musim. Teknik ini memerlukan media buatan yang dibuat dari  beberapa komponen utama yaitu gula, air, unsur hara makro dan mikro, vitamin,  asam amino, serta zat pengatur tumbuh. Gula sangat diperlukan sebagai sumber  energi dalam kultur jaringan karena tanaman bersifat heterotrof (Sastra, 2005).
Perbanyakan tanaman secara  in vitro  bertujuan untuk memperoleh  bahan tanaman steril yang akan digunakan untuk perbanyakan bibit.
Oleh karena itu, diperlukan proses sterilisasi yang tepat untuk mematikan mikroorganisme  yang terdapat pada eksplan sehingga tidak  mengganggu pertumbuhan tanaman. Keberhasilan sterilisasi dipengaruhi oleh sumber eksplan  (tanaman),  seperti tanaman herbal  atau berkayu, dan kondisi lingkungan  (Aisyah dan Dedi, 2011).
Media yang biasa adalah media Murashige & Skoog (MS). Media MS  digunakan untuk hampir semua macam tanaman, terutama tanaman herbasius.
Media ini mempunyai konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa  N dalam bentuk NO -dan NH -Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  NAA dan BAP serta  interaksi keduanya terhadap pertumbuhan tunas  Boesenbergia flava secara in vitro.
Hipotesis Penelitian Ada pengaruh interaksi antara tingkat konsentrasi NAA dan BAP terhadap  jumlah tunas perbanyakan Boesenbergia flava.
(Hendaryono dan Wijayani, 1994).
Salah satu alternatif metode perbanyakan yang dapat ditempuh adalah  melalui kultur in vitro. Metode ini diharapkan mampu menghasilkan tanaman  dalam skala besar dengan waktu yang relatif cepat serta kualitas tanaman yang  dihasilkan menjadi lebih baik melalui kultur jaringan kebutuhan ketersediaan bibit  tanaman dalam jumlah yang banyak dapat terpenuhi (Gunawan, 1992).
Penelitian tentang perbanyakan Boesenbergia flava hingga saat ini masih sangat kurang, mengingat keterbatasan informasi tentang perbanyakannya secara  in vitro pun masih sangat terbatas. Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang  perlu untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian NAA dan BAP  terhadap perbanyakan Boesenbergia flava secara in vitro.
Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai  salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian,  Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan dapat pula berguna untuk  pihak-pihak yang berkepentingan dalam perbanyakan Boesenbergia flava.



Download lengkap Versi PDF