PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu
negara pengekspor teh terbesar di Asia Tenggara
dan merupakan negara penghasil teh nomor lima di dunia. Teh hanya dapat tumbuh pada ketinggian 400-2000 meter di
atas permukaan laut. Perbedaan tinggi
tempat dan temperatur dapat mempengaruhi mutu teh yang dihasilkan.
Secara umum, bubuk teh yang di
produksi di Indonesia adalah bubuk teh yang
berasal dari tanaman teh Camellia sinensis L. Permintaan konsumen dunia akan teh semakin meningkat, dimana jumlah
konsumsi teh dunia pada tahun 2007 adalah
sebesar 3.031.403 ton sedangkan produksi teh Indonesia hanya sebesar 172.790 ton atau sebesar 5,7% dari konsumsi
dunia. Maka tanaman penghasil teh tersebut
dinilai belum mampu untuk memenuhi kebutuhan permintaan tersebut.
Kurangnya pemanfaatan bahan baku
lain menjadi produk teh tersebut membuat perkembangan produk teh menjadi terhambat.
Jambu biji merupakan salah satu
tanaman yang memiliki prospek yang cukup
baik bila dikelolah. Selain syarat tumbuhnya mudah, jambu biji juga merupakan tanaman yang multi fungsi. Selain di
konsumsi buahnya, kandungan zat kimia
seperti tanin yang terdapat pada daun dan kulit batangnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet. Bahkan
dewasa ini daun dari tanaman jambu biji
ini mulai dikembangkan sebagai bahan obat-obatan yang sudah siap konsumsi.
Di tinjau dari pemanfaatannya,
daun jambu biji sering digunakan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional. Selain
itu, daun jambu biji juga sering digunakan
sebagai bahan pengawet dalam pengawetan telur. Ditinjau dari kandungan kimia yang terdapat pada daun jambu
biji, daun jambu biji cukup layak jika
dijadikan bahan baku untuk dijadikan minuman penyegar seperti teh.
Selain dari kandungan zat kimia
yang cukup mendukung untuk dijadikan teh, diharapkan dari teh yang dihasilkan akan
berfungsi sebagai obat-obatan yang lebih
mudah di terima oleh konsumen. Ditinjau dari manfaat daun jambu biji yang cukup baik bagi dunia kesehatan, maka oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai
penggunaan daun jambu biji sebagai minuman pengganti teh dari Camellia sinensi L.
Dalam proses pembuatan teh hitam,
pelayuan dan fermentasi merupakan tahapan
proses yang menjadi salah satu faktor penentu mutu teh hitam yang dihasilkan. Dimana dalam tahapan proses
pelayuan dan fermentasi terjadi pembentukan
aroma teh yang dihasilkan. Selain itu kedua tahapan ini saling berkaitan dalam perombakan zat-zat kimia yang
ada dalam daun seperti pemecahan tanin
menjadi monomer-monomernya sehingga dapat larut dalam air ketika bubuk teh diseduh.
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian
dengan judul “Mempelajari Pengaruh Lama Pelayuan Dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Teh Daun
Jambu Biji (Psidium guajava)” Tujuan Penelitian Mempelajari pengaruh lama pelayuan dan lama fermentasi terhadap kualitas teh daun jambu biji (Psidium guajava).
Kegunaan Penelitian Untuk memperoleh data
dalam penulisan skripsi di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian ,
Medan. Sebagai sumber informasi untuk
mempelajari pengaruh lama fermentasi dan
lama pelayuan terhadap kualitas teh daun jambu biji (Psidium guajava).
Hipotesis Penelitian Terdapat
pengaruh lama pelayuan, lama fermentasi
dan interaksi lama pelayuan dan lama
fermentasiterhadap kualitas teh daun jambu biji.
Download lengkap Versi PDF