BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Kromatografi
cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan sistem pemisahan dengan kecepatan dan
efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan dalam teknologi kolom,
sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif dan beragam
sehingga mampu menganalisis berbagai cuplikan secara kualitatif maupun
kuantitatif, baik dalam komponen tunggal maupun campuran. ( Depkes RI, 1995 ).
Keberhasilan pemisahan dan teknik analisis
pada metode KCKT tergantung pada pemilihan cara kromatografi yang tepat,
kombinasi fase diam dan fase gerak yang sesuai, serta faktor-faktor lainnya
seperti kolom, detektor, kemampuan sistem pompa dan sistem pengolahan data.
Untuk
keperluan analisis kimia maupun memperoleh kondisi yang diinginkan dalam
kromatografi, perlu diperhatikan beberapa parameter antara lain : waktu
retensi, faktor selektifitas, efisiensi kolom, resolusi, faktor ikutan yang
banyak dipengaruhi oleh fase diam dan fase gerak dalam kolom. (Sudaryo, 2001).
Dalam beberapa literatur telah dicantumkan
beberapa metode analisis penetapan kadar Campuran Parasetamol dan Kofein secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan berbagai fase gerak antara lain
: Metanol - air - asam asetat glasial (69 : 28 : 3), kolom L1, laju alir 2
ml/menit dan detektor UV 275 nm, menggunakan standar internal asam benzoat
dalam metanol konsentrasi mg/ml. (USP
30, 2007) ; Metanol - amonia (99 : 1) dan Asetonitril - air (25 : 75) pada
panjang gelombang 254 nm. (Lunn, G and Schmuff, N. R., 1997) ; Metanol - air
(40 : 60), laju alir 0,5 ml/menit, dengan UV detektor pada 249 dan 273 nm, kolom
C 18. (Paszti and Forgacs, 2003). Campuran Parasetamol, kofein dan degradasinya
dapat ditentukan dengan fase gerak methanol - buffer fosfat pH (20 : 80), kolom C18, laju alir 1 ml/menit, UV
detektor pada 230 nm. (Kuntic, V and Vujic, Z., 2008). Menurut Farmakope
Indonesia edisi IV tahun 1995, tablet Parasetamol ditentukan kadarnya
menggunakan Kromatografi Cair kinerja Tinggi dengan fase gerak air - metanol (3
: 1), kolom L1, laju alir 1,5 ml per menit, detektor 243 nm. Kofein dalam
serbuk minuman dapat ditentukan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
menggunakan kolom oktadesilsilan dengan fase gerak air - metanol - asam asetat
glasial (69 : 28 : 3), laju alir 1,0 ml/menit, detektor UV 275 nm. (MA PPOM,
2007).
Berdasarkan sifat kepolaran dari Parasetamol
dan Kofein, analisis campuran ini dapat dilakukan dengan fase gerak metanol -
air menggunakan kolom C18.
Campuran Parasetamol dan Kofein banyak
ditemukan dalam kombinasi obat Flu yang beredar di pasaran. Parasetamol
merupakan salah obat NonSteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) yang secara
luas digunakan dalam pengobatan demam dan mengurangi rasa sakit. Kofein
merupakan stimulan sistem saraf pusat. Zat ini sering dikombinasikan dengan
parasetamol untuk memperkuat efek analgetisnya. ( Tjay dan Rahardja, 2002).
Contoh Skripsi Farmasi:Optimasi Fase Gerak Metanol – Air Dalam Analisis Tablet Campuran Parasetamol Dan Kofein Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.