BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Taeniasis pada
manusia ialah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing pita yang tergolong
dalam genus Taenia ( Taenia saginata, Taenia solium dan Taenia asiatica). Manusia
dapat terinfeksi dengan
cacing pita apabila memakan
daging sapi (T. saginata) atau daging babi ( T. solium dan T. asiatica)
secara mentah atau dimasak kurang matang. Kebanyakan penderita taeniasis tidak
menyadari bahwa mereka telah terinfeksi dengan cacing pita karena menunjukkan
gejala klini s yang ringan atau asimptomatik.
Gejala klinis taeniasis
sangat bervariasi dan
tidak patognomonis. Gejala taeniasis
dapat berupa rasa
tidak enak pada
lambung, nausea, badan lemah, berat badan menurun, nafsu makan menurun,
sakit kepala, konstipasi, pusing, diare, dan pruritus ani (Depkes,2000; CDC,
2013).
Cacing pita
yang menyebabkan taeniasis
dapat dijumpai di
seluruh dunia.
Infeksi
T.saginata terjadi di tempat -tempat yang
banyak penduduknya makan daging
sapi mentah yang
terkontaminasi, khsnya di
Eropah Timur, Rusia, Afrika Timur dan Amerika Latin.
Taeniasis yang disebabkan oleh T.saginata juga dapat dijumpai
di negara -negara yang menternak
hewan seperti sapi
untuk konsumsi manusia dan sanitasinya buruk (CDC, 2013).
Taeniasis di
Indonesia disebabkan oleh
tiga cestoda, yaitu T. solium, T.
saginata, dan T. asiatica. Ketiga
cestoda tersebut dilaporkan
dari tiga provinsi terkenal
yang endemis unt uk
taeniasis yaitu Bali (T. saginata
dan T. solium), Papua (T. solium), dan Sumatera Utara ( T. asiatica). Suatu
survei yang dijalankan di empat kabupaten
di Bali (Gianyar,
Badung, Denpasar, Karang
Asem) pada tahun 2002 -2005
menunjukkan bahawa di antara 540 orang masyarakat setempat, tingkat prevalensi
taeniasis saginata ditemukan
berkisar dari 1.1%
di Badung pada tahun 2004 dan di Karang Asem pada tahun
2006, hingga 2 7.5% di Gianyar (Desa Ketewel) pada tahun 200 4. Tingkat
prevalensi taeniasis saginata meningkat secara dramatis di Gianyar, termasuk
pada tahun 2002 (25.6%) dan 2005 (23.8%), berbanding survei sebelumnya pada
tahun 1977 (2.1%) dan 1999 (1.3%). Hal ini mungkin terjadi
karena ada peningkatan jumlah keluarga yang
mengkonsumsi daging sapi yang dimasak kurang matang dan mempunyai resiko
terkontaminasi dengan larva Cysticercus bovis . Faktor resiko terjadinya
taeniasis ialah memakan daging yang dimasak
kurang matang karena
larva Cysticercus bovis bisa masih dalam
bentuk infektif. Walau bagaimanapun,
apabila 48 pasien
taeniasis di Gianyar diberikan
pengobatan dengan praziquantel
pada tahun 2002 - diperiksa kembali pada tahun 2003
-2006, tidak ada kasus infeksi ulang dilaporkan setelah penghentian
mengkonsumsi daging sapi kurang matang oleh pasien-pasien tersebut (Wandra et
al., 2007). Survei
terbaru di Bali
dan Kabupaten Samosir, Sumatera Utara
pada tahun 2002 -2005
mengungkapkan bahwa insiden
taeniasis Taenia saginata telah
meningkat dan taeniasis Taenia asiatica masih umum di Kabupaten Samosir (Suroso, 2006).
Contoh Skripsi Kedokteran:Identifikasi Cysticercus bovis pada Steak Daging Sapi di Rumah Makan Jalan Dr. Mansyur
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.