BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertanian
merupakan sektor ekonomi yang
tangguh dalam menghadapi perkembangan
ekonomi dunia. Salah satu subsektor penting dari sektor pertanian adalah perkebunan yang cakupan usahanya
mencapai lebih dari seratus komoditi.
Beberapa jenis komoditas perkebunan
yang memberikan kontribusi besar bagi devisa negara seperti karet, kopi, kelapa dan kakao
merupakan perkebunan rakyat. Di tengah-tengah perkembangan dan pembangunan
berbagai komoditas konversional tersebut,
muncul satu komoditas yang hingga akhir 1970 an hanya di kelola oleh perkebunan besar yaitu kelapa sawit. Pada saat
itu pasar dunia menunjukkan tren permintaan
minyak kelapa sawit yang meningkat sejalan dengan kemajuan teknologi pemanfaatan
minyak kelapa sawit untuk kesejahteraan manusia. Inilah pemicu berbagai pihak, baik pemerintah dan
swasta mengembangkan perkebunan kelapa sawit dalam skala besar dan direncanakan
dengan baik(Badrun, 2006).
Perkebunan kelapa sawit pertama
di Indonesia dirintis oleh K.schadt. Pengusaha Jerman di Tanah Itam Ulu, Sumatera Utara pada
tahun 1911, juga pada tahun yang sama
oleh M.andrien hallet, pengusaha Belgia membuka kebun kelapa sawit di Sungai Liput, Aceh Timur dan Pulau Raja,
Sumatera Utara. Pada tahun 1915 luas kebun
kelapa sawit 2.715 ha, pada tahun 1939 tercatat 66 perusahaan perkebunan yang ditangani pengusaha Belanda dengan luas±
100.000 ha dan Indonesia menjadi produsen
dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Pada waktu itu minyak sawit banyak dimanfaatkan sebagai minyak pelumas (PTPN
IV PERSERO,2007).
Dalam mencapai tujuan perusahaan/organisasi
yaitu meningkatnya produktivitas, karyawan
bukan hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek (pelaku).
Karyawan/Pegawai adalah seorang
pekerja tetap yang bekerja dibawah perintah orang lain yang mendapatkan kompensasi serta jaminan
dan setiap yang bekerja menjual tenaganya
kepada suatu perusahaan dan mendapatkan balas jasa sesuai peraturan atau perjanjian. Karyawan dapat menjadi perencana,
pelaksana dan pengendali yang selalu berperan
aktif dalam pencapaian tujuan perusahaan, serta mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi
sikapnya terhadap pekerjaan.
Karyawan memberikan kontribusi
kepada perusahaan berupa kemampuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki, sedangkan perusahaan diharapkan memberikan imbalan dan penghargaan kepada karyawan secara
adil sehingga dapat memberikan kepuasan.
Dan akhirnya karyawan tersebut mampu meningkatkan produktivitas kerjanya dalam pencapaian tujuan perusahaan
(Hasibuan.M, 2000).
Dalam manjalankan aktivitasnya,
perusahaan dituntut untuk melakukan Penempatan
karyawan dengan baik dengan memperhatikan kriteria- kriteria yang telah ada seperti pengetahuan, keterampilan,
kemampuan dan tuntutan pekerjaan serta yang
lainnya, sehingga timbul timbal balik yang baik pula terhadap perusahaan yaitu produktivitas kerja karyawan akan
meningkat. Bahwa penempatan karyawan
yang benar bermanfaat, diantaranya
mencegah tingginya angka keluar masuk karyawan, keselamatan karyawannya terjaga, tidak
menimbulkan konflik, semangat dan kegairahan
kerja, prestasi kerja yang tinggi, produktivitas meningkat dan lain sebagainya.
Produktivitas menyangkut masalah hasil akhir,
yakni seberapa besar hasil akhir yag
akan diperoleh didalam proses produksi. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian yakni perbandingan antara hasil
yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja
per satuan waktu.Berdasarkan teori
produktivitas, dikemukakan bahwa produktivitas
tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain: Latar belakang pendidikan dan keterampilan,
disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan,
tingkat penghasilan, jaminan
sosial, lingkungan dan iklim kerja, teknologi,
sarana produksi dan kesempatan berprestasi (Sumarsono, 2003).
Karyawan tetap adalah karyawan
kebun yang telah diangkat sebagai karyawan tetap sehingga mendapatkan gaji yang tetap
dari perusahaan tiap bulan. Karyawan tidak
tetap adalah karyawan yang digunakan perkebunan pada saat saat tertentu (musiman) seperti pemanen dan pemupuk.
perhitungan upah pemanen dan pemupuk yang
tidak tetap dilaksanakan tiap hari berdasarkan hari kerja (Simanjuntak,2007) Peningkatan
ataupun penurunan produksi dan produktivitas suatu perusahaan dipengaruhi oleh peningkatan dan penurunan
produksi dan produktivitas tenaga kerja yang
tercakup didalamnya. Tenaga kerja pada perusahaan-perusahaan seperti perkebunan umumnya adalah karyawan. Karyawan
yang berhubungan secara langsung dengan produk yang dihasilkan
perkebunan adalah karyawan pemanen dan pemupuk.
Karyawan panen adalah karyawan yang kegiatannya memotong tanda buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan
brondolan yang berceceran didalam dan
diluar piringan. Selanjutnya menyn tandan buah ditempat pengumpulan hasil (TPH). Karyawan Pemupuk
adalah karyawan yang bertugas menaburkan
pupuk disekitar kelapa sawit tetapi masih didalam piringan tersebut dengan memperhatikan pelaksanaannya yaitu
tepat dosis, tepat cara tabur, tepat waktu
dan tepat jenis.
Salah satu hal yang dilakukan
oleh PTP IV Medan, Sumatera Utara Khnya Sawit
Langkat untuk meningkatkan produksi minyak dan inti sawit terhadap tanaman perlu didukung oleh sistem pemanen dan pemupuk
yang baik. Dengan demikian berdasarkan
latar belakang tersebut maka penulis perlu melakukan penelitian secara ilmiah untuk mengetahui bagaimana
produktivitas kerja karyawan pemanen dan
pemupuk dikebun sawit langkat.
1.2 Identifikasi Masalah Bertitik tolak dari uraian pada latar belakang
maka dapat dirumuskan beberapa masalah
yang dapat diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana produktivitas tenaga kerja
karyawan pemanen didaerah penelitian? 2.
Bagaimana produktivitas tenagakerja karyawan pemupuk didaerah penelitian? 3. Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi (
umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan,
pengalaman bekerja dan gaji pokok) tehadap produktivitas tenaga kerja karyawan
pemanendan pemupuk didaerah penelitian? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis produktivitas tenaga
kerja karyawan pemanen dan pemupuk didaerah
penelitian.
2. Untuk menganalisis seberapa
besar pengaruh nyata faktor sosial ekonomi ( umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan,
pengalaman bekerja dan gaji pokok) terhadap
produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk didaerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.
Penelitian ini merupakan skripsi penulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Medan 2.
Sebagai bahan masukan bagi instansi untuk
bahan pertimbangan bagi para pengambil
keputusan dan kebijakan dalam peningkatan kinerja karyawan khsnya di lingkungan perkebunan 3. Sebagai bahan referensi dan bahan pembelajaran
bagi pihak pihak yang membutuhkan.
Skripsi agribusiness:Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen Dan Pemupuk
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI
Bab I
|
Download
| |
Bab II
|
Download
| |
Bab III - V
|
Download
| |
Daftar Pustaka
|
Download
| |
Lampiran
|
Download
|
