Skripsi agribusiness:Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan Karyawan Outsourcing


 PENDAHULUAN
Latar Belakang Secara umum, pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia  yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, holtikultura,  peternakan dan perikanan. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang  tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor  ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai  realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian  besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan  perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di  negara kita (Subianto, 2011).

Industri perkebunan mulai berkembang di Nusantara dalam bentuk usahausaha perkebunan berskala besar pada awal abad ke-19. Sejak awal itu hingga  menjelang kemerdekaan Indonesia, para pelaku usaha dari Belanda, Inggris,  Belgia, dan lain-lain, mulai membuka perkebunan-perkebunan karet, teh, kopi,  tebu, kakao, kina dan beberapa jenis rempah, lengkap dengan fasilitas  pengolahannya terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Berkembangnya usaha  perkebunan pada masa-masa itu telah mendorong terbukanya wilayah-wilayah  baru yang terpencil, berkembangnya sarana dan prasana umum, serta kolonisasi.
Sejalan dengan perkembangan waktu, perkebunan memodernisasi dirinya, dengan  diterapkannya sistem manajemen yang lebih baik serta diaplikasikannya berbagai  tekhnologi di bidang kultur teknis maupun pengolahan hasil  (Pusinfo BUMN Perkebunan, 2011).
 Perkebunan mempunyai fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran  dan kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional;  fungsi ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon,  penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung; dan sosial budaya, yaitu  sebagai perekat dan pemersatu bangsa (Junaidi, 2010).
Salah satu pendukung untuk mempercepat kemajuan dibidang pertanian  yaitu sektor perkebunan yang diintegrasikan ke sektor pertanian. Oleh sebab itu  PTPN (Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara) tidak lari dari makna pasal  UUD 1945 dengan mencetuskan Tri Dharma perkebunan yaitu, pertama  peningkatan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komoditi perkebunan,  baik untuk kepentingan konsumsi dalam dan luar negeri maupun peningkatan  ekspor non migas guna meningkatkan devisa Negara. Kedua, peningkatan  kesempatan kerja dengan cara memperluas lapangan kerja dalam rangka  meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan  kesejahteraan petani dan karyawan pada khsnya. Ketiga, memelihara  pelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air dan kesuburan tanah menjamin  eksistensi usaha (Ananda, 2010).
Hal yang paling penting dalam proses pemenuhan hak dasar rakyat adalah  masalah kesejahteraan. Hak dasar yang diakui adalah terpenuhinya kebutuhan  pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih. Dalam UUD  1945 pasal 28b ayat 1 mengamanatkan bahwa : setiap orang mengembangkan diri  melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan, dan  mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi   meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia (Ananda,  2010).
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) merupakan Perusahaan Perkebunan  Milik Negara (BUMN). Perusahaan ini mempunyai produktivitas yang tinggi  dalam mengelola hasil-hasil perkebunan, hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat  produktivitas kerja yang tinggi juga dari para karyawannya. Mustahil jika  perusahaan ini dapat maju tanpa etos kerja yang tinggi dari para karyawannya.
Targetan dan tujuan  perusahaan dapat tercapai akibat kerja keras dari para  karyawan dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena ujung tombak  perusahaan ini adalah karyawan, maka penting sekali perusahaan memperhatikan  kondisi karyawannya. Dalam hal ini kesejahteraan karyawan sangatlah  dibutuhkan untuk menunjang efektifitas pekerjaan dan juga agar tercapainya  target perusahaan.
Dalam penelitian Ananda (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi  kesejahteraan karyawan tetap di perkebunan adalah faktor gaji/penghasilan,  bonus, lembur, insentif, beras dan minyak, layanan kesehatan, dan pendidikan.
Berbeda halnya dengan karyawan tidak tetap (seperti karyawan outsourcing atau  biasa disebut karyawan harian lepas), yang tidak mendapatkan bonus, lembur,  insentif, beras, layanan kesehatan dan pendidikan dari perusahaan perkebunan.
Yang mereka dapatkan hanya gaji/penghasilan yang diberikan berdasarkan  prestasi kerja.  Sehingga faktor-faktor tersebut tidak bisa digunakan untuk  mengukur kesejahteraan karyawan outsourcing.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyatakan  bahwa karyawan outsourcing (kontrak) adalah pekerja yang memiliki hubungan   kerja dengan pengusaha berdasarkan pada Perjanjian Kerja Waktu Tertentu  (PKWT). Bila merujuk kepada aturan yang berlaku, jenis hubungan kerja PKWT  hanya dapat diterapkan empat untuk jenis pekerjaan, yaitu pekerjaan yang sekali  selesai, pekerjaan yang bersifat musiman, pekerjaan dari suatu usaha baru, produk  baru atau kegiatan baru, serta pekerjaan yang sifatnya tidak teratur (pekerja lepas)  (Budiadji, 2008).
Menurut penelitian terdahulu, dalam hal ini Ananda (2010), Iskandar  (2010), Lenny (2003), dan Hasibuan B. (2008),  faktor-faktor yang mempengaruhi  kesejahteraan adalah jumlah tanggungan keluarga, pendapatan keluarga, umur,  tabungan, beban hutang keluarga, dan lokasi tempat tinggal.
Dengan demikian, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian untuk  mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan karyawan  outsourcing PT Perkebunan Nusantara II Unit Kebun Sawit Seberang.
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah  yaitu sejauh mana tingkat kesejahteraan karyawan  outsourcing  di daerah  penelitian?, bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga, penghasilan/gaji,  umur, tabungan, beban hutang keluarga, dan lokasi tempat tinggal terhadap  kesejahteraan karyawan outsourcing di daerah penelitian?, dan bagaimana status  kemiskinan  karyawan  outsourcing  di daerah penelitian menurut Profesor  Sayogyo?  Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat  kesejahteraan karyawan outsourcing  di daerah penelitian; untuk mengetahui  pengaruh jumlah tanggungan keluarga, penghasilan/gaji, umur, tabungan, beban  hutang keluarga, dan lokasi tempat tinggal tehadap kesejahteraan karyawan  outsourcing  di daerah penelitian ; dan untuk mengetahui status kemiskinan  karyawan outsourcing menurut Profesor Sayogyo.
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai syarat untuk mendapatkan  gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian , sebagai  masukan bagi pihak PT. Perkebunan Nusantara II Unit Kebun Sawit Seberang  untuk lebih dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan outsourcing, serta  sebagai bahan informasi dalam bentuk penelitian kepada pihak-pihak yang  membutuhkan informasi mengenai kesejahteraan karyawan outsourcing  di  perkebunan.


Skripsi agribusiness:Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan Karyawan Outsourcing
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI

Bab I
Download 
 Bab II
 Download 
 Bab III - V
 Download 
Daftar Pustaka
 Download 
Lampiran
Download