Skripsi agribusiness:Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Beras Organik


 BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang  Revolusi hijau merupakan upaya untuk meningkatkan produksi pangan melalui  usaha pengembangan teknologi pertanian. Revolusi hijau dimulai sejak dekade  1960-an dengan label “pertanian modern”. Kegiatan pertanian modern ini meliputi  penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk kimia, penggunaan pestisida kimia,  mekanisasi pertanian, dan pnyuluhan pertanian secara massal.
Disatu sisi revolusi hjau memang dapat meningkatkan produksi pangan, namun  disisi lain revolusi hijau juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa  dampak negatif yang disebabkan oleh revolusi hijau terhadap lingkungan hidup  antara lain adalah munculnya jenis “hama” baru yang lebih resisten terhadap  pestisida sehingga terjadinya ledakan hama akibat predator alami yang ikut mati  terkena  semprotan pestisida. Selain itu perubahan kondisi fisik dan kimia tanah  akibat dosis pupuk yang tinggi dan terus-menerus menyebabkan penurunan  kesuburan lahan yang pada gilirannya mengakibatkan turunnya produktivitas  lahan dan tercemarnya kandungan air tanah (Sugito, 1995).

Menyadari besarnya dampak negatif tersebut, pakar pertanian mempelopori dan  menerapkan gagasan mengenai pertanian organik, yaitu sistem pertanian yang  secara ekologi ramah terhadap lingkungan sehingga produksinya aman untuk  dikonsumsi manusia dan sekaligus mampu menyediakan pangan yang cukup bagi  penduduk, baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Sistem pertanian   organik ini bebas dari kandungan bahan kimia karena sama sekali tidak  menggunakan bahan kimia (seperti pupuk buatan, pestisida, insektisida, fungisida,  dan herbisida), melainkan menggunakan bahan-bahan alami dalam proses  produksinya.
Salah satu contoh hasil produk dari pertanian organik adalah beras organik. Beras  organik ada yang berwarna putih, merah dan hitam. Beras organik putih sendiri  memiliki bermacam-macam varietas diantaranya adalah varietas pandan wangi,  kuku balam, ciherang, ramos, siredek dan sebagainya. Semua jenis beras organik  memiliki manfaaat yang hampir sama. Beras organik sangat baik bagi kesehatan  karena bebas dari bahan kimia berbahaya dibandingkan dengan beras lain.
Memiliki kandungan nutrisi dan mineral tinggi, kandungan glukosa, karbohidrat dan proteinnya mudah terurai, aman dan sangat baik dikonsumsi penderita  diabetes, baik untuk program diet, mencegah kanker, jantung, asam urat, darah  tinggi, dan vertigo. Selain itu rasa nasi dari beras organik lebih empuk dan pulen.
Beras organik aman dikonsumsi oleh balita, orang dewasa, dan para manula.
Kehadiran  beras organik disambut gembira masyarakat yang sangat  memperhatikan kesehatan dan kelestarian lingkungan. Mereka mulai sadar bahwa  selama ini makanan yang dikonsumsi mengandung residu pupuk dan pestisida  kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Itulah sebabnya mereka mulai mencari  bahan makanan yang diproduksi secara organik sehingga aman dikonsumsi dan  sekaligus ramah lingkungan. Hal tersebut terindikasi dengan pertumbuhan pasar  organik diperkirakan mencapai 20-30% per tahun. Bahkan, di beberapa Negara  tertentu mencapai 50% per tahun. Kenaikan penjualan produk organik disebabkan   oleh alasan kesehatan, 94% responden di berbagai kota besar di Eropa  menyatakan bahwa mereka membeli pangan organik karena mereka sangat peduli  akan kesehatan pribadi serta anggota keluarganya, sehingga diperkirakan permintaan beras organik akan meningkat dan peluang pasarnya semakin lebar  (Sriyanto, 2010). Namun produksi yang tersedia belum  mampu memenuhi  kebutuhan pasar yang terus meningkat. Hal ini disebabkan masih sedikitnya petani  yang melakukan pertanian organik daripada non-organik (Sulaeman, 2007).
Dari beberapa keunggulan, tingginya kualitas beras organik menyebabkan  tingginya harga beras tersebut dibanding dengan harga beras biasa, hal ini karena  jumlah produksi beras organik masih terbatas dalam skala kecil dan dilakukan  oleh kelompok tani binaan. Harga beras organik yang relatif mahal tersebut  sehingga menyebabkan konsumen yang mengkonsumsi beras organik pun berasal  dari kalangan menengah dan kalangan atas. Penjualan beras organik pun masih  dikatakan terbatas karena hanya tersedia di tempat-tempat tertentu  seperti di  pasar-pasar modern dan tidak tersedia di pasar tradisional. Hal ini yang membuat  beras organik mempunyai segmen pasar sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi  keputusan konsumen dalam membeli beras organik di kota Medan.
1.2.  Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa  permasalah sebagai berikut : 1.  Bagaimana perkembangan permintaan konsumen beras organik di daerah  penelitian?   2.  Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi  keputusan  konsumen dalam  membeli beras organik di daerah penelitan?  1.3.  Tujuan Penelitian 1.  Untuk mengetahui perkembangan permintaan konsumen beras organik di  daerah penelitan.
2.  Untuk mengetahui  faktor-faktor  yang  mempengaruhi keputusan konsumen  dalam membeli beras organik di daerah penelitan.
1.4.  Kegunaan Penelitian 1.  Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang  memiliki ketertarikan terhadap faktor-faktor  mempengaruhi  keputusan  konsumen dalam membeli beras organik.
2.  Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan perilaku  konsumen.


Skripsi agribusiness:Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Beras Organik
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI

Bab I
Download 
 Bab II
 Download 
 Bab III - V
 Download 
Daftar Pustaka
 Download 
Lampiran
Download