BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kondisi krisis ekonomi yang dialami oleh
bangsa Indonesia saat ini berdampak
sangat luas dan memberatkan kehidupan masyarakat dari semua lapisan. Dalam keadaan ekonomi yang tidak
menentu seorang kepala rumah tangga pada
dasarnya harus menyesuaikan diri antara lain dengan memanfaatkan anggota rumah tangga untuk bekerja sebagai
upaya meningkatkan pendapatan keluarga
(Gilarso, 1994).
Wanita Indonesia terutama di pedesaan sebagai sumber daya
manusia cukup nyata berpartisipasi khsnya
dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga dan
rumah tangga bersama pria. Partisipasi tenaga kerja wanita memang erat kaitannya dengan latar belakang keluarga,
mengingat bahwa fungsi keluarga dalam
pengambilan keputusan sangat menentukan. Kemiskinan yang dihadapi oleh sebagian besar keluarga di pedesaan menuntut
keikutsertaan semua anggota keluarga
untuk memikirkannya (Wulandari, 1992).
Keinginan para wanita untuk dapat
meningkatkan taraf hidup, perbaikan taraf
hidup, dan perbaikan keadaan ekonomi
serta keadaan sosial keluarga senantiasa
tergambar dari upaya yang selalu mereka lakukan. Misalnya dengan bekerja di sektor industri atau mencari nafkah
untuk menambah penghasilan keluarga.
Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, mereka akan
menjadi penengah untuk setiap masalah yang
terjadi di dalam keluarga, mereka juga tidak segan-segan untuk memasuki 1 dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila
keadaan keluarga mereka mengharuskan
untuk berbuat demikian (Ihromi,1995).
Pendapatan rumah tangga merupakan
hasil usaha bersama dari semua anggota
rumah tangga yang mempu bekerja dan digunakan untuk semua anggota rumah tangga sesuai dengan pos-posan
pengeluaran, pengeluaran tertinggi ada pada
pos makanan (Bastian, 1995).
Dalam rangka dinamika dan
pergeseran mata pencaharian daerah pedesaan yang cenderung berubah dari pola agraris ke
non agraris, misalnya menonjolkan aktivitas
industri rumah tangga, industri pariwisata, jasa, kehidupan sektor formal lainnya seperti pendidikan, pegawai, dan lain sebagainya ternyata wanita memegang peranan juga. Terutama untuk menambah
pendapatan keluarga dan membantu
kegiatan suami serta mengurangi beban dan ketergantungan isteri terhadap suami (Kartini, 1995).
Pembangunan sektor industri
secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan
kokoh yang meliputi aspek perubahan
ekonomi. Fokus perhatian pembangunan sektor ekonomi dirasa perlu diberikan pada subsektor industri kecil dan
kerajinan yang memiliki potensi dan peranan
penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah pedesaan tentunya menjadikan industri kecil dan
kerajinan ini memberikan sumbangan bagi
daerah dan masyarakatnya (Tambunan, 1999).
Berdasarkan data yang diperoleh
dari dinas perindustrian dan perdagangan diperoleh
enam komoditi andalan Kabupaten Deli Serdang yang telah mampu menopang dan memberikan kontribusi produk dari
industri pengolahan berskala kecil dan
menengah terhadap perekonomian di seputar kawasan di Kabupaten ini.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel
1 berikut : Tabel 1. Komoditi Andalan
Produk Industri Kecil Menengah di Kabupaten Deli Serdang 2011 No Jenis
Komoditi Unit Usaha (Unit)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
Nilai Investasi (Rp.000) Kapasitas Produksi Nilai Produksi (Rp.000) 1 Kerupuk Opak 41
398 320.400 2.654 Ton
6.635.
2
Sapu Ijuk 73 410
236.000 1.215.
Batang 5.467.
3
Meubel Kayu 16 340
172.000 10.100 Unit
2.020.
4
Emping Melinjo 204 391
49.050 156 Ton 2.808.
5
Keramik Gerabah 12 89
374.500 600 Unit 985.
6
Sabut Kelapa 3 76
489.000 240 Ton 1.440.
Sumber : Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Deli Serdang 2012 Industri
Kecil dan kerajinan rakyat yang sebagian besar di daerah pedesaan dapat memegang peranan penting bagi
pembangunan ekonomi di pedesaan dan
usaha pemerataan karena memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa, memberikan tambahan
pendapatan, dan dalam beberapa hal mampu memproduksi barang-barang keperluan
penduduk setempat dan daerah sekitarnya
secara lebih efisien dan lebih murah dibanding dengan industri besar (Syamsiah, 1991).
Tabel 2. Beberapa Industri Kecil
dan Menengah Wilayah Desa Medan Sinembah2011
No Industri Kecil dan Menengah Jumlah ( unit) Jumlah kegiatan
( unit ) Jumlah pengurus dan anggota (
orang ) 1. Industri Kerajinan Sapu
Ijuk 36 1 2.
Industri Alat Rumah Tangga 1 2 3.
Industri Material Bahan dan Bangunan
1 0
4. Industri Alat pertanian 2
0 5.
Industri Makanan 2 1 6.
Rumah Makan dan Restoran 2 1 Sumber : Kantor Kepala Desa 2012 Dari Tabel 2 di atas dapat terlihat bahwa
mata pencaharian masyarakat yang tinggal
di desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang tidak hanya berada dalam sektor
pertanian tetapi juga termasuk di dalamnya
adalah sektor industri, baik `itu sektor industri kecil dan menengah.
Dari tabel di atas juga dapat
dilihat bahwa sektor industri rumah tangga pembuatan sapu ijuk menjadi industri rumah
tangga utama di desa Medan Sinembah,
Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Identifikasi Masalah 1. Apa saja kegiatan tenaga kerja wanita dalam
industri rumah tangga pembuatan sapu
ijuk? 2.
Bagaimana persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian? 3. Bagaimanakah pengaruh karakteristik tenaga
kerja wanita (umur, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja dalam industri rumah tangga, jumlah tanggungan keluarga) terhadap pendapatan
tenaga kerja wanita? 4. Masalah-masalah apa saja yang ditemukan
tenaga kerja wanita dalam industri rumah
tangga pembuatan sapu ijuk? 5. Apakah ada upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang ditemukan
tenaga kerja wanita dalam industri pembuatan sapu ijuk? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kegiatan tenaga kerja wanita
dalam industri rumah tangga pembuatan
sapu ijuk.
2. Untuk mengetahui persentase kontribusi tenaga
kerja wanita terhadap pendapatan
keluarga.
3.
Untuk mengetahui pengaruh karakteristik (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan
keluarga) terhadap pendapatan tenaga kerja
wanita.
4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang
ditemukan tenaga kerja wanita dalam industri
pembuatan sapu ijuk.
5. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah yang ditemukan tenaga
kerja wanita dalam industri pembuatan sapu ijuk.
1.4. Kegunaan Penelitian Adapun
Kegunaan dari penelitian ini yaitu : 1.
Sebagai bahan informasi maupun pertimbangan terhadap pihak pengambil keputusan dalam pembangunan industri rumah
tangga.
2. Sebagai bahan informasi serta referensi
terhadap pihak yang membutuhkan.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi di Fakultas Pertanian .
Skripsi agribusiness: Peranan Tenaga Kerja Wanita Dalam Industri Sapu Ijuk Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI
Bab I
|
Download
| |
Bab II
|
Download
| |
Bab III - V
|
Download
| |
Daftar Pustaka
|
Download
| |
Lampiran
|
Download
|
