PENDAHULUAN
Latar Belakang Pembangunan suatu negara berkembang selalu
didasarkan pada pemanfaatan sumberdaya
alam. Semakin banyak negara tersebut
memiliki sumberdaya alam dan
memanfaatkannya dengan seefisien mungkin, maka semakin tinggi harapan tercapainya keadaan kehidupan ekonomi yang
baik untuk jangka panjang. Tujuan
dilakukannya pembangunan suatu negara adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Kualitas hidup masyarakat berkaitan dengan kualitas lingkungan hidup, sehingga pembangunan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh negara untuk
meningkatkan manfaat yang diperoleh dari sumberdaya alam.
Pertanian merupakan sektor yang
utama di Indonesia karena sekitar 75% penduduk
Indonesia tinggal di wilayah pedesaan dan dari jumlah tersebut lebih dari 54% menggantungkan hidup mereka dari
sektor pertanian dengan tingkat pendapatan
yang relatif rendah apabila dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan. Lahan sawah yang subur sebagai
sumber daya lahan utama produksi beras
semakin berkurang. Hal ini diakibatkan adanya pergeseran fungsi lahan tersebut ke fungsi non-pertanian
(Afrizal,2003).
Sektor pertanian sebagai sektor
primer mulai ditinggalkan, dan beralih menjadi
sektor sekunder yaitu industri. Pemilihan sektor industri untuk meningkatkan pendapatan negara didasarkan pada
dua pertimbangan, hal ini sebagaimana
dikutip oleh Purwanto (2003). Pertama, pada masa itu negara-negara di seluruh dunia juga mengerjakan proyek
industrialisasi di negara masing-masing karena
dukungan teori-teori ekonomi yang memadai, sehingga apabila strategi industrialisasi dilaksanakan telah ada konsep
yang mencukupi untuk menentukan arah
pembangunan ekonomi. Kedua, sejarah negara-negara yang telah berhasil memajukan ekonominya selalu melewati tahapan
industrialisasi pada proses pembangunannya.
Strategi ini dianggap berhasil karena secara perlahan-lahan menggeser kegiatan ekonomi dari semula
terkonsentrasi pada sektor primer (pertanian)
menuju sektor sekunder (industri/jasa). Sektor sekunder dipandang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi
daripada sektor primer sehingga dapat mempercepat
peningkatan pendapatan masyarakat. Berdasarkan pertimbangan tersebut kegiatan industrialisasi dengan
konsisten dilaksanakan di Indonesia, melalui
program-program pembangunan yang terencana berdasarkan repelita dan program pembangunan jangka panjang.
Lahan pertanian merupakan faktor
produksi utama dalam menyerap tenaga
kerja dan sumber pendapatan petani. Pentingnya lahan pertanian bagi penyerapan tenaga kerja dan pendapatan petani
serta kondisi menurunnya lahan pertanian, mengakibatkan sempitnya penguasaan lahan pertanian oleh rumah tangga petani dan semakin terbatasnya
kesempatan kerja dan pendapatan rumah tangga
petani di pedesaan.Langkah yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan pengembangan industri kecil atau industri
rumah tangga yang ada di pedesaan (Mubyarto,
2001).
Tantangan bagi dunia usaha terutama
dalam pengembangan industri kecil mencakup
aspek aspek sebagai berikut : 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam hal kemampuan manajemen organisasi
dan teknologi 2. Kompetensi kewirausahaan 3. Akses yang lebih luas terhadap permodalan 4.
Informasi pasar yang transparan 5.
Iklim usaha yang sehat yang mendukung inovasi kewirausahaan dan praktek bisnis serta persaingan yang sehat.
Dengan demikian pengembangan
usaha industri kecil seharusnya dipahami sebagai suatu proses untuk meningkatkan
pendapatan, perubahan kebudayaan serta
struktur sosial terhadap masyarakat (Sandra, 2002) Sampai saat ini, pembangunan pertanian di
Indonesia tampaknya mengikuti pola pembangunan pertanian pada
negara-negara berkembang pada umumnya.
Pembangunan yang dilakukan sekarang ini pada dasarnya adalah usaha-usaha yang dijalankan untuk meningkatkan
kesejahteraan baik material maupun
spiritual. Salah satu bentuk kegiatan pembangunan itu adalah pembangunan industri. Pembangunan industri
selain dilakukan dalam segala tingkatan
juga dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menyebabkan daerah yang dulunya tidak mengenal industri
sebagai lapangan pekerjaan atau kehidupan,sekarang
mempunyai kemungkinan tumbuh menjadi daerah industri dengan segala akibat positif dan
negatifnya, yang kemudian akan membawa perubahan-perubahan dalam masyarakat(Mudrajad,
2003).
Pembangunan sektor industri
secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan
kokoh yang meliputi aspek perubahan
ekonomi. Fokus perhatian pembangunan sektor ekonomi dirasa perlu diberikan pada subsektor industri kecil dan
kerajinan yang memiliki potensi dan peranan
penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah pedesaan tentunya menjadikan industri kecil dan
kerajinan ini memberikan sumbangan bagi
daerah dan masyarakatnya (Tambunan, 1999).
Industri kecil mencakup semua
perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan
mengubah barang dasar atau barang setengah jadi atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih
tinggi nilainya. Peran industri kecil akan
semakin penting apabila di sektor pertanian
terjadi pergeseran dan mekanisme
di bidang usaha tani, keadaan ini akan menjadi suatu alternatifuntuk memilih industri kecil atau industri rumah
tangga. Pilihan tersebut sesuai dengan kenyataan
yang ada bahwa industri kecil tidak membutuhkan pendidikan dan keterampilan tinggi serta modal yang dibutuhkan
relatif kecil (Basril, 2002).
Industri Kecil dan kerajinan
rakyat yang sebagian besar di daerah pedesaan
dapat memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi karena memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk
desa, memberikan tambahan pendapatan,
dan dalam beberapa hal mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat dan daerah
sekitarnya secara lebih efisien dan lebih murah dibanding dengan industri besar
(Mubyarto, 1997).
Salah satu industri kecil yang
banyak diusahakan adalah industri batu bata dan yang ada di Kecamatan Pagar Merbau
Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada
table1 berikut: Tabel 1. Industri Rumah
Tangga di Kecamatan Pagar Merbau 2010 No Desa
Kilang Padi Kilang Batu Bata Industri Tempe 1. Bandar Dolok
- - -2.
Tanjung Garbus II - -
-3 Perbarakan 2
60 -4 Tanjung Garbus KP 1
120 -5 Tanjung Mulia
1 712 6 Purwodadi
- 160 7 Suka Mulia
1 240 -8
Sidodadi Batu VIII - 97 9. Jati
Rejo -
65 -10 Sidoarjo I Jatibaru 1
54 -11 Sidoarjo I Pasar Miring 3
56 12
Pagar Merbau I 1 47
-13 Pagar Merbau II -
55 -14 Sumberejo
5 - -15
Sukamandi Hulu - - -16. Sukamandi Hilir 1
85 -Total 16
1751 Sumber : Badan Pusat Statistik 2011 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 16
desa yang ada di Kecamatan Pagar Merbau ternyata terdapat 12 desa mengusahakan
Industri batu bata. Sedangkan Desa yang
banyak mengusahakan batu bata adalah Desa Tanjung Mulia dan desa ini dijadikan menjadi lokasi penelitian.
Skripsi agribusiness: Analisis Usaha Pengolahan Batu Bata
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI
Bab I
|
Download
| |
Bab II
|
Download
| |
Bab III - V
|
Download
| |
Daftar Pustaka
|
Download
| |
Lampiran
|
Download
|
