Skripsi Manajemen:Pengaruh Rasio Keuangan, Investasi dan Risiko Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio


BAB  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bursa yang kompetitif dibangun atas fondasi kepercayaan dari emitem,  pemodal serta para pelaku pasar modal lainnya. Melalui proses yang  berkesinambungan BEI meletakkan landasan penegakan hukum sebagai dasar  tumbuhnya kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia. Sejak tahun 2002 BEI juga  telah menjalankan scipless trading yang sangat menguntungkan karena keamanan  lebih tinggi, penyelesaian transaksi lebih cepat dan likuiditas pasar akan meningkat.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan dana yang cukup agar  operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
Perusahaan yang kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi  kekurangannya akan dana tersebut. Dana tersebut bisa diperoleh dengan cara  memasukan modal baru dari pemilik perusahaan atau dengan cara melakukan  pinjaman ke pihak di luar perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman  kepada pihak di luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari  pinjamannya tersebut dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage.

Semakin besar utang maka financial leveragenya juga akan semakin besar. Berarti  resiko yang dihadapi perusahaan akan semakin besar karena utangnya tersebut.
Financial levarage dianggap menguntungkan apabila laba yang di peroleh lebih besar  dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut. Financial   leverage di anggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari pada beban  tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut.
Dalam menanamkan investasinya perusahaan mengharapkan pengembalian  yang maksimal dari investasinya tersebut. Penggunaan utang dalam investasi sebagai  tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan diharapkan dapat meningkatkan  keuntungan yang akan diperoleh pemilik perusahaan dibandingkan hanya dengan  menggunakan modal sendiri yang jumlahnya lebih terbatas. Apabila aktiva  perusahaan dikelola dengan baik dan maksimal maka laba yang akan di dapat  menjadi maksimal pula, karena aktiva perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk  kegiatan operasional perusahaan yang tujuannya untuk menghasilkan laba. Jika ingin  melakukan investasi pada suatu perusahaan investor atau calon investor memerlukan  informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang di lihat  dari return yang diterima oleh investor dan melihat bagaimana perusahaan tersebut  mengelola aktivanya. Pihak manajemen perusahaan yang melakukan financial  leverage akan di lihat oleh investor dan calon investor dalam mengelola dananya  tersebut. Apabila dana tersebut bisa  dikelola dengan baik maka akan dapat  meningkatkan laba yang di peroleh dan berarti return  yang dihasilkan akan  meningkat pula. Hal ini akan di lihat pula oleh para kreditur untuk menentukan  kebijakan dalam menyalurkan dananya.
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan  utama dalam banyak  keputusan dividen. Karena dividen menunjukkan arus keluar, semakin besar posisi  kas dan keseluruhan likuiditas Perusahaan, maka semakin besar kemampuan   perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang bertumbuh dan  menguntungkan mungkin saja tidak likuid karena dananya digunakan untuk aktiva  tetap dan modal kerja permanen. Oleh karena pihak manajemen di perusahaan  semacam ini biasanya ingin mempertahankan beberapa perlindungan likuiditas agar  dapat memberikan fleksibilitas keuangan dan perlindungan terhadap ketidakpastian  maka pihak manajemen mungkin enggan untuk mempertaruhkan posisi ini dengan  membayar dividen dalam jumlah besar.
Banyak faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam menentukan  dividend payout rationya. Faktor – faktor yang menjadi  pertimbangan dalam  kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain posisi likuiditas perusahaan,  kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat perluasan perusahaan (Riyanto,  2001 : 267). Tingkat dividen yang semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin sedikit  laba yang ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan  perusahaan. Perusahaan yang ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap  didalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen  akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya  Dividend Payout Ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan, makin kecil dana  yang tersedia untuk ditanamkan kembali didalam perusahaan yang ini akan  menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001: 265).
Profitabilitas selalu dianggap sebagai indikator utama pembayaran dividen  ratio. Ada banyak faktor-faktor lain selain profitabilitas juga yang mempengaruhi  keputusan dari suatu perusahaan yaitu arus kas, pajak perusahaan, pertumbuhan   penjualan dan pasar untuk rasio nilai buku. Literatur menunjukkan bahwa rasio  pembayaran dividen positif terkait dengan laba, arus kas dan memiliki hubungan  terbalik dengan pajak perusahaan, penjualan pasar untuk pertumbuhan dan rasio nilai  buku. Kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari  keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak untuk diperlukan untuk  perusahaan apabila hendak membayar dividen. Tingkat keuntungan yang tinggi  menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang juga meningkat dimana  perusahaan yang bertumbuh akan cenderung membayarkan dividen lebih rendah.
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang  berkepentingan dan saling bertentangan (agency problem), yaitu kepentingan para  pemegang saham dengan dividennya, kepentingan perusahaan dengan laba  ditahannya, disamping itu juga kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi  besarnya  dividen kas yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada para  pemegang saham tergantung kepada kebijkan masing-masing perusahaan, sehingga  memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan  dividen atau keputusan dividen hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang  akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian  dari laba ditahan.
 Gambar 1.1  Jumlah Saham yang beredar di Perusahaan Manufaktur tahun 2008-2009  Tampak pada gambar adanya penurunan jumlah saham yang beredar dalam  tahun 2008 karena disebabkan oleh adanya gejolak krisis global yang melanda dunia  pada tahun tersebut. Penurunan harga saham yang juga mempengaruhi penerimaan  dividen kepada setiap investor. Adanya penurunan investasi dalam setiap perusahaan  yang tentu saja mempengaruhi kinerja setiap perusahaan. Dampak yang paling terasa  terjadi pada tahun 2008. Adanya kelesuan para investor untuk menanamkan  modalnya kepada perusahaan menyebabkan sebagian perusahaan kekurangan dana di  dalam perusahaannya. Perubahan harga saham tentu saja akan mempengaruhi  penerimaan dividen. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penerimaan  dividen akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan untuk selanjutnya.
Penelitian  menunjukkan bahwa perubahan sejumlah besar dividen  mempengaruhi harga saham dengan arah yang sama, dimana peningkatan dividen  menghasilkan peningkatan dalam harga saham dan penurunan dividen menghasilkan  penurunan harga saham. Terkadang kandungan informasi yang ada dalam perubahan   dividen itu sendiri berkaitan dengan laba yang akan datang. Dengan kata lain, tidak  ada preferensi pemegang saham terhadap dividen sekarang. Sebaliknya, perubahan  dividen naik atau turun dipandang sebagai signal dimana manajemen mengharapkan  laba yang akan datang berubah ke arah yang sama. Peningkatan dividen dipandang  sebagai signal positif yang menyebabkan investor menawarkan harga lebih tinggi dan  penurunan dividen merupakan signal negatif yang dapat menurunkan harga saham.



Skripsi Manajemen:Pengaruh Rasio Keuangan, Investasi dan Risiko Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio
Download lengkap Versi PDF