PENDAHULUAN
Latar Belakang Strategi revitalisasi pertanian adalah salah
satu dari strategi tiga jalur (tripletrack
strategy) yang digunakan pemerintahan kabinet Indonesia bersatu.
Ketiga jalur strategi itu adalah peningkatan
pertumbuhan ekonomi diatas 6,5 persen
pertahun melalui percepatan investasi dan ekspor, pembenahan sektor rill untuk mampu menyerap tambahan angkatan
kerja dan menciptakan lapangan kerja barudan revitalisasi sektor pertanian
dan pedesaan untuk berkontribusi pada pengentasan
kemiskinan (Arifin, 2005).
Masalah angkatan kerja dan pengangguran
merupakan masalah yang sering
dibicarakan.Salah satunya lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat menampung angkatan kerja yang menganggur
adalah sektor industri.Pusat-pusat industri
dan berbagai sektor formal, khususnya bagi golongan masyarakat bergolongan rendah sulit ditembus karena
mereka pada umumnya tidak memenuhi syarat
pendidikan minimum yang diterapkan. Karena itu langkah yang diambil pemerintah antara laindengan menetapkan
pengembangan usaha mandiri di sektor informal
sebagai terobosan guna memperluas kesempatan kerja (Hartoyo, 1993).
Struktur ekonomi akan mengalami perubahan
dalam proses pembangunan, karena semakin
tinggi pendapatan perkapita suatu negara semakin kecil peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan
kerja. Akan tetapi sebaliknya sektor
industri semakin penting perannya dalam menampung tenaga kerja termasuk
home industryatau industri rumah tangga (Sadli, 1990).
Demikian pula, terlalu salah apabila
beranggapan bahwa sektor pertanian akan
digunakan sebagai penyerap angkatan kerja yang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Produktivitas sektor pertanian
yang cukup rendah saat ini, misalnya dalam
produk pangan sampai saat ini belum ada lagi kisah spektakuler seperti pada revolusi hijau sekitar satu generasi yang
lalu yang mampu meningkatkan produktivitas
empat kali lipat. Akibatnya produktivitas tenaga kerja yang terlibat dalam sektor pertanian pasti cukup rendah
karena tambahan tenaga kerja masih lebih
cepat dibanding pertumbuhan kapasitas produksi pertanian, terutama bahan pangan, dengan kata lain, mengandalkan
penyerapan dan tambahan produktifitas tenaga
kerja hanya dari sektor pertanian tidak akan mampu menolong mereka yang bahkan terlibat langsung dalam sektor
pertanian (Arifin, 2005).
Dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah
barang pertanian menjadi meningkat
karena barang tersebut mampu menerobos pasar, baik pasar domestik, maupun pasar luar negeri. Sekarang
dalam kondisi perekonomian dimana sektor
industri harus dikembangkan secara berimbang dengan pengembangan sektor lain dan juga sektor
industri yang didukung oleh sektor pertanian,
maka pertumbuhan sektor industri yang menggunakan bahan baku pertanian menjadi berkembang dengan pesat
(Soekartawi, 1991).
Semakin tingginya minat masyarakat untuk
meningkatkan pendapatan, maka masyarakat
semakin berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam dunia usaha industri rumahan.Selain
untuk meningkatkan pendapatan rumah
tangga, juga membuka peluang untuk menyerap angkatan kerja, terutama tenaga kerja wanita.
Secara normatif pria aktif dalam kegiatan
mencari nafkah, wanita adalah pekerja
rumah tangga. Namun fakta dilapangan, ternyata wanita disamping melakukan pekerjaan rumah tangga juga aktif
dalam mencari nafkah. Tentu hal ini disebabkan
rendahnya pendapatan suami/pria maka wanita/isteri mau tidak mau harus ikut aktif dalam kegiatan nafkah
sehingga kebutuhan keluarga dapat terpenuhi.
Meningkatnya tenaga kerja wanita dalam
kegiatan nafkah karena tersedianya
lapangan kerja yang mudah dimasuki oleh wanita seperti usaha dagang, buka warung, pembantu rumah tangga
maupun pekerjaan dalam industri rumah
tangga khususnya industri rumah tangga tergolong masih usaha sederhana dan tradisional, ditinjau dari modal yang
dikeluarkan tidak terlalu besar untuk memulai
suatu usaha.Tetapi usaha industri kecil sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar dalam ikut membangun
perekonomian dan membantu mengatasi
pengangguran. Industri rumah tangga paling banyak merekrut tenaga kerja wanita
dikarenakan wanita mempunyai spesifikasi tersendiri dalam pekerjaan di bidang industri, contohnya
industri konveksi, kerajinan tangan, makanan
olahan seperti industri kacang intip, dodol dan lain-lain. Hal ini disebabkan lapangan pekerjaan tersebut tidak
membutuhkan persyaratan yang tinggi,
modal yang besar dan lain-lain.
Kacang tanah adalah salah satu produk
pertanian yang disukai oleh masyarakat
karena selain rasanya yang enak tetapi juga kandungan protein dan karbohidrat yang baik untuk tubuh. Sebagai
bahan makanan kacang tanah dapat diolah
menjadi berbagai makanan yang enak. Selain dapat diolah dengan cara langsung direbus atau digoreng, kacang tanah
juga dapat dijadikan produk olahan seperti
selai, kacang atom, kacang telur bahkan tambahan pembuatan kue seperti kue kacang, kacang intip dan lain sebagainya.
Pengolahan hasil pertanian di Tebing Tinggi
didominasi oleh industri rumah tangga
yang sebahagian besar tenaga kerjanya adalah wanita yang berkontribusi langsung pada usaha olahan pertanian
seperti produk olahan dari kacang tanah
yaitu kacang intip. Industri rumah tangga kacang intip secara umum di dominasi oleh wanita dan lokasinya dekat
dengan permukiman penduduk. Di kota
Tebing Tinggi terdapat satu industri kacang intip yang semua tenaga kerjanya adalah wanita. Oleh karena itu peneliti merasa
tertarik untuk meneliti peran tenaga kerja
wanita dalam industri kacang intip dan sumbangannya terhadap pendapatan keluarga.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada
latar belakang dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian yaitu 1.
Bagaimana curahan tenaga kerja wanita sebagai buruh di industri kacang intip? 2.
Berapa besar pendapatan yang diperoleh wanita sebagai buruh? 3.
Berapa besar kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagai buruh terhadap pendapatan rumah
tangga? 4. Apa alasan tenaga kerja wanita mau bekerja
sebagai buruh diindustri kacang intip? Tujuan
Penelitian Berdasarkan identifikasi
masalah, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut 1. Untuk mengetahui curahan tenaga kerja wanita
pada industri kacang intip.
2.
Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja wanita.
3.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tenaga kerja wanita terhadap pendapatan rumah tangga.
4.
Untuk mengetahui alasan mengapa tenaga kerja wanita mau bekerja sebagai buruh pada industri kacang intip.
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian
ini 1. Sebagai gambaran atau informasi
bagi pembuat keputusan untuk meningkatkan
tenaga kerja wanita dalam usaha kacang intip.
2.
Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan, khususnya untuk meningkatkan
industri rumah tangga kacang intip di kota
Tebing Tinggi.
Download lengkap Versi PDF
