Skripsi Agribusiness: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI


BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang  
Dalam beberapa tahun dekade terakhir, masyarakat dunia mulai  memperhatikan persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan  dengan melaksanakan usaha-usaha yang terbaik untuk menghasilkan pangan tanpa  menyebabkan terjadinya kerusakan sumber daya tanah, air, dan udara. Akan tetapi  kerawanan pangan sering terjadi di banyak negara yang sedang berkembang,  maka negara-negara industri berusaha mengembangkan “revolusi hijau” untuk  mencukupi pangan dunia. Sebagai konsekuensi dikembangkannya teknologi  “revolusi hijau” maka kearifan/pengetahuan tradisional yang berkembang sesuai  dengan budaya setempat mulai terdesak bahkan mulai dilupakan. Teknologi  modern yang mempunyai ketergantungan tinggi terhadap bahan agrokimia,  seperti: pupuk kimia, pestisida, dan bahan kimia pertanian lainnya lebih diminati  petani daripada melaksanakan pertanian akrab lingkungan.
Sejalan dengan makin banyaknya bahaya yang ditimbulkan oleh  penggunaan teknologi modern, seperti pestisida, herbisida, dan pupuk kimia  terhadap lingkungan, maka praktek pertanian organik mulai dikembangkan oleh  para petani-petani yang secara serius dan bertanggung jawab untuk  menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan serta  menghindarkan bahaya residu pestisida yang terkandung di dalam padi saat ini  yang dapat mengancam kesehatan manusia.

 Di Indonesia, pertanian organik semakin menemukan momentumnya  seiring munculnya krisis ekonomi tahun 1997 yang melambungkan harga saprotan  (sarana produksi pertanian) seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. Dengan  harga saprotan yang mahal tentu saja menyebabkan tingkat keuntungan menurun.
Padahal di lain pihak biaya tenaga kerjanya pun terkadang naik. Inilah yang  menyebabkan petani berpaling pada pertanian organik dengan hanya  memanfaatkan bahan-bahan disekitarnya (Andoko, 2002).
Desa Lubuk Bayas adalah salah satu desa yang menerapkan pertanian padi  organik. Desa Lubuk Bayas terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten  Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Pertanian organik di Desa Lubuk  Bayas baru diterapkan sejak tahun 2008. Mayoritas masyarakat di desa ini  bergerak di bidang  pertanian, terutama pertanian padi sawah.  Kehidupan  masyarakat di desa ini tergantung pada tanaman padinya.
Kelompok Tani Subur merupakan satu-satunya kelompok pertanian padi  organik di Desa Lubuk Bayas. Kelompok ini menerapkan pertanian padi organik  dengan memanfaatkan kotoran ternak atau tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan  dan diolah sendiri menjadi kompos, dan sebagai pencegah hama digunakan  insektisida hayati yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan, yaitu daun sirih, tembakau,  dan akar pinang muda.
Menurut Sarman, salah satu petani organik dan juga yang menjadi Ketua  Kelompok Tani Subur, sebagian besar penduduk di Desa Lubuk Bayas masih  menerapkan pertanian anorganik. Mereka menganggap pertanian organik jauh  lebih rumit pengerjaannya dibandingkan pertanian anorganik, baik dalam hal  pengelolaan lahan dan pemeliharaannya. Padahal jika dilihat dari input yang   dikeluarkan, petani anorganik lebih banyak mengeluarkan input produksi  dibandingkan pertanian organik.
Berdasarkan berbagai hal yang telah dikemukakan sebelumnya, Penulis  merasa perlu untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi  pendapatan petani padi organik di Kabupaten Serdang Bedagai, Kecamatan  Perbaungan, Desa Lubuk Bayas.


Download lengkap Versi PDF