PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sampai saat ini,
kedelai bisa dikatakan masih menjadi salah satu komoditas pangan yang sangat penting di
Indonesia. Hal ini antara lain diindikasikan
dari tingginya gejolak yang timbul akibat kenaikan harga kedelai yang cukup tinggi beberapa waktu lalu.
Besarnya pengaruh perubahan harga kedelai
tersebut sebenarnya sudah tercermin sejak lama. Produksi kedelai di tahun 2009 masih mencapai 900.000 ton per tahun,
sementara kebutuhan nasional sudah mencapai
2,2 juta ton per tahun (kabarbisnis, 2010).
Besarnya
produksi kedelai Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri ternyata dari tahun ke tahun
kemampuannya tidak sama. Berdasarkan data dari Deptan, pada tahun 2005 produksi kedelai
808 ton/ ha kemudian mengalami penurunan
pada tahun 2006 dan 2007 yaitu 748 ton/ ha dan 593 ton/ ha sedangkan pada tahun 2008 mengalami kenaikan produksi
yaitu 776 ton/ha dan tahun 2009 produksinya
966 ton/ ha (Deptan, 2009).
Upaya
peningkatan produksi kedelai dibatasi oleh sempitnya kepemilikan lahan karena sebagian lahan sawah produktif
telah berubah fungsi menjadi lahan non
pertanian. Dibalik terbatasnya sumber daya lahan untuk perluasan areal pertanian, terdapat lahan yang cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan, yaitu dibawah
kanopi tanaman perkebunan. Lahan diantara tanaman perkebunan yang selama ini dibiarkan mengganggur atau hanya
ditanami tanaman penutup tanah (cover
crop) pada umumnya memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi sehingga
berpotensi untuk ditanami kedelai. Permasalahan yang dihadapi dalam pembudidayaan kedelai sebagai tanaman sela
adalah penaungan yang diakibatkan tanaman
pokok. Intensitas penyinaran dibawah tajuk tanaman karet berkisar 60-80% pada
umur 3 tahun, 25-40% pada umur 4 tahun dan makin sedikit bila makin tua (Sihar, 1997).
Tanaman kedelai
termasuk tanaman yang membutuhkan sinar matahari penuh. Intensitas cahaya dan lama penaungan
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
kedelai. Penurunan intensitas cahaya menjadi 40% sejak perkecambahan mengakibatkan penurunan jumlah buku, cabang,
diameter batang, jumlah polong dan hasil
biji serta kadar protein. Untuk memperoleh produksi kedelai yang optimal sebagai tanaman sela di areal
perkebunan maka dibutuhkan varietas yang relatif tahan terhadap penaungan (Sihar, 1997)
Salah satu program pemuliaan tanaman yang dapat digunakan untuk mendapatkan kultivar atau varietas unggul
adalah banyak dilakukan dengan teknik pemuliaan
mutasi. Penggunaan teknik mutasi dalam program pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan tanaman poliploid.
Poliploid dapat menghasilkan perubahan-perubahan
hebat pada perbandingan genetik. Pada poliploidi terjadi penggandaan set kromosom. Perbandingan ini
mungkin dapat terjadi karena adanya
lokus yang diperbanyak pula, seperti terbukti dengan terjadinya kasus alopoliploid segmental (Welsh,1991).
Contoh Skripsi Agronomy:Evaluasi Karakteristik Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.) Hasil Mutasi Kolkisin Pada Kondisi Naungan
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.