Skripsi agribusiness:Analisis Distribusi Biosolar


 BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang  Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu kebutuhan yang semakin  penting hal ini dapat diketahui dari meningkatnya jumlah kenderaan bermotor  yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakarnya.
Tingginya kebutuhan masyarakat akan energi khsnya bahan bakar  minyak yang berasal dari fosil (bahan tambang) memunculkan masalah tersendiri.
Energi ini kini semakin terbatas jumlahnya kerena sifatnya yang tidak dapat  diperbaharui, serta tingkat polusi yang dihasilkan relative tinggi. Masalah ini  memicu lahirnya gagasan untuk megembangkan bahan bakar yang berasal dari  non-fosil yakni bahan bakar nabati (BBN) yang berasal dari tumbuhan atau pun  hewan yang diambil minyaknya. BBN nantinya diharapkan dapat mengantikan  peran bahan bakar yang berasal dari fosil tersebut.

Hingga saat ini BBM tersebut lebih banyak menggunakan bahan bakar  berbasis fosil sebagai sumber energi. Padahal persediaan minyak mentah di  Indonesia sekitar 9 (sembilan) milyar barrel dan dengan laju produksi rata-rata  500 (lima ratus) juta barrel per tahun, maka persediaan tersebut akan habis dalam  18 tahun ke depan (Dept Energi & Sumber Daya Mineral). Untuk mengurangi  ketergantungan tersebut Indonesia harus mengembangkan bahan bakar alternative  yang ramah lingkungan, salah satunya ialah Biosolar.
1    2  Biosolar ialah suatu bahan bakar nabati (BBN) yang dihasilkan dari  pencampuran antara minyak Solar dengan minyak nabati yang berasal dari  tanaman dalam hal ini minyak nabati yang digunakan banyak berasal dari  tumbuhan jarak atau minyak kelapa sawit (CPO) atau lemak hewani yang telah  diproses. Adapun kelebihan dari BBN Biosolar ini ialah dapat mengurangi emisi  gas buang pada kenderaan dikarenakan pembakarannya yang lebih sempurna  sehingga dapat mengurangi polusi udara jika digunakan secara berkelanjutan.
Selain itu Biosolar juga mampu memperpanjang umur mesin karena memiliki  sifat detergensi / pembersih ( Anonimous a, 2010 ) Biosolar mulai diluncurkan di Indonesia sejak tahun 2006 dan pemasaran  Biosolar di SPBU wilayah Medan dan sekitarnya dimulai pada 28 Juni 2010  dilakukan secara bertahap untuk mengantikan bahan bakar Biosolar yang rata-rata  penyalurannya mencapai 18.000 liter perhari di setiap SPBU.
Dari awal peluncurannya Biosolar di Kota Medan pada tanggal 28 Juni 2010  jumlah SPBU yang mendistribusikan Biosolar berjumlah 4 unit dengan jumlah  Biosolar yang disalurkan sebanyak 144.000 liter dan pada bulan Mei 2011 jumlah  SPBU yang mendistribusikan Biosolar mengalami peningkatan menjadi 85 unit  dengan jumlah Biosolar yang disalurkan sebanyak 15.987.000 liter.
Biosolar yang dipasarkan di Kota Medan adalah jenis Biosolar B-5 dengan  kandungan 95% minyak Solar dan 5% Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Dengan  Cantane number minimal 48, produk ini dapat digunakan untuk mobil-mobil  bermesin diesel pada umumnya tanpa perlu memodifikasi kenderaan nya adapun            3  harga Biosolar setara dengan harga Solar yang dijual di SPBU yakni Rp 4.500,-  per liter.
Kelabihan Biosolar dibandingkan dengan Solar ialah Biosolar mempunyai  sifat ditergensi yaitu siaft membersihkan korosi pada mesin kenderaan sehingga  tarikkan pada kenderaan lebih ringan.
1.2  Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka diidentifikasikan beberapa masalah  yang berhubungan dengan penelitian sebagai berikut :  1.  Bagaimana perkembangan jumlah SPBU yang mendistribusikan  Biosolar di Kota Medan  2.  Bagaimana mekanisme distribusi Biosolar di Kota Medan  3.  Bagaimana perkembangan volume Biosolar yang didistribusikan ke  setiap SPBU di Kota Medan  4.  Apakah ada perbedaan antara volume Biosolar yang didistribusikan  oleh PT. PERTAMINA dengan realisasi volume penjualan oleh SPBU  di Kota Medan  5.  Bagaimana komposisi jenis kenderaan yang mengunakan Biosolar di  Kota Medan  6.  Bagaimana hubungan antara aksesibilitas SPBU dengan volume  penjualan Biosolar  4  1.3  Tujuan Penelitian  Adapun tujuan penelitian ini adalah :  1.  Menjelaskan perkembangan jumlah SPBU yang mendistribusikan  Biosolar di Kota Medan  2.  Menjelaskan bagaimana mekanisme distribusi Biosolar di Kota Medan  3.  Menjelaskan perkembangan volume Biosolar yang didistribusikan di  Kota Medan  4.  Menjelaskan perbedaan antara volume Biosolar yang direncanakan dan  didistribusikan dengan jumlah Biosolar yang terjual di SPBU di Kota  Medan 5.  Menjelaskan komposisi jenis kenderaan yang mengunakan Biosolar  diKota Medan  6.  Menjelaskan hubungan antara aksessibilitas dengan volume penjualan  Biosolar.
 5  1.4  Kegunaan Penelitian  Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :  1.  Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak PT. PERTAMINA dalam  membuat keputusan untuk meningkatkan distribusi Biosolar di Kota  Medan 2.  Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak PT. PERTAMINA dalam  menyalurkan Biosolar kepada konsumen 3.  Sebagai bahan informasi dan studi bagi semua pihak yang  memerlukannya.


Skripsi agribusiness:Analisis Distribusi Biosolar
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI

Bab I
Download 
 Bab II
 Download 
 Bab III - V
 Download 
Daftar Pustaka
 Download 
Lampiran
Download