PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.)
terbesar di dunia adalah negara Amerika
Serikat, disl Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan industri stroberi di Amerika Serikat khsnya
California, terutama karena ditemukannya
kultivar-kultivar baru yang unggul, sistem penanaman dan teknik budi daya yang tepat, telah menempatkan
Amerika Serikat (AS) menjadi negara penghasil
stroberi terbesar di dunia. Berkebun stroberi merupakan salah satu usaha di bidang agribisnis yang dapat ditekuni
dan menjanjikan keuntungan.
Permintaan buah stroberi cukup
tinggi baik untuk dikonsumsi langsung, maupun diolah kembali menjadi produk makanan
(Gunawan, 1996).
Tanaman stroberi di Indonesia
sebenarnya telah lama ditanam semenjak jaman
penjajahan dahulu tetapi sampai saat ini penyebaran dan budidaya stroberi belum meluas ke daerah-daerah di seluruh
Indonesia padahal tanaman lainnya seperti:
komoditi jeruk, apel, dan anggur sudah berkembang. Manfaat stroberi selain sumber vitamin dan mineral untuk memenuhi
kebutuhan gizi manusia juga mempunyai
nilai ekonomi yang patut di perhitungkan (Gunawan, 1996).
Stroberi merupakan tanaman buah
yang hanya dapat tumbuh baik di daerah pengunungan
yang berhawa sejuk. Bentuk buah segar jarang dijumpai di pasaran di daerah dataran rendah yang jauh dari
pegunungan kecuali di tempat-tempat tertentu
seperti: pasar swalayan, hotel-hotel, restoran-restoran bertaraf internasional maupun di pesawat udara
(Budiman, 2006).
Tanaman stroberi di Indonesia dapat di tanam
sepanjang tahun tanpa terganggu oleh
adanya pergantian musim kontras setiap tahunnya seperti yang terjadi di negara-negara yang mempunyai empat
musim yaitu: Belanda, Amerika, dan
Australia (Soemadi, 1997).
Tanaman stroberi juga berguna
bagi kesehatan bahwa selain rendah lemak dan kalori juga stroberi secara alami
mengandung serat vitamin C, asam fospat, kalium, dan antioksi dalam jumlah yang tinggi.
Kandungan vitamin dalam buah stroberi
menjadikan stroberi sebagai bahan alternatif yang bagus untuk meningkatkan kesehatan seperti: jantung,
mengurangi resiko terserang beberapa jenis
kanker, dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan tubuh manusia. Orang yang mengkonsumsi stroberi
diuntungkan oleh kandungan nutrisinya
yang banyak, dapat mempertahankan jantung serta bisa membantu meningkatkan fungsi ingatan, dan mengatasi
peradangan sendi atau lebih dikenal dengan
istilah rematik (Gunawan, 1996).
Tanaman stroberi merupakan salah
satu tanaman buah-buahan yang mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dengan bentuk yang mungil,
menarik, serta rasa yang manis segar
(Soemadi, 1997).
Lingkungan tanaman stroberi
membutuhkan temperatur rendah, pembudidayaan
di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang, Cianjur (Jawa Barat), Karo (Sumatera Utara) adalah
daerah sentra pertanian yang membudidayakan
stroberi. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, wilayah tersebut adalah wilayah sebagai
sentra penanaman stroberi di Indonesia (Budiman,
2006).
Suhu yang cukup dingin di malam
hari dibutuhkan untuk memicu proses inisiasi
bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup cahaya
matahari untuk proses
fotosintensis dan pematangan
buah (Gunawan, 1996).
Kondisi lingkungan tempat tanaman
dapat mempengaruhi rasa dan aroma buah
stroberi, walaupun hal ini dipengaruhi oleh sifat genetik tanamannya.
Varietas stroberi yang tumbuh
pada malam harinya akan mempunyai rasa lebih enak dibandingkan yang tumbuh di bawah udara
berawan. Lembab dan panas malam hari
(Budiman., 2006).
Menurut Ken Suratiyah, 2008
sebagian orang mengartikan pertanian sebagai
kegiatan manusia dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman semusim maupun tanaman
tahunan dan tanaman pangan maupun
non-pangan serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan.
Pengertian tersebut sangat
sederhana karena tidak dilengkapi dengan berbagai tujuan dan alasan mengapa lahan dibuka dan
diusahakan oleh manusia.
Usahatani pada umumnya dilaksanakan pada areal sempit, dimana tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Teknologi yang digunakan
sangat sederhana.Umumnya cara permodalannya lebih banyak padat karya daripada padat modal sehingga petani
tidak mampu membeli teknologi (Mubiyarto,
1995).
Petani stroberi harus menghasilkan produksi
yang lebih tinggi sehingga dapat
menghasilkan keuntungan yang lebih besar setelah dikurangkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani
selama proses produksi. Dalam pengusahaan
tanaman stroberi ini, petani harus benar-benar mengusahakan teknologi budidaya stroberi dalam
usahataninya. Usahatani stroberi membutuhkan biaya selama proses produksinya berlangsung
yang meliputi: biaya perawatan, biaya
tenaga kerja, biaya pupuk, biaya pajak, dan biaya obat-obatan yang dinilai dengan rupiah. Buah stroberi dimanfaatkan
sebagai makanan dalam keadaan segar atau
olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jus, selai, dll.
Daerah Sumatera Utara yang cocok
diusahakan tanaman stroberi adalah di daerah
Tanah Karo. Untuk melihat perkembangan stroberi tahun 2009 di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Jumlah Tanaman Stroberi Menghasilkan
di Kabupaten KaroTahun 2009 NO Kecamatan
Jumlah Tanaman Menghasilkan (pohon) 1
Barusjahe 110.150 2 Tiga
Panah 114.570 3
Kabanjahe 113.590 4
Simpang IV - 5
Payung - 6
Munte - 7
Tigabinanga -8 Juhar
- 9 Kutabuluh
- 10 Mardingding
- 11 Berastagi
348.000 1 13 14 15 16 1 Merek
Laubaleng Dolat Rayat Naman Teran Merdeka Tiga Nderket 115.86 - 339.840 116.165 114.276 -Jumlah
1.372.451 Sumber : Profil
Kabupaten Karo 201 Tabel 1 menunjukkan
jumlah tanaman menghasilkan di Kabupaten Karo pada tahun 2009 dengan total jumlah tanaman
menghasilkan sebesar 1.372.451 pohon dan
kecamatan Dolat Rayat sebagai salah satu daerah penghasil stroberi terbesar ke 2 setelah Berastagi dengan jumlah
tanaman menghasilkan sebanyak 339.840
pohon.
Pengolahan usahatani di daerah
penelitian ini sudah lama dilaksanakan, namun
dari pengamatan peneliti minat petani terhadap usahatani stroberi ini masih rendah. Hal ini terbukti masih sedikitnya jumlah petani yang mengusahakan tanaman stroberi yaitu hanya 40 orang dari 567
KK yang terdapat di Desa Dolat Rayat .
Sementara harga jual buah stroberi cukup tinggi dimana harga jual stroberi ke pasar Rp 25.000-35.000/Kg, dan untuk yang
petik sendiri harga jual ke konsumen Rp
75.000-80.000/Kg. Berdasarkan keadaan ini peneliti ingin meneliti bagaimana efisiensi ekonomi penggunaan faktor
produksi usahatani stroberi di daerah
penelitian.
Skripsi agribusiness: Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Stroberi
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI
Bab I
|
Download
| |
Bab II
|
Download
| |
Bab III - V
|
Download
| |
Daftar Pustaka
|
Download
| |
Lampiran
|
Download
|
