Skripsi Manajemen:Valuasi Harga Wajar Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk


 BAB I  PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang  Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada  satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan  di masa mendatang (Darmadji, 2001:110). Salah satu bidang investasi yang  banyak diminati oleh para investorasing maupun dalam negeri dan  diperdagangkan di pasar modal adalah berbentuk saham perusahaan yang go  publicterutama saham biasa (common stock), dimana saham adalah tanda  penyertaan atau pemilikan seseorang ataubadan dalam suatu perusahaan atau  perseroan terbatas (Darmadji, 2001:5).
Membeli saham berarti menginvestasikan modal atau dana yang nantinya  akan digunakan oleh pihak manajemen untuk membiayai kegiatan operasional  perusahaan sedangkan bagi investor, menanamkan dananya ke dalam sebuah  perusahaan akan menambah pendapatan dari investasinya. Keuntungan yang  diperoleh dengan membeli atau memiliki saham adalah memperoleh dividen,  capital gain (harga jual lebih tinggi dari pada harga beli),dan memperoleh saham  bonus (jika ada).

Saham juga dikenal dengan karakteristik high risk – high return yang  merupakan surat berharga yang memiliki risiko tinggi tetapi memberikan peluang  keuntungan tinggi pula. Saham memungkinkan pemodal mendapatkan return atau  keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun  seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat   pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat seperti halnya tidak  mendapatkan dividen dan capital loss (harga jual lebih rendah dari pada harga  beli). Disamping risiko investor, emiten juga masih dihadapkan dengan potensi  risiko lainnya seperti perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, saham perusahaan  dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (di-delist), atau saham perusahaan  dihentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek (di-suspend).
Bagi calon investor yang rasional, keputusan investasi dalam suatu saham  harus didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel yang diperkirakan  akan mempengaruhi harga suatu saham. Hal ini disebabkan oleh sifat saham yang  sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan kondisi  pasar uang, kinerja ekonomi maupun situasi politik dalam negeri yang disebabkan  adanya faktor internal dan faktor eksternal..
Faktor internal berasal dari dalam perusahaan yaitu kinerja perusahaan  baik kinerja keuangannya maupun kinerja manajemen, kondisi perusahaan dan  prospek perusahaan. Sedang faktor eksternal meliputi berbagai informasi di luar  perusahaan, yaitu kondisi pasar uang, kondisi pasar modal (supply and demand),  politik, dan isu-isu yang beredar saatini pun dapat menjatuhkan harga suatu  saham (Tambunan, 2007). Oleh karena itu, investasi di pasar modal diperlukan  pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis  efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang akan  tetap dimiliki. Berikut adalah rasio, Sertifikat Bank Indonesia, dan aktifitas  perdagangan saham periode 2001 – 2006:   Tabel 1.1  RASIO, SERTIFIKAT BANK INDONESIA, TINGKAT IMBAL  HASIL PORTOFOLIO PASAR, DAN AKTIFITAS  PERDAGANGAN SAHAM  PERIODE 2001 SAMPAI 2006  KETERANGAN 2001 2002 2003 2004 2005 2006  EPS (Rp)  421.64 827.90 603.89 304.03 396.51 457.46 ROE (%)  71.72 77.63 66.15 59.66 69.73 63.85 SBI (%)  12.74 12.99 8.31 7.43  9.12 11.83 E(Rm) (%)  (lampiran 1)  13.18 21.50 10.95 9.47 10.72 13.74 Laba Bersih (jutaan)  Growth  4,250,110  67,39%  8,345,274  96,35% 6,087,227  -27,06%  6,129,209  0,69%  7,993,566  30,42%  12,005,577  37,68%  Jumlah saham yang  dijual:  * Volume (ribuan)  * Nilai (jutaan)  * Frekuensi  * Hari  7,681,186  21,077,320  228,184  245  6,111,071  21,825,432  206,575  245 4,560,476  20,742,504  130,172  242 4,320,493  27,325,099  124,660  241  6,645,263  32,814,420  129,085  243  7,127,742  56,341,163  158,038  264 Harga  1.383,04 1.863,46 3.138,16 4.825  5006.25  7787.5 Sebagai salah satu perusahaan yang tercatat (listing) dan diperdagangkan  bukan hanya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) tetapi  juga di New York Stock Exchange(NYSE) dan London Stock Exchange(LSE)  serta termasuk ke dalam salah satu saham blue chip (Pengumuman JSX Saham  Emiten yang Masuk Perhitungan Indeks LQ 45 Agustus 2007 s/d Januari 2008,  Lampiran 2), PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk adalah perusahaan besar yang  telah terbukti memiliki reputasi baik dan secara historis memiliki catatan  pertumbuhan keuntungan (profit growth) dari tahun ke tahun, serta konsisten  memberikan dividen yang cukup besar kepada pemegang saham. Berikut adalah  dividen yang dibayar PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. periode 1998 – 2006:  Sumber: Laporan Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (data diolah).
 Tabel 1.2  Dividen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Periode 1998 sampai 2006  TAHUN  DIVIDEN  CUM  DATE  EX DATE  RECORDING  DATE  PAYMENT  DATE  1998 50.99 24-May-99 25-May-99 02-Jun-99 01-Jul-99 1999 53.88 26-Apr-00 27-Apr-00 05-May-00 22-May-00 1999 53.88 09-Oct-00 10-Oct-00 18-Oct-00 01-Nov-00 2000 44.08 31-May-01 01-Jun-01 07-Jun-01 21-Jun-01 2000 44.08 10-Oct-01 11-Oct-01 17-Oct-01 31-Oct-01 2001 210.82 24-Jul-02 25-Jul-02 30-Jul-02 12-Aug-02 2002 331.16 03-Jun-03 04-Jun-03 06-Jun-03 12-Jun-03 2003 301.95 23-Aug-04 24-Aug-04 26-Aug-04 07-Sep-04 2004 7.11 23-Dec-04 27-Dec-04 29-Dec-04 06-Jan-05 2004 144.90 15-Jul-05 18-Jul-05 20-Jul-05 03-Aug-05 2005 218.86 21-Jul-06 24-Jul-06 26-Jul-06 09-Aug-06 2006 48.45 21-Dec-06 22-Dec-06 27-Dec-06 02-Jan-07 2006 48.45 20-Jul-07 23-Jul-07 25-Jul-07 08-Aug-07 Sumber: Dokumen Telkom (data diolah)  Grafik 1.1  Fluktuasi Dividen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Periode 1998 sampai 2006  0 50 100 150 200 250 300 350 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun Dividen Sumber: Dokumen Telkom (data diolah).
 Dari grafik di atas terlihat bahwa tahun 2002 adalah dividen tertinggi dan  terus menurun, sampai pada tahun 2005 naik sebesar 73.96 tetapi pada tahun 2006  pemberian dividen sangat sedikit sebesar 96.9 sementara harga pasar saham  penutupan pada tahun 2006 tinggi sebesar Rp. 10.100,- (Tabel 1.1). Fluktuasi  dividen tersebut menggambarkan bahwa  dividen  yang  dibayarkan  PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. cukup besar dan pertumbuhan dividen tidak  tetap dari tahun 1998 – 2006 atau bersifat supernormal, dimana dividen yang  bersifat supernormal adalah pertumbuhan dividen yang tidak tetap selama  beberapa tahun, lalu kemudian pada titik tahun tertentu tingkat pertumbuhannya  berubah menjadi normal dan konstan (Tambunan, 2007:236).
Harga saham yang terlalu tinggi nantinya akan menghabiskan anggaran  investor dan kesulitan untuk menjualnyakembali dengan harga yang melebihi  harga pembeliannya (capital gain) dan nantinya akan menggambarkan pasar yang  sedang lesu (bearish) dan lamban dikarenakan investor menjual sahamnya secara  bersamaan sehingga mengakibatkan harga saham mengalami penurunan,  ditambah lagi kebijaksan stock split, yang bertujuan agarperdagangan suatu  saham menjadi lebih likuid karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih  banyak dan harganya menjadi lebih murah.
Kebijakan stock splitsangat efektif bila dilakukan terhadap saham-saham  yang harganya sudah cukup tinggi, tetapisecara bersamaan jumlah saham yang  dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal  per saham yang lebih kecil dan berdampak pula pada harga saham dimana harga  saham juga secara bersamaan turun.


Download lengkap Versi PDF