BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini membawa pengaruh yang cukup besar
bagi perekonomian di Indonesia maupun di
dunia. Para pelaku bisnis nasional perlu menyadari bahwa dalam situasi persaingan yang sangat ketat ini, mutlak
diperlukan strategi yang handal agar produknya
memiliki keunggulan. Setiap pebisnis bebas menawarkan produk dengan berbagai cara, antara lain lewat harga yang
kompetitif, diferensiasi produk serta kualitas
yang baik.
Kualitas menjadi salah satu
syarat utama bagi kesuksesan bisnis.
Kompetisi global memberikan
pilihan kepada konsumen dan mereka semakin sadar biaya dan sadar nilai, dalam meminta produk
dan jasa yang berkualitas tinggi.
Dengan meningkatnya kepekaan
konsumen terhadap kualitas produk disertai dengan meningkatnya jumlah produk dan jasa, maka daya
saing dan daya tahan setiap usaha tidak
lagi ditentukan oleh rendahnya biaya yang dikorbankan, tetapi juga ditentukan oleh nilai tambah produk melalui peningkatan
kualitas dengan pelayanan yang terbaik.
Hal inilah yang mendasari pemikiran akan perlunya suatu sistem manajemen terpadu seperti Total Quality Management (TQM)
agar dapat menghasilkan berbagai produk
yang berkualitas tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan harus dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen.
Total Quality Management
merupakan suatu konsep manajemen modern yang
berusaha untuk merespon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun
internal. Total Quality Management juga merupakan tantangan terhadap teori
manajemen tradisional. Pendekatan tradisional
menekankan tujuan perusahaan pada usaha memaksimumkan laba, sedangkan Total Quality Management lebih
berfokus pada tujuan perusahaan untuk melayani
kebutuhan pelanggan dengan memasok barang dan jasa yang memiliki kualitas sebaik mungkin.
Total Quality Management memberikan landasan bagi manajemen kualitas dan merupakan suatu alternatif dalam
menjamin kepuasan pelanggan. Total Quality
Management memberikan suatu struktur (kerangka) dan alat bagi manajemen kualitas sehingga pada keseluruhan operasi
terdapat upaya yang berkelanjutan yang memusatkan
perhatian pada kelompok bidang kualitas. Konsep kualitas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan secara
terpadu bersamaan dengan biaya kualitas
yang rasional harus dibentuk sebagai salah satu tujuan implementasi dan perencanaan bisnis dan produk yang primer dan
pengukuran prestasi dari pemasaran, perekayasaan,
produksi, hubungan industrial, dan fungsi pelayanan dari perusahaan.
Prinsip Total Quality Management
dalam pencapaian tujuannya adalah melakukan
perbaikan kualitas secara terus-menerus sehingga perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui dua jalur. Jalur
pertama yaitu jalur pasar, yakni perusahaan
dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih
tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya
penghasilan sehingga laba yang diperoleh semakin besar. Sedangkan jalur kedua yaitu jalur biaya, yakni
perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan
kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi
perusahaan berkurang dan dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat.
Penerapan Total Quality
Management sangat berkaitan erat dengan kualitas. Kualitas yang dimaksud lebih
terfokus pada karakteristik produk, melibatkan
pelanggan dan pemasok dimana masukan dari para pelanggan terhadap produk didefinisikan pada produk dan selalu
dievaluasi untuk meningkatkan performa
produk. Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dari manajemen yang mana berdasarkan aktifitas itu, dapat
diukur ciri-ciri kualitas produk dan membandingkan
dengan spesifikasi atau persyaratan tertentu, serta mengambil tindakan penyesuaian jika terjadi perbedaan
antara penampilan yang sebenarnya dengan
standar yang telah ditentukan.
Dengan pengendalian kualitas diharapkan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
dapat ditekan serendah mungkin dan proses produksi dapat diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai. Diharapkan
pula proses yang baik sejak awal akan menghasilkan
produk yang baik, sehingga proses produksi harus stabil dan dalam batas-batas kontrol agar sesuai dengan
spesifikasi yang diharapkan.
Nasution (2005:178) mengatakan
bahwa peningkatan kualitas berbanding lurus
dengan peningkatan biaya, sehingga ketika manajemen memutuskan untuk meningkatkan kualitas, secara otomatis biaya
akan meningkat. Pandangan ini dianggap
keliru oleh para pioner kualitas karena dalam paradigma baru dikatakan bahwa kualitas tidak memerlukan biaya (quality
has no cost). Dalam prakteknya, ketika
pada saat produk dihasilkan dan ternyata masih ada barang yang cacat atau rusak maka kerusakan itu akan menjadi
pemborosan bagi perusahaan karena dibutuhkan
biaya perbaikan atau malah dibuang sia-sia. Tapi, ketika peningkatan kualitas dan “maintenance” terhadap kualitas
tersebut senantiasa dijaga, maka pemborosan
tersebut justru dapat dihindari.
PT. Bridgestone Sumatra Rubber
Estate merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi pengolahan Cup
Lump dan Lateks menjadi Crumb Rubber.
Crumb Rubber yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh SIR (Standard Indonesian Rubber). Crumb
Rubber tersebut kemudian dibagi menjadi
beberapa bagian jenis, seperti: SIR 20 TA-62, SIR 20 VK TA-77, SIR3 WF TA – 01. Bahan baku Cup Lump dan Latex yang
digunakan merupakan bahan baku berkualitas
tinggi yang diperoleh dari perkebunan sendiri dan dari kerjasama dengan perkebunan di luar perusahaan dengan tidak
mengabaikan kualitas.
PT. Bridgestone Sumatera Rubber
Estate merupakan perusahaan yang menghasilkan
produk-produk Crumb Rubber yang berkualitas dengan standar internasional. Standart kualitas setiap
produksi yang dihasilkan oleh perusahaan ini tetap terjaga seiring dengan diperolehnya
sertifikasi ISO 9001 pada tahun 1993 dan ISO 14001 pada tahun 2004 yang mengharuskan
perusahaan menggunakan sistem kualitas
yang ditandai dengan adanya kebijakan mutu. Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi perusahaan karena faktor
kualitas menjadi hal yang juga harus benarbenar diperhatikan dalam setiap
produksi yang dihasilkan. Strategi kebijakan mutu yang diterapkan diharapkan mampu mengefisiensikan
biaya kualitas hingga kerusakan nol
(zero defect) bisa tercapai dan menjadi standar kerja. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Analisis Penerapan Total
Quality Mangement dalam Peningkatan
Efisiensi Biaya Kualitas Pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate” B.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas,
maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: “Apakah penerapan Total Quality
Management dapat meningkatkan efisiensi biaya kualitas
pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber
Estate?” C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini
adalah untuk membuktikan secara empiris bahwa penerapan Total Quality Management akan
meningkatkan efisiensi biaya kualitas pada
PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate.
Skripsi Akuntansi:Analisis Penerapan Total Quality Management Dalam Peningkatan Efisiensi Biaya Kualitas
Download lengkap Versi PDF