Skripsi Agribusiness: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK DAN PUPUK CAMPURAN PADA USAHATANI PADI SAWAH


PENDAHULUAN
 Latar Belakang  
Pertanian  merupakan  sektor  yang  penting  bagi  bangsa  Indonesia.  Pertanian  merupakan  mata  pencaharian  sebagian  besar  masyarakat  Indonesia,  sampai  saat  ini  merupakan  salah  satu  sektor  andalan  bagi  perekonomian  negara  kita.    Namun  pada  umumnya usaha pertanian masih dilakukan secara tradisio nal, dikerjakan pada lahan yang sempit dan pemanfaatan lahannya tidak optimal, sehingga hasilnya hanya cukup  untuk  memenuhi  kebutuhan  keluarganya  sendiri,  bahkan  kadang-kadang  tidak  mencukupi (Ekstensia, 2003).
Dalam  kerangka  pembangunan  nasional,  mandat  utama  sektor  pertanian  adalah  sebagai  penyedia  pangan  yang  cukup  bagi  penduduknya  dan  pendukung  perkembangan  sektor-sektor  lainnya.  Pada  masa  mendatang  mandat  tersebut  terasa  semakin berat karena laju permintaan terhadap hasil-hasil pertanian terus meningkat  sejalan  dengan  laju  pertambahan  penduduk  dan  perbaikan  pendapatan  perkapita.
Permintaan  terhadap  hasil-hasil  pertanian  akan  meningkat  baik  dalam  jumlah,  keanekaragaman, maupun kualitasnya (Suryana, 2003).

Prioritas  utama  pembangunan  pertanian  adalah  menyediakan  pangan  bagi  seluruh penduduk yang terus meningkat. Bila dikaitkan dengan keterjaminan pangan  ini  menyiratkan  pula  perlunya  pertumbuhan  ekonomi  disertai  oleh  pemerataan  sehingga  daya  beli  masyarakat  meningkatkan  dan  distribusi  pangan  merata,  disis i  lain, upaya untuk meningkatkan pendapatan petani terus dilakukan agar mereka tetap  bergairah dalam meningkatkan produksi usahataninya   (BPTP, 1992).
Peran  sektor  pertanian  di  Indonesia  terlebih  di  Sumatera  Utara  memberikan  kontribusi  yang  tinggi  terhadap  PDRB  (Produk  Domestik  Nasional  Bruto).  Juga  penyerapan  tenaga  kerja  yang  tinggi  di  bidang  pertanian.  Peran  dan  kontribusi  tanaman pangan nampaknya mulai menurun sejak tahun 1983-1986, namun demikian  peranannya masih tetap yang paling besar dibandingkan dengan peran subsektor lain,  misalnya subsektor perikanan, peternakan, kehutanan, perkebunan rakyat atau besar  (Tarigan dan Lily, 2006).
Peningkatan  produktivitas  padi  terkait  erat  dengan  penggunaan  benih  yang  berasal  dari  varietas  unggul.   Keberhasilan  penggunaan  varietas  unggul  harus  didukung  dengan  kecukupan  air  dan  penggunaan  pupuk  anorganik  dan  organik.
Karena  interaksi  ketiganya  memberikan  pengaruh  terhadap  laju  perkembangan  produksi padi. Pengolahan lahan sebagai media tumbuh serta pengendalian hama dan  penyakit  juga  menentukan  pencapaian  potensi  produksi  yang  dihasilkan  (Novizar, 2000).
Pupuk  sudah  membudaya  pada  petani.  Petani  dan  pupuk  seakan  sudah  menyatu.   Sehingga  tak  perlu  heran  kalau  banyak  petani  yang  merasa  enggan  menanam  sesuatu  tanpa  memberikan  pupuk.  Bagi  mereka,  pupuk  sudah  merupakan  barang  jaminan untuk bisa  menghasilkan tanaman  yang tumbuh  subur dengan  hasil  melimpah, kendati  hasilnya tidak selamanya  begitu.  Bahkan kegagalan  yang kerap  kali terdengar belakangan ini (Lingga dan Marson, 2007).
Salah satu sebab kegagalan dalam menyuburkan tanah dengan menggunakan  pupuk  ialah  akibat  salah  pupuk.   Pupuk  itu  semacam  racun,  kata  seorang  petani   sayuran  dari  Sumatera  Utara.   Pendapat tersebut memang  benar.  Pupuk,  khususnya  pupuk  buatan,  tak  lain  adalah  bahan-bahan  kimia  yang  diramu  sedemikian  rupa  meniru  zat  yang  dikandung  oleh  tanah.   Oleh  sebab  itu,  cara  pemakaian,  dosis  dan  khasiatnya bagi tanaman harus diketahui dahulu secara benar sebelum dipakai untuk  memupuk (Lingga dan Marsono, 2007).
Pupuk  merupakan  kunci  dari  kesuburan  tanah  karena  berisi  satu  atau  lebih  unsur  untuk  menggantikan  unsur  yang  habis  terhisap  tanaman.   Jadi,  memupuk  berarti menambah unsur hara kedalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun) .
Untuk  jelasnya,  ada  baiknya  jenis-jenis  pupuk  dikelompokkan  terlebih  dahulu.    Ini  perlu karena kini jenis pupuk yang beredar di pasaran sudah sangat banyak.    Secara  umum pupuk hanya dibagi dalam dua kelompok berdasarkan asalnya,  yaitu: 1. Pupuk anorganik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P),  KCL (pupuk  K).


Download lengkap Versi PDF