PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemiskinan di perdesaan merupakan
masalah pokok nasional yang penanggulangannya
tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
pembangunan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin
tercatat 31,02 juta jiwa. Dari jumlah
tersebut sekitar 19,93 juta jiwa berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian.
Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk
miskin lebih banyak di daerah perdesaan dari pada di perkotaan. Dilihat dari sisi mata pencaharian penduduk desa,
dapat dikatakan kemiskinan mayoritas terjadi
pada penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
Untuk mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi perdesaan, strategi pembangunan
perdesaan haruslah berbasiskan pertanian. Akan tetapi, perkembangan usaha agribisnis, sebagai
penggerak ekonomi perdesaan dinilai sangat
lambat, hal ini disebabkan oleh terbatasnya akses petani terhadap permodalan, sarana produksi, ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pasar.
Kelembagaan agribisnis di
perdesaan belum dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Untuk mempercepat tumbuh dan
berkembangnya usaha agribisnis sekaligus mengurangi kemiskinan dan
pengangguran di perdesaan, pemerintah meluncurkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPMMandiri). Salah satu
kegiatan dari PNPM-M di Departemen Pertanian dilakukan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP) (Departemen Pertanian,
2011).
PUAP merupakan bentuk fasilitas
bantuan modal usaha untuk petani anggota,
baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) (Departemen
Pertanian, 2011).
Gabungan kelompok tani (Gapoktan)
merupakan kelembagaan tani pelaksana
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) untuk menyalurkan bantuan modal usaha bagi anggota.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping
dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) diharapkan
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dapat
menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Untuk mencapai tujuan Pengembangan
Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu
mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
dilaksanakan secara terintegrasi dengan
kegiatan kementerian pertanian maupun kementerian atau lembaga lain di bawah naungan program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP) (Departemen Pertanian, 2011).
Dana tersebut digunakan untuk
membiayai kegiatan produktif budidaya (On-farm)
seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan, serta kegiatan non budidaya (Off-farm) yang terkait
dengan komoditas pertanian yaitu industri
rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha lain berbasis
pertanian (Departemen Pertanian, 2011).
Keberhasilan pembangunan
pertanian tidak bisa terlepas dari partisipasi masyarakat tani. Pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah tentunya bertujuan untuk
mencapai masyarakat yang sejahtera sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang penting dalam proses
pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah. Pembangunan tidak akan pernah mencapai tujuannya jika selalu meninggalkan masyarakat.
Pembangunan akan dinilai berhasil jika
pembangunan tersebut membawa sebuah perubahan kesejahteraan dalam masyarakat sehingga proses pembangunan merupakan proses
tawarmenawar antara kebutuhan masyarakat dengan keinginan pemerintah. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan
pembangunan partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat
mempengaruhi keberhasilan proses
pembangunan itu sendiri (Murtiyanto, 2011).
Partisipasi petani dalam
mengikuti kegiatan-kegiatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Wiwik dalam Iwan (2010),
mengemukakan adanya beberapa faktor yang
berhubungan dengan tingkat partisipasi. Diantaranya adalah faktor-faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri,
misal dari karateristik sosial ekonomi petani
sendiri.
Download lengkap Versi PDF
