PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bawang
merah merupakan salah satu komoditas
sayuran yang mempunyai arti penting bagi
masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi, maupun dari kandungan gizinya. Dalam dekade
terakhir ini permintaan akan bawang
merah untuk konsumsi dan untuk
bibit dalam negeri mengalami peningkatan,
sehingga Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mengurangi volume impor,
peningkatan produksi dan mutu hasil bawang
merah harus senantiasa ditingkatkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi (Sumarni dan Hidayat, 2005).
Bawang merah
mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, dan senyawa yang berfungsi sebagai
anti-mutagen dan anti-karsinogen.
Dari setiap 100
gram umbi bawang merah kandungan airnya mencapai 80-85 g, protein 1,5 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 9,3 g.
Adapun komponen lain adalah beta karoten
50 IU, tiamin 30 mg, riboflavin 0,04 mg, niasin 20 mg, asam askorbat (vitamin C) 9 mg. Mineralnya antara lain
kalium 334 mg, zat besi 0,8 mg, fosfor 40
mg, dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).
Produksi bawang
merah provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009 menurut Dinas Pertanian yang dikutip dari BPS
(2010) adalah 12.655 ton, sedangkan
kebutuhan bawang merah mencapai 66.420 ton. Dari data tersebut terlihat bahwa produksi bawang merah Sumatera
Utara masih jauh di bawah kebutuhan. Untuk
memenuhi kebutuhan bawang merah, maka dilakukanlah impor dari luar negeri. Rendahnya produksi tersebut
salah satunya adalah karena belum optimalnya
sistem kultur teknis dalam budidayanya (www.bps.go.id, 2010).
Menurut Sirwin dkk (2007) kascing merupakan
pupuk organik yang dihasilkan dari
proses pencernaan dalam tubuh cacing dan dibuang sebagai kotoran cacing yang telah
terfermentasi (Mashur, 2001 dalam Sirwin, dkk, 2007). Kascing ini memiliki banyak kelebihan jika
dibandingkan dengan pupuk organik lain,
karena kascing kaya akan unsur hara makro dan mikro esensial serta mengandung hormon tumbuh
tanaman seperti auksin, giberelin dan sitokinin
yang mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang maksimal (Marsono dan Sigit, 2001 dalam Sirwin, dkk,
2007). Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa kascing dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman hortikultura, seperti jagung manis, mentimun,
melon, dan padi. Hasil analisis menunjukkan
bahwa kascing mempunyai sifat-sifat kimia yang lebih unggul jika dibandingkan dengan tanah. Hal ini dapat
dilihat dari sifat-sifat kimia tanah dan kascing seperti kandungan unsur hara N dan P
didalam kascing lebih tinggi, begitu
pula dengan C-organik dan bahan organik tanah. Atas dasar sifat-sifat kascing tersebut dapat diharapkan pemberian
kascing ini dapat meningkatkan status
hara N, P dan K serta serapannya untuk tanaman bawang merah.
Contoh Skripsi Agronomy:Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos Kascing Dan Urine Kambing
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.