BAB PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tahun 2004, Indonesia dikejutkan oleh tragedi tsunami
yang menghancurkan sebagian besar
pesisir pantai utara Sumatera, terutama kota Banda Aceh. Dengan ketinggian gelombang hampir 35 meter,
merupakan gelombang tsunami tertinggi yang pernah terjadi, menyebabkan sekitar lebih dari
230.000 jiwa meninggal atau masuk daftar
orang hilang, dan merusak sebagian besar infrastruktur di daerah tersebut.
Dalam beberapa jam tsunami sampai
ke Thailand dan kemudian menghancurkan sebagian
Thailand sampai ke timur dan Sri Lanka, India dan Maladewa sampai ke barat. Tsunami juga mengakibatkan kerusakan di
Somalia dan negara lainnya di Afrika
Timur. Tsunami tersebut terjadi karena gempa tektonik dengan kekuatan 9.0 skala ritcher pada 3.30°N, 95.78°E[4]. Gempa
bumi merupakan salah satu penyebab terjadinya
tsunami. Melihat hal tersebut Indonesia patut waspada dengan ancaman tsunami, karena potensi gempa di Indonesia
sangat tinggi. Indonesia merupakan daerah
rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng
Eurasia, dan lempeng Pasifik. Jalur pertemuan lempeng-lempeng tersebut berada di
laut, sehingga apabila terjadi gempa bumi
dengan skala yang besar dan
dengan kedalaman yang dangkal, maka akan berpotensi menimbulkan tsunami[13].
Di Medan sendiri yang berada di
tepi timur pulau Sumatera pun tak luput dari ancaman tsunami. Posisi daerah belawan yang
berada di tepi laut menyebabkan Belawan
berada paling depan ketika tsunami menerjang kota Medan. Sebabnya, Selat Malaka itu menyimpan potensi lebih maut karena
sepanjang Selat Malaka memiliki kondisi
ideal tempat jalur tol bagi air bah raksasa, terletak ditengah jalur perairan antara dua pulau dengan luasan Selat yang
sempit, dibeberapa tempat bagian Selat itu ada ukuran mencapai 5 km, bentuk
morfologi pantai dengan topografi ke daratan tiap lintasan tsunami dapat mencapai 5-15 m karena
daratan di sepanjang Selat Malaka ketinggiannya
di permukaan air laut mencapai 5-12 meter[14].
Tsunami adalah gelombang laut
yang terjadi karena adanya gangguan impulsif pada laut[11]. Gelombang tsunami memiliki
kecepatan antara 500 hingga 1.000 km/jam
(sekitar 0,14 - 0,28 kilometer per
detik) di perairan terbuka. Meskipun demikian,
peristiwa tsunami tetap dapat diketahui lebih awal, yakni dengan mendeteksi getaran gempa penyebab tsunami
tersebut. Getaran gempa bumi memiliki kecepatan
sekitar 4 kilometer per detik (14.400 km/jam). Getaran gempa yang lebih cepat dideteksi daripada gelombang tsunami memungkinan
dibuatnya peramalan tsunami, sehingga
peringatan dini dapat segera diumumkan kepada wilayah yang terancam bahaya tsunami.
Kemudian dapat segera melakukan upaya pencegahan terjadinya korban jiwa, dengan mengevakuasi
penduduk ke daerah yang aman dari ancaman
tsunami.
Pada proses evakuasi penduduk,
kita memerlukan jalur evakuasi yang pendek, sehingga dapat cepat sampai ke daerah yang
aman dari terjangan tsunami. Dengan bantuan
komputasi kita dapat menemukan jalur evakuasi yang pendek, yaitu dengan menerapkan Algoritma Ant Colony. Algoritma Ant
Colony diinspirasi oleh perilaku semut
dalam mencari makanan. Algoritma Ant Colony merupakan salah satu metode heuristic dimana semut-semut buatan akan
bekerja sama untuk menemukan solusi yang
tepat dalam permasalah optimisasi diskrit[1]. Ant Colony System merupakan variasi dari Algoritma Ant Colony, dengan tiga
prinsip kerja, yaitu [1]: 1. aturan transisi status, 2.
aturan pembaruan pheromone global dan 3.
aturan pembaruan pheromone lokal (local pheromone updating rule).
Dari pemaparan diatas, sebuah
sistem berbasis informasi geografi, Sistem Informasi Geografis, dibutuhkan untuk membantu
menentukan jalur yang tepat untuk mengevakuasi
penduduk ke daerah yang aman dari ancaman tsunami. Ilmu geografi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari
permukaan bumi dengan menggunakan keruangan,
ekologi dan kompleks wilayah[10]. Ilmu geografi yang teraplikasikan pada sistem informasi geografis dapat menunjukkan
keadaan sebenarnya muka bumi, sehingga
kita bisa membuat sebuah sistem melakukan pengolahan data muka bumi untuk mendapatkan jalur evakuasi tsunami.
Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan sistem yang bekerja dengan data-data
geografi permukaan bumi, dengan menggunakan data referensi permukaan bumi yang sebenarnya, kita dapat membuat sistem yang benar-benar dapat merepresentasikan keadaan yang sebenarnya.
Kemudian dengan Algoritma Ant Colony
pada sistem tersebut kita dapat dengan cepat menentukan rute yang tepat untuk dijadikan jalur evakuasi tsunami.
1.2 Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana membuat sistem penentuan rute
terpendek yang dapat digunakan sebagai
jalur evakuasi tsunami.
2. Bagaimana mengimplementasikan Algoritma Ant
Colony dalam pencarian rute terpendek
jalur evakuasi tsunami.
3. Bagaimana merancang sistem informasi
geografis untuk menentukan dan menampilkan
jalur evakuasi tsunami.
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam Tugas
Akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Rute yang akan digunakan adalah beberapa jalan yang terdata di peta
Kecamatan Medan Belawan Kota Medan dan
sekitarnya.
2. Wilayah Kecamatan Medan Belawan Kota Medan
dan sekitarnya akan dibagi menjadi
beberapa kawasan dengan titik pusatnya masing-masing, yang berfungsi sebagai titik awal pencarian rute terpendek.
3.
Jalan protokol dan jalan kecil dianggap bebas hambatan dan tidak ada
jalan yang satu arah.
4. Pencarian rute terpendek hanya akan
memperhatikan aspek panjang jalan.
5. Aplikasi ini hanya melingkupi daerah tepi
laut Kecamatan Belawan Medan, sampai
daerah aman.
6. Radius jangkauan tsunami ke daratan maksimum
7 kilometer.
7. Sistem akan dirancang berbasis desktop dengan
menggunakan Arc View 3.3 dengan batasan
teknologi bahasa pemrograman Avenue.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Membuat
sistem penentuan rute terpendek yang dapat digunakan sebagai jalur evakuasi tsunami.
2. Mengimplementasikan Algoritma Ant Colony
dalam pencarian jalur terpendek rute evakuasi
tsunami.
3. Merancang sistem informasi geografis untuk
menentukan dan menampilkan jalur evakuasi
tsunami.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1. Mempermudah
menentukan rute yang tepat untuk digunakan sebagai jalur evakuasi tsunami, khsnya oleh petugas Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG).
2. Dengan kecepatan komputasi sistem yang
tinggi, waktu untuk memperoleh rute yang
tepat untuk dijadikan jalur evakuasi tsunami dapat lebih cepat dibandingkan dengan cara yang manual.
1.6
Metode Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Literatur Pada tahap ini penulisan dimulai
dengan studi kepustakaan yaitu
proses pengumpulan bahan-bahan
referensi baik dari buku, artikel,
makalah, jur nal maupun makalah
baik berupa media cetak maupun media internet mengenai sistem informasi geografis,
Algoritma Ant Colony, tsunami
serta beberapa referensi lainnya
untuk menunjang pencapaian tujuan skripsi.
2. Penelitian ke Lapangan (Studi Lapangan) Pada tahap ini dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis masalah yang
ada di lapangan dan kebutuhan yang diperlukan sehingga dapat dilakukan perancangan dengan baik.
3. Analisis Sistem.
Pada tahap ini dilakukan analisis
terhadap permasalahan yang ada, termasuk pengaplikasian Algoritma Ant Colony dalam
pencarian rute terpendek. Selain itu juga
melakukan analisis terhadap sistem yang akan dibuat, batasan sistem, kinerja, sistem, cara kerja sistem. Sehingga sistem
dapat mengimplementasikan Algoritma Ant
Colony untuk mendapatkan rute terpendek untuk jalur evakuasi tsunami.
4. Perancangan Sistem.
Pada tahap ini dilakukan
perancangan user interface, Unified Modelling Language (UML) dan struktur program Sistem Penentuan
Rute Terpendek Jalur Evakuasi.
5. Implementasi Sistem.
Pada tahap ini sistem
diimplementasikan dengan menggunakan Algoritma Ant Colony.
6.
Pengujian Sistem.
Pada tahap ini akan dilakukan
pengujian terhadap kinerja sistem dan kebenaran hasil Algoritma Ant Colony dalam sistem informasi geografis serta analisis terhadap fokus permasalahan penelitian.
7. Dokumentasi Pada tahap ini seluruh kegiatan pembuatan
sistem didokumentasikan kedalam bentuk
tulisan berupa laporan tugas akhir.
1.7 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini
berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian tugas akhir, antara lain teori graph, Algoritma Ant Colony, Algoritma
Ant Colony System, tsunami dan sistem
informasi geografis.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab
ini berisi analisis Algoritma Ant Colony System
dalam pencarian rute terpendek,
desain sistem dan perancangan antar muka sistem.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab ini akan membahas tentang implementasi hasil penelitian menjadi sebuah aplikasi untuk mencari rute terpendek
jalur evakuasi tsunami untuk daerah Kecamatan
Belawan, Kota Medan. Kemudian melakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Hasil-hasil
penelitian berupa solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini akan disimpulkan pada bab ini. selain itu pada
bab ini juga berisi saran untuk penelitian
kedepannya agar dapat dikembangkan atau
melanjutkan penelitian yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian ini.
Skripsi Teknologi Informasi:Design Of Shortest Path Determination System For Tsunami Evacuation Route With Ant Colony Algorithm (Case Study Belawan)
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|