BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Jaminan
sosial bagi tenaga kerja merupakan suatu bentuk perlindungan yang
diberikan kepada pekerja
beserta keluarganya terhadap
berbagai risiko yang ada pada tenaga kerja itu sendiri,
misalnya risiko kehilangan pekerjaan, kecelakaan kerja,
sakit, cacat, lanjut
usia, meninggal dunia,
dan lain-lain.
Jaminan sosial bagi tenaga kerja
merupakan bagian dari sistem perlindungan sosial
yang memberikan perlindungan
tidak hanya kepada
mereka yang bekerja
saja tetapi juga
kepada seluruh anggota
keluarganya. Dalam masyarakat
tradisional perlindungan sosial
terhadap warganya lebih
banyak dilakukan secara
informal dengan mengandalkan
bantuan keluarga lainnya, tetangga
dan masyarakat. Misalnya
setiap generasi mempunyai
tanggung jawab untuk
mengurus dan memelihara
orang tua di
hari tua mereka
dan masyarakat diharapkan
akan membantu mereka
yang lemah. Akan
tetapi, adanya tekanan-tekanan seperti
arus urbanisasi mengakibatkan
melemahnya sistem perlindungan
sosial informal tersebut.
Industrialisasi yang
diikuti dengan urbanisasi
telah menyebabkan kota-kota besar dipadati dengan sejumlah besar tenaga kerja yang hidupnya tergantung
dari penerimaan upah.
Kemajuan teknologi kedokteran
telah berhasil meningkatkan
usia harapan hidup
tetapi di lain
sisi hal ini
dapat mengakibatkan akan
bertambah banyaknya golongan
penduduk lanjut usia dan tidak
produktif lagi yang
hidupnya tergantung dari
orang lain dan semakin
banyaknya jumlah pensiunan lanjut usia (manula) yang memerlukan biaya untuk kesehatannya.
PT TASPEN
(Persero) merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang asuransi
sosial dengan kegiatan
utamanya yang bergerak
dalam penyimpanan tabungan
pegawai negeri yang
menjadi peserta dan memberikan manfaat
atas tabungan tersebut
dalam bentuk asuransi
bagi peserta. Perusahaan
dalam menjalankan kegiatan
usahanya menghadapi tingkat risiko yang dapat dikatakan cukup
tinggi. Hal ini disebabkan karena ruang
kegiatan usaha perusahaan yang bergerak di bidang asuransi.
Dalam dunia
asuransi, risiko utama
yang dihadapi oleh
perusahaan asuransi ialah
risiko klaim dari
peserta. Risiko tersebut
dikatakan cukup tinggi karena
perusahaan yang bergerak dalam
bidang asuransi menghadapi kondisi ketidakpastian yang dapat menyebabkan
terjadinya klaim itu sendiri.
Perusahaan hanya
dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang
mungkin dapat terjadi
sehubungan dengan risiko
klaim yang dihadapi
akan tetapi perusahaan tidak dapat mengetahui dengan pasti
kapan klaim tersebut terjadi.
Dalam hal
ini perusahaan memerlukan
perencanaan yang berkaitan
dengan pengelolaan dana
keuangannya secara baik
agar saat terjadi
klaim dari peserta,
perusahaan dapat melakukan
kewajibannya sebagai penyelenggara asuransi secara optimal. Oleh karena itu, agar
pemberian manfaat bagi peserta dapat dilakukan
secara maksimal maka
PT. TASPEN (Persero) perlu menghasilkan
kinerja-kinerja yang berorientasi pada
pemerolehan laba bagi perusahaan.
Kinerja-kinerja yang
berorientasi pada pemerolehan
laba bagi perusahaan
sangat diperlukan karena
kegiatan tersebut sangat
menunjang eksistensi dari
PT. TASPEN (Persero).
Pengelolaan dana tabungan
yang terkumpul dari peserta ke
dalam aktivitas dunia investasi merupakan bentuk dari kinerja yang berorientasi laba.
Pengelolaan dana
yang efektif pada
PT. TASPEN (Persero) akan berdampak positif
bagi kinerja perusahaan
dimana keuntungan dari pengelolaan
dana dapat menghasilkan pemberian manfaat yang maksimal bagi peserta. Akan tetapi kegiatan pengelolaan dana
perlu dipertimbangkan secara baik
mengingat PT. TASPEN (Persero) bergerak dalam bidang asuransi sosial.
Dalam hal
ini keberadaan perusahaan
yang didasarkan atas
adanya peserta yang
mempunyai peranan vital.
Adanya klaim-klaim yang
diajukan peserta serta beban-beban yang ditanggung dapat
dijadikan salah satu dasar pemikiran mengenai
kebijakan pengelolaan dana yang ada pada PT. TASPEN (Persero).
Taspen dibentuk untuk memberikan jaminan pada
masa pensiun, asuransi kematian, dan
nilai tunai asuransi sebelum pensiun dengan memberikan suatu jumlah sekaligus (lump sum) kepada peserta
atau ahli warisnya, di samping pembayaran bulanan
dari pensiun yang
bersangkutan. Jumlah sekaligus
itu diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai bekal
untuk memulai hidup
baru sesudah pensiun. Program
ini diperluas dengan pensiun hari tua, ahli waris, dan
cacat untuk PNS
berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 1981
tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.
Sesuai dengan
maksud dan tujuannya,
maka peserta Taspen
adalah seluruh Pegawai Negeri,
yaitu mereka yang diangkat dan dipekerjakan dalam suatu
jabatan negeri oleh pejabat negara atau
badan negara yang berwenang mengangkatnya, dan digaji menurut peraturan
gaji yang berlaku baginya dan dibayar atas
beban Belanja Pegawai
dari Anggaran Belanja
Negara atau Daerah.
Dalam menjalankan
program-programnya tentu PT.
TASPEN (Persero) mendapati
kendala-kendala seperti terlambatnya
Surat Keputusan Pensiun
sehingga Pegawai Negeri
Sipil terlambat mendapatkan
haknya dan kendala
lainnya. Mengingat pentingnya
masalah tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan
telaah ilmiah yang berjudul “KAJIAN TENTANG PELAKSANAAN
PROGRAM TABUNGAN ASURANSI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI KOTA (Studi
di PT. TASPEN )”.
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah
dalam suatu penelitian
diperlukan untuk memfokuskan
masalah agar dapat
dipecahkan secara sistematis.
Cara ini dapat
memberikan gambaran yang
jelas dan memudahkan
pemahaman terhadap permasalahan
serta mencapai tujuan yang dikehendaki.
Dalam penelitian ini, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana pelaksanaan program
Tabungan Asuransi Pegawai
Negeri Sipil di Kota ? 2. Apa kendala yang dihadapi PT. TASPEN dalam melaksanakan program Tabungan Asuransi untuk Pegawai Negeri
Sipil dan bagaimana upaya
penyelesaiannya? C. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan
karena meiliki tujuan.
Tujuan tersebut adalah memecahkan permasalahan yang tergambar dalam
latar belakang dan rumusan masalah.
Tujuan penelitian dicapai melalui serangkaian metodologi penelitian.
Tujuan penelitian
yang baik adalah
rumusannya operasional dan
langsung menuju pokok
permasalahan. Tujuan ini
yang nantinya dapat
diketahui metode dan teknik
penelitian mana yang cocok untuk dipakai dalam penelitian itu (M. Subana dan Sudrajat, 2001: 71) Penelitian
juga
diperlukan guna memberikan
arahan dalam mencapai maksud
yang ingin dicapai.
Adapun tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui pelaksanaan
program Tabungan Asuransi Pegawai Negeri
Sipil di Kota .
b. Untuk mengetahui
kendala yang dihadapi
PT. TASPEN dalam melaksanakan
program Tabungan Asuransi
untuk Pegawai Negeri Sipil dan upaya penyelesaiannya.
2. Tujuan Subyektif a. Untuk memperoleh
data-data dan informasi
sebagai bahan utama penynan
penulisan hukum untuk memenuhi persyaratan wajib bagi setiap
mahasiswa dalam meraih
gelar kesarjanaan pada
Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret.
b. Untuk
menambah, memperluas, mengembangkan
wawasan, pengetahuan, dan pengalaman serta pemahaman aspek hukum
dalam teori dan praktek lapangan hukum
yang sangat berarti bagi penulis.
sq �
t � �! spacerun:yes'> %
dibandingkan kuartal pertama
Tahun 2012. Kenaikan
suku bunga Bank
Indonesia (BI rate) dipastikan
akan mempengaruhi suku bunga bank umum
lainnya khususnya Bank BTN selaku bank BUMN yang mempunyai fokus
pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Menurut
Peraturan Bank Indonesia,
NPL maksumum adalah
5 % dari seluruh
jumlah kredit yang digulirkan, sehingga jika melebihi angka tersebut bank tersebut dapat dikatan tidak sehat. Hal ini menunjukan bahwa naik turunnya suku bunga BI juga sangat berpengaruh pada NPL
dibandingkan faktor lainnya, seperti kompromi
bisnis. (Oginawa Prayogo, 2013) Bank
BTN merupakan bank
yang terkenal dikalangan
masyarakat Indonesia dengan
salah satu produknya
yaitu Kredit Perumahan
Rakyat (KPR).Skripsi Hukum:Kajian Tentang Pelaksanaan Program Tabungan Asuransi Pegawai Negeri Sipil
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI
Bab I
|
Download
| |
Bab II
|
Download
| |
Bab III - V
|
Download
| |
Daftar Pustaka
|
Download
| |
Lampiran
|
Download
|