Skripsi Hukum:Implementasi outsourcing di PT. Bank Tabungan Negara (persero) tbk cabang Surakarta berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor 19 tahun 2012 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan


    BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang  Persaingan dunia usaha  menjadi semakin ketat dalam era  globalisasi dan  pasar bebas sekarang ini. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja mereka  secara  efektif.  Mereka  harus  menyesuaikan  diri  dengan  tuntutan  pasar  yang  memerlukan respon cepat dan fleksigbel dalam meningkatkan pelayanan kepada  masyarakat. Perusahaan harus berkonsentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas  penciptaan  produk  dan  jasa  yang  terkait  dengan  kompetensi  utamanya  sehingga  akan  dihasilkan  sejumlah  produk  dan  jasa  yang  memiliki  kualitas  daya  saing  di  pasaran.

Akibat perusahaan terlalu fokus pada upaya untuk menghasilkan sejumlah  produk  dan  jasa  yang  berkualitas,  seringkali  pihak  perusahaan  tidak  terlalu  mementingkan  mengenai  bentuk  rekruitmen  pekerjanya.  Padahal,  sistem  rekruitmen  pekerja  sangat  berkaitan  dengan  kelanjutan  perlindungan  terhadap  pekerja.  Hal  ini  dimaksudkan  untuk  menjamin  hak-hak  dasar  pekerja  dan  menjamin  kesamaan,  kesempatan  serta  perlakuan  tanpa  diskriminasi  atas  dasar  apapun  untuk  mewujudkan  kesejahteraan  pekerja  dan  keluarganya  dengan  tetap  memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.
Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  telah  memberikan  nuansa  baru  dalam  khasanah  hukum  perburuhan  atau  ketenagakerjaan  dan  dapat  dikatakan  sebagai  kompilasi  dari  ketentuan  hukum  ketenagakerjaan  Indonesia  (Lalu  Husni,  2008  :  13).  Undang-Undang  Ketenagakerjaan  inilah  yang  kemudian  mengakomodir  segala  sesuatu  hal  yang  terkait dengan masalah ketenagakerjaan.
Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  mengenal  adanya  bentuk  perjanjian  penyerahan  pelaksanaan  pekerjaan  pada  perusahaan  lain.  Kegiatan  ini  sering  disebut  dengan  outsourcing.  Berdasarkan  ketentuan  Pasal  64  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  menyatakan  bahwa  suatu  perusahaan  dapat  menyerahkan     sebagian  pelaksanaan  pekerjaan  kepada  perusahaan  lain  melalui  pemborongan  pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja yang dibuat secara tertulis.
Pemborongan pekerjaan  atau penyediaan  jasa pekerja  yang dibuat secara  tertulis  itulah  suatu  perusahaan  dapat  „membagi  tugas  kepada  perusahaan  lain,  sehingga perusahaan pengguna  outsourcing  merasa mendapatkan keuntungan dari  „kerjasama  tersebut,  karena  perusahaan  tidak  perlu  memikirkan  ataupun  mengurus  pekerjaan-pekerjaan  penunjang  sehingga  bisa  fokus  dalam  bisnis  operasional perusahaan (Fajar  Noverdi, 2012 diakses pada  Hari Rabu, 20 Februari 2013  jam  9.39  WIB  http//fajarnoverdi.blogspot.com//2012/03/definisioutsourcing.html).  Strategi  inilah  yang  memungkinkan  perusahaan  untuk  mencapai efisiensi karena sumber daya perusahaan lebih banyak diarahkan pada  pekerjaan-pekerjaan yang merupakan bisnis inti perusahaan.
Kebijakan  untuk  menggunakan  tenaga  kerja  outsourcing  semakin  bertambah  saat  terjadinya  krisis  ekonomi  global  yang  melanda  dunia  termasuk  Indonesia.  Banyak  perusahaan  yang  mengalami  penurunan  tingkat  penjualan,  sedangkan  di  lain  pihak  biaya  yang  harus  dikeluarkan  oleh  perusahaan  untuk  memberikan  upah  kepada  pekerja  semakin  mahal.  Pada  akhirnya  perusahaan  memilih  untuk  mulai  melakukan  outsourcing  terhadap  fungsi-fungsi  perusahaan  hampir di semua bagian, namun yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis  inti (Lalu Husni, 2008: 176-177).
Sistem  outsourcing  menjadi  pilihan  perusahaan  karena  adanya motivasimotivasi  yang  melatarbelakangi.  Ozgur  Dogerliouglu  dalam  tulisannya  menyatakan  bahwa  sistem  outsourcing  dapat  meningkatkan  suatu  kemampuan  bisnis .
While  outsourcing  supports  an  organization  for  gaining  competitive  advantage  it  influences  organizations  capabilities  such  as  technology  improvement,  adaptation  to  new  technology,  better  management  processes,  increasing  innovation  as  well  as  business  capabilities.
Flexibility is one of the business capabilities which can be improved by  using  outsourcing.(Sementara  outsourcing  mendukung  organisasi  untuk  memperoleh  keunggulan  kompetitif  yang  mempengaruhi  kemampuan  organisasi  seperti  peningkatannteknologi,  adaptasi  terhadap  teknologi  baru,  proses  management  yang  lebih  baik,  meningkatkan  inovasi  serta     kemampuan bisnis. Fleksibilitas adalah salah satu dari kemampuan bisnis  yang  dapat  ditingkatkan  dengan  menggunakan  outsourcing).  (Ozgur  Dogerliouglu, 2012:23) Namun  tak  selamanya,  outsourcing    berjalan    lancar,    karena  outsourcing  juga    memiliki  berbagai  resiko.  Tibor  Kremic  dalam  tulisannya menyebutkan  adanya  risiko  potensial  dari  dijalankannya  sistem  outsourcing (Tibor  Kremic,2006 : 470) The  outsourcing  literature  referenced  in  the  table  warns  of  the following  potential  risks:  unrealized  savings  with  a  potential    for  increased    costs,    employee moral    problems, over  dependence on  a supplier,  lost  corporate  knowledge  and  future  opportunities,  and dissatisfied  customers.  It  is  also  noted  that  outsourcing  may  fail because  of  inadequate requirements  definition,  a  poor  contract,  lack of  guidance  in  planning  or  managing  an  outsourcing  initiative,  or  because of poor supplier relations.
Sektor perbankan adalah usaha berisiko tinggi yang mengharuskan sektor  ini untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko. Sektor ini juga  sangat  diatur  (higly  regulated),  dan  sampai  batas  tertentu  terus  merespon  perubahan regulasi sektor keuangan di tingkat global. Akibatnya setiap peraturan  ketenagakerjaan  yang  terkait  dengan  sektor  ini  juga  perlu  responsif  untuk  menyesuaikan dengan perubahan situasi.
Menanggapi  meningkatnya  praktik  outsourcing  pekerja  di  sektor  perbankan  yang  diatur  oleh  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan,  Bank  Indonesia  baru-baru  ini  mengeluarkan  Peraturan  Bank  Indonesia  Nomor  13/25/PBI/2011  dan  Surat  Edaran  Bank  Indonesia  Nomor  14/20/  DPNP/2012  tentang  Prinsip  Kehati-hatian  bagi  Bank  Umum  yang  Melakukan  Penyerahan  Sebagian  Pelaksanaan  Pekerjaan  kepada  Pihak  Lain.
Peraturan  ini  memberikan  peraturan  yang  lebih  jelas  mengenai  jenis  pekerjaan  dalam  sektor  perbankan  yang  boleh  di  outsource.  PBI  dan  SEBI  ini  juga  membedakan kegiatan dalam sektor perbankan menjadi empat kategori:  (i.)  pekerjaan pokok kegiatan usaha,  (ii.)  pekerjaan penunjang kegiatan usaha,  (iii.)  pekerjaan pokok kegiatan pendukung usaha, dan     (iv.)  pekerjaan penunjang kegiatan pendukung usaha.
Kategori  ini  lebih  rinci  dibandingkan  aturan  dalam  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  yang  membagi  jenis  pekerjaan  menjadi  kegiatan  pokok  dan  kegiatan  jasa  penunjang  (Rani  Herawati dan kawan kawan, 2011: 3-4)  Keberadaan  perusahaan  penyedia  jasa  pekerja  atau  yang  selanjutnya  disebut dengan  PPJP juga telah dipertegas dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja  dan Transmigrasi (selanjutnya disingkat Permenakertrans) Nomor 19 Tahun 2012  tentang  Syarat-Syarat  Penyerahan  Sebagian  Pelaksanaan  Pekerjaan  Kepada  Perusahaan Lain. PPJP menurut Permenakertrans ini selain harus memiliki badan  hukum  yang  memungkinkan  untuk  merekrut  dan  menyalurkan  tenaga  kerja  kepada  pihak  lain,  juga  mensyaratkan  agar  perusahaan  yang  memborongkan  pekerjaan  tersebut  harus  melaporkan  jenis  pekerjaan  yang  akan  dioutsource  ke  Dinas Ketenagakerjaan setempat. Jadi, pelaksanaan pemborongan pekerjaan harus  dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik manajemen maupun kegiatan  pelaksanaan pekerjaan.


Skripsi Hukum:Implementasi outsourcing di PT. Bank Tabungan Negara (persero) tbk cabang Surakarta berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor 19 tahun 2012 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI

Bab I
Download 
 Bab II
 Download 
 Bab III - V
 Download 
Daftar Pustaka
 Download 
Lampiran
Download