Skripsi Hukum:Analisis Yuridis Dalam Perkara Tindak Pidana Illegal Logging Yang Dilakukan Oleh Anggota Polri Polres Ponorogo (Studi Putusan Perkara No. 376 Pid. B 2011 Pn. Kb.Mn.)


    BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Perhatian  dunia  terhadap  lingkungan  hidup  pertama  kali  muncul  pada  tahun  1950-an   ketika  terjadi  pencemaran  lingkungan  terutama  di  negara   negara maju yang disebabkan oleh limbah industri, pertambangan  dan  pestisida  yang  kemudian mendorong  lahirnya  Konferensi  Stockholm  pada  tahun  1972,  sehingga  pada  waktu  itu  masalah  lingkungan  menjadi  masalah internasional. (Sumarwoto, 1991:2).

Pasca Konferensi Stockholm ternyata tidak memberikan pengaruh  yang signifikan terhadap penanggulangan masalah lingkungan dan bahkan  permasalahan lingkungan menjadi semakin parah pada waktu itu, sehingga  Perserikatan  Bangsa   bangsa  (PBB)  membentuk  komisi  sedunia  untuk  lingkungan  dan pembangunan  yaitu World Commission on  Environment  and  Development  (WCED)  pada  bulan  Desember  1983.  Komisi  ini  bertugas  menyusun  rekomendasi  tentang  strategi  jangka  panjang  konsep  pembangunan berkelanjutan dan menyelesaikan tugasnya pada tahun 1987  dengan  laporan  yang  berjudul Our  Common  Future  (Hari  Depan  Kita  Bersama). Laporan  tersebut  dikenal  dengan  laporan  Brudtland  karena  diketuai  oleh  Ny.  Gro  Brundtland  Perdana  Menteri  Norwegia.  Usulan  konsep  pembangunan  berkelanjutan  dalam  laporan  Brundtland  1987  itu  juga  merupakan  koreksi  terhadap  kelemahan  dari  pembangunan  yang  berwawasan  lingkungan  era Deklarasi  Stockholm  1972 (Hardjasoemantri  K, 1999: 12).
Hutan  merupakan  bagian  penting  dari  lingkungan  hidup.  Dalam  pengelolaan hutan juga mempunyai asas yang sudah merupakan asas yang     berlaku  secara  internasional  yaitu  asas  hutan  berkelanjutan  /  lestari  (sustainable forest) dan asas ecolabelling (Salim, 2003: 11).
Pemanfaatan  dan  pengelolaan  sektor  kehutanan  dalam  perkembangannya  menjadi  salah  satu  bagian  terpenting  dari  lingkungan  hidup.  Menjadi  sorotan  bukan  hanya  secara nasional  melainkan  menjadi  wacana  global.  Perhatian dunia terhadap kelestarian  hutan  tampak  dalam  Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) Bumi yang diadakan di Rio de jeneiro  oleh  PBB  pada  tanggal  3  sampai  14  Juni  1992  yang  juga  merupakan  peringatan  20  tahun  Konferensi  Stockholm  1972.  Laporan  dari  WCED  kemudian digunakan  sebagai materi dalam KTT Bumi di Rio de Jeneiro.
Konferensi  tersebut  dinamakan  dengan United  Nations  Conference  on  Environment and Development (UNCED) (Harjasumantri, 1999: 19).
Seiring dengan  perkembangan  kehidupan  masyarakat  modern  dalam  menghadapi  globalisasi  serta  adanya  proses  industrialisasi  dan  modernisasi  akan  menumbuhkan  perubahan  proses  sosial  dalam  tata  kehidupan  masyarakat.  Proses  industrialisasi  dan  modernisasi  dan  terutama di bidang  industrialisasi kehutanan telah berdampak besar pada  kelangsungan  hutan  sebagai  penyangga  hidup  dan  kehidupan  mahluk  di  dunia.  Hutan  merupakan  sumber  daya  yang  sangat  penting  tidak  hanya  sebagai  sumber  daya  kayu,  tetapi  lebih  sebagai  salah  satu  komponen  lingkungan hidup.
Untuk  itu  dalam  kedudukannya  hutan  sebagai  salah  satu  penentu  sistem  penyangga  kehidupan  harus  dijaga  kelestariaannya.  sebagaimana  landasan konstitusional Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, Bumi  air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara  dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Kawasan  hutan  merupakan  sumber  daya  alam  yang  terbuka,  sehingga  akses  masyarakat  untuk  masuk  memanfaatkannya  sangat  besar.
Kondisi tersebut memacu permasalahan dalam pengelolaan hutan. Seiring  dengan semangat reformasi kegiatan penebangan kayu dan pencurian kayu  dihutan  menjadi  semakin  marak.  Apabila  hal  ini  dibiarkan  berlangsung     secara  terus  menerus  kerusakan  hutan  Indonesia  akan  berdampak  pada  terganggunya  kelangsungan  ekosistem,  terjadinya  banjir,  erosi/tanah  longsor,  disfungsinya  hutan  sebagai  penyangga  keseimbangan  alam serta  dari  sisi  pendapatan  Negara  pemerintah  Indonesia  mengalami  kerugian  yang  dihitung  dari  pajak  dan  pendapatan  yang  seharusnya  masuk  ke  kas  Negara.
Indonesia  merupakan  rumah  tertua  bagi  hutan  hujan  terluas  di  Asia. Sekitar  tujuh  belas  ribu  pulau-pulau  di  Indonesia  membentuk  kepulauan  yang membentang di dua  alam biogeografi - Indomalayan dan  Australasian - dan tujuh wilayah biogeografi, serta menyokong luar biasa  banyaknya  keanekaragaman  dan  penyebaran  spesies.  Di  seluruh  dunia,  hutan-hutan  alami  sedang  dalam  krisis.  Tumbuhan  dan  binatang  yang  hidup didalamnya terancam punah. Dan banyak manusia dan kebudayaan  yang  menggantungkan  hidupnya  dari  hutan  juga  sedang  terancam.  Tapi  tidak  semuanya  merupakan  kabar  buruk.  Masih  ada  harapan  untuk  menyelamatkan  hutan-hutan  ini  dan  menyelamatkan  mereka  yang  hidup  dari hutan.Hutan purba dunia sangat beragam.
Hutan-hutan  ini  meliputi  hutan  boreal-jenis  hutan  pinus  yang  ada  di Amerika Utara, hutan hujan tropis, hutan sub tropis dan hutan magrove.
Bersama, mereka menjaga sistem lingkungan yang penting bagi kehidupan  di bumi. Mereka mempengaruhi cuaca dengan mengontrol curah hujan dan  penguapan  air  dari  tanah.  Mereka  membantu  menstabilkan  iklim  dunia  dengan menyimpan karbon dalam jumlah besar  yang jika tidak tersimpan  akan  berkontribusi  pada  perubahan  iklim. Dampak  kerusakan  hutan  di  Indonesia  menurut  data  Departemen  Kehutanan  pada  tahun  2003  menyebutkan  bahwa  luas  hutan  Indonesia  yang  mengalami  kerusakan  mencapai  43  juta  hektar  dari  total  120,35  hektar  dengan  laju  degradasi  dalam  3  tahun  terakhir  mencapai  2,1  juta  hektar  pertahun.  Sejumlah  laporan  bahkan  menyebutkan  antara  1,6  smpai  2,4  juta  hektar  hutan  Indonesia  hilang setiap  tahunnya.  Hal  itu  sama  dengan  luas  enam  kali  lapangan  sepakbola  setiap  menitnya.  (ICEL-Indonesian  for  Center  Environmental Law, 19-10-2003: 2).
Bahkan,  banyak  dari  sisa-sisa  hutan  tersebut  yang  bisa  dikategorikan  hutan  yang  telah  ditebangi  dan  terdegradasi.  Efek  dari  berkurangnya hutan ini pun meluas, tampak pada aliran sungai yang tidak  biasa,  erosi  tanah,  dan  berkurangnya  hasil  dari  produk-produk  hutan.  Di     pulau  Irian  Jaya,  satu-satunya  sungai  es  tropis  memang  mulai  menyurut  akibat  perubahan  iklim,  namun  juga  akibat  lokal  dari  pertambangan  dan  penggundulan  hutan.  Penebangan  kayu  tropis  dan  ampasnya  merupakan  penyebab utama dari berkurangnya hutan di negara itu. Penebangan hutan  di Indonesia telah memperkenalkan beberapa daerah yang paling terpencil,  dan terlarang, di dunia pada pembangunan.
Setelah  berhasil  menebangi  banyak  hutan  di  daerah  yang  tidak  terlalu  terpencil,  perusahaan-perusahaan  kayu  ini  lantas  memperluas  praktek  mereka  ke  pulau  Kalimantan  dan  Irian  Jaya,  dimana  beberapa  tahun terakhir ini banyak petak-petak hutan telah dihabisi dan perusahaan  kayu harus masuk semakin dalam ke daerah interior untuk mencari pohon  yang  cocok.  Sebagai  contoh,  di  pertengahan  1990an,  hanya  sekitar  7  persen  dari  ijin  penambangan  berada  di  Irian  Jaya,  namun  saat  ini  lebih  dari 20 persen ada di kawasan tersebut. Illegal logging telah menimbulkan  masalah  multidimensi  yang  berhubungan  dengan  aspek  ekonomi,  sosial,  budaya  dan  lingkungan.  Hal  tersebut  merupakan  konsekuensi  logis  dari  fungsi  hutanyang  pada  hakekatnya  adalah  sebuah  ekosistem  yang  di  dalamnya mengandung tiga fungsi dasar, yaitu fungsi produksi (ekonomi),  fungsi lingkungan (ekologi) serta fungsi sosial (Iskandar, 2000: 165).


Skripsi Hukum:Analisis Yuridis Dalam Perkara Tindak Pidana Illegal Logging Yang Dilakukan Oleh Anggota Polri Polres Ponorogo (Studi Putusan Perkara No. 376 Pid. B 2011 Pn. Kb.Mn.)
Download lengkap Versi PDF >>>>>>>KLIK DISINI

Bab I
Download 
 Bab II
 Download 
 Bab III - V
 Download 
Daftar Pustaka
 Download 
Lampiran
Download