Skripsi Manajemen: PENGARUH BRAND CHARACTERISTIC DAN COMPANY CHARACTERISTIC TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN HANDPHONE BERMEREK NOKIA


BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang Masalah
Dunia bisnis memang seringkali sulit diprediksi, banyak sekali fenomena  yang memberikan tantangan serius yang pastinya harus dihadapi. Semakin lama  dunia bisnis semakin sempit dalam arti semakin lancarnya perdagangan di dalam  negeri maupun perdagangan antarnegara, yang telah menyebabkan iklim  persaingan semakin ketat. Ketatnya persaingan ini memaksa setiap perusahaan  untuk tetap mampu bertahan hidup disamping mendapatkan laba.
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang  sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat  dengan pertumbuhan yang rendah. Pelanggan yang loyal akan menjadi hambatan  masuk bagi para pesaing, memungkinkan ditetapkannya harga premium,  tersedianya waktu untuk menanggapi inovasi para pesaing, dan bisa menjadi  benteng pelindung dari kemungkinan kompetisi harga. Selain itu , loyalitas merek  berdampak pula pada biaya pemasaran yang lebih efisien, dimana biaya  mempertahankan pelanggan jauh lebih murah daripada menarik pelanggan baru.
Dengan demikian sangatlah wajar apabila setiap produsen ataupun perusahaan  menghendaki produk-produknya memiliki banyak pelanggan yang loyal,  (Tjiptono, 2000:43).

Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara  terus-menerus oleh setiap perusahaan. Menurut Kartajaya, (2010:3) merek (brand)  berperan sebagai value indicator bagi seluruh stakeholder perusahaan(pelanggan,   karyawan, serta investor). Pelanggan akan cenderung memilih produk dengan  merek yang lebih terkenal. Karyawan juga cenderung lebih senang bekerja di  perusahaan yang memiliki merek/reputasi baik. Demikian pula, investor pun akan  mempertimbangkan merek perusahaan dalam melakukan investasi.
Brand Characteristic  memainkan peranan yang penting dalam  menentukan keputusan konsumen dalam mempercayai suatu merek. Pertimbangan  konsumen dalam pemilihan suatu merek akan menentukan apakah konsumen akan  membangun hubungan terhadap merek tersebut. Lau dan Lee, (dalam Riana  2008:187) menyatakan bahwa karakteristik merek terdiri atas tiga elemen yaitu:  reputasi merek (brand reputation), kecakapan memprediksi merek (brand  predictability), dan kompetensi merek (brand competence).
Company Characteristic yang biasanya berada dibelakang merek dapat  juga mempengaruhi derajat kepercayaan konsumen terhadap merek. Adanya  pengetahuan konsumen terhadap perusahaan akan memungkinkan berpengaruh  pada penilaian konsumen terhadap merek. Lau dan Lee, (dalam Riana 2008:188)  menyatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, terdiri dari  empat dimensi yaitu : kepercayaan pada perusahaan (company trust), reputasi  perusahaan (company  reputation), dan motif perusahaan yang  diinginkan  (perceived motives of the company).
Salah satu persaingan yang mengalami persaingan yang ketat pada saat ini  adalah perusahaan telepon seluler. Produk handphone dalam beberapa tahun  terakhir mengalami perkembangan yang pesat. Produk handphone dari berbagai  merek terus menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat menarik konsumen dan   juga dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produknya. Berbagai  merek telepon seluler semakin marak menjamur di pasaran seperti : Nokia, Sony  Ericson, Samsung, Siemens, Motorolla, Blackberry, O2, Dopod, LG, Philpis, dan  sebagainya.
Nokia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Consumer  Electronics merupakan produsen ponsel yang memiliki pangsa pasar terbesar di  dunia. Begitu juga di tanah air, Nokia juga mengungguli para pesaing yang telah  terlebih dahulu mempunyai pangsa pasar seperti Sony Ericsson, Samsung, dan  LG. Disamping maraknya ponsel-ponsel buatan Cina yang menawarkan harga  yang murah dijangkau, dengan berbagai kemajuan fitur dan tekhnologi mutakhir,  Nokia masih tetap bisa menjadi penguasa pasar ponsel di Indonesia.
Hal ini tidak terlepas dari strategi pemasaran yang dilakukan oleh Nokia.
 karena mengalami kekurangan tenaga ahli pada pasar tenaga kerja dan  menyebabkan biaya pendidikan yang tinggi bagi karyawan pemula (Igbaria dan  Greenhaus).
Salah satu dari berbagai faktor yang perlu menjadi perhatian perusahaan  untuk mengurangi angka  turnover  karyawan adalah bagaimana perusahaan  mengelola iklim yang baik dan kondusif dalam aktivitas kerja karyawan dan  adanya upaya untuk mengelola sumber daya manusia yang baik dan  berkesinambungan untuk mengurangi tingkat stres yang dapat dialami oleh  karyawan.


Download lengkap Versi PDF