BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Permasalahan
makro ekonomi yang begitu rumit menjadikan para pengambil kebijakan untuk selalu berhati-hati dalam
mengambil keputusan. Karena apabila salah langkah,
maka akan sangat
berdampak terhadap perekonomian
baik secara mikro maupun secara
makro. Ketika menjalankan
kebijakan moneter, para
pembuat kebijakan sering
mengamati apa yang terjadi di mancanegara. Meskipun kemakmuran domestik
merupakan tujuan satu-satunya,
namun mereka perlu
mempertimbangkan perkembangan di
mancanegara (Mankiw, 2007).
Salah
satu permasalahan yang
sering dialami oleh
banyak Negara adalah masalah inflasi. Karena masalah inflasi ini
sangat sensitif bagi perekonomian. Inflasi yang
tingkatannya tinggi tidak
akan menggalakkan perkembangan
perekonomian suatu Negara.
Inflasi adalah suatu
bagian integral dari
makro ekonomi. Dalam perekonomian empat
sektor atau peekonomian
terbuka seperti Indonesia,
maka kondisi ekonomi sangat
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia (mancanegara).
Karena telah melakukan ekspor impor dengan
berbagai Negara. Sehingga nilai tukar mata
uang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Menurut
Samuelson dan Nordhaus
2001 inflasi terjadi
ketika harga umum naik. Cara
menghitung inflasi adalah
dengan menggunakan indeks
harga rata-rata tertimbang
dari harga ribuan
produk individual. Indeks
harga konsumen (IHK) mengukur harga
biaya pasar dari
barang dan jasa
konsumen yang dikaitkan
dengan biaya dari harga barang
dan jasa terebut pada tahun dasar tertentu.
Kebijakan
yang sering digunakan
untuk mengendalikan inflasi
ini adalah kebijakan
moneter. Pada saat
sekarang ini, kebijakan
moneter merupakan kebijakan yang
sangat efektif untuk
dijadikan alat dalam
mengendalikan inflasi. Di
dalam Undang-undang No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia (BI) sebagaimana telah diamandemen
dengan Undang-undang No.
3 Tahun 2004
pada Pasal 7
menyatakan bahwa Indonesia
telah menganut kebijakan
moneter dengan tujuan
tunggal yakni mencapai
dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Hal
yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa
yang tercermin pada
inflasi. Namun kita
tidak boleh terpaku
terhadap angka nominal dari inflasi itu sendiri. Karena
apabila angka inflasi rendah, maka bisa
saja pengangguran yang
akan menjadi melonjak
(sesuai dengan kurva
Phillips). Untuk mencapai
tujuan tersebut, sejak
tahun 2005 Bank
Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai
sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang
mengambang bebas (free floating). Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan
sasaran inflasi kepada publik dan
kebijakan moneter diarahkan
untuk mencapai sasaran
inflasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Untuk
mencapai sasaran inflasi,
kebijakan moneter dilakukan
secara forward looking,
artinya perubahan kebijakan
moneter dilakukan melaui evaluasi apakah perkembangan inflasi ke
depan masih sesuai dengan sasaran inflasi
yang telah dicanangkan.
Contoh Skripsi Economic Development:Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia Pemodelan Mundell-fleming
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.