BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah alpukat
merupakan tanaman yang banyak tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia.
Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik Republik
Indonesia(BPS), produksi buah
alpukat di Indonesia
meningkat dari tahun
2013 sebesar 276.318 ton
dan ditahun 2014
sebesar 307.326 ton
[1]. Alpukat (Persea americana mill)
merupakan buah yang
banyak memiliki manfaat
karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Selain daging buahnya, biji
alpukat juga memiliki potensi karena
kandungan protein dan
minyak yang cukup
tinggi sehingga dapat dijadikan
sebagai sumber minyak
nabati [2].
Tetapi
selama ini alpukat hanya
dikonsumsi daging buahnya
saja sedangkan biji
alpukat tidak dimanfaatkan dan
dibuang sebagai limbah. Biji alpukat
memiliki beragam aplikasi dalam
obat-obatan, mulai dari pengobatan
diare, disentri, sakit gigi,
parasit usus, pengobatan kulit
dan kecantikan serta diabetes melitus [3].
Biji alpukat memiliki efek
antidiabetes melalui kemampuannya
menurunkan kadar glukosa
darah [4].
Minyak dari
biji alpukat juga
memiliki manfaat untuk
kesehatan seperti untuk mengendalikan berat
badan manusia (terutama
digunakan untuk obesitas
untuk menurunkan berat badan) [3].
Untuk memperoleh
minyak dari biji alpukat dilakukan dengan cara ekstraksimenggunakan pelarut
organik. Selama ini
pelarut yang umum
digunakan untuk mengekstrak minyak
dari biji-bijian yaitu
heksana [2]. Seperti
pada penelitian Prasetyowati [2],
yang menggunakan pelarut
heksana untuk mengekstraksi minyak dari biji alpukat dengan
volume pelarut 200 ml, 300ml dan 400 ml, massa biji 30 gram dan 50 gram, waktu
ekstraksi 60 menit, 90 menit dan 120 menit serta suhu yang digunakan berkisar
antara 60- oC dengan perolehan
yield (%) sebesar 25,15%. Pada
penelitian Promudono [5],
ekstraksi dilakukan pada
suhu oC selama 2
jam dengan perbandingan
bahan dan pelarut
sebesar 20 gr/250
gr dihasilkan yield (%)
18,69%. Rachimoellah [6],
menggunakan heksana untuk mengekstraksi minyak biji alpukat
yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel dihasilkan yield
(%) sebesar 15%.
Penggunaan heksana sebagai
pelarut mulai dibatasi karena menimbulkan masalah lingkungan
dan kesehatan. Oleh karena itu, kebutuhan
untuk penggantian pelarut
sudah menjadi isu
penting. Menurut Conkerton [7],
heptana dapat digunakan
sebagai pelarut alternatif
pengganti, heptana sama dengan
heksana (sama-sama pelarut
polar) tetapi penggunaannya tidak menimbulkan
masalah lingkungan dan
kesehatan. Pada penelitiannya, Conkerton [7]
menggunakan heptana untuk mengekstrasi
minyak dari biji kapasyang kemudian
dibandingkannya dengan minyak hasil
ekstraksi menggunakan heksana.
Yield dan kualitas dari minyak yang diekstraksi menggunakan
heptana sama dengan yang diekstraksi menggunakan heksana [7].
Contoh Skripsi Chemical Engineering:Karakteristik Ekstraksi Minyak dari Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Menggunakan Pelarut N-heptana
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.