Skripsi Keperawatan:Perilaku Ibu Postpartum Dalam Proses Pemberian ASI


    BAB  PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang  Salah satu program pemerintah dalam bidang kesehatan adalah pentingnya  pemberian Air S Ibu (ASI) secara eksklusif bagi kualitas hidup bayi melalui  Surat Keputusan (SK) Menkes RI nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang  pemberian ASI ekslusif pada bayi di Indonesia. Dalam SK tersebut ditetapkan  bahwa pemberian ASI eksklusif bagi bayi di Indonesia sejak bayi lahir sampai  bayi berumur 6 (enam) bulan dan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun bagi  yang ingin pemberian ASI secara sempurna.
Pemberian ASI dari awal kelahiran sampai 4-6 bulan akan menjadikan  sendi-sendi kehidupan yang terbaik baginya kelak. ASI juga menjamin bayi tetap  sehat dan memulai kehidupannya dalam cara yang paling sehat, karena ASI  adalah makanan terbaik diawal kehidupan bayi (Soetjiningsih, 1997).

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup  sehat bagi setiap penduduk. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut maka  diprogramkan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan  dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh masyarakat. Salah satu indikator  derajat kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (Profil Dinas Kesehatan Kota  Bandung, 2005).
Menurut hasil SDKI 2002/2003 Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia  berkisar sekitar 35 per 1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia masih terbilang  tinggi bila dibandingkan dengan Negara- Negara lain dikawasan ASEAN. AKB di  Malaysia pada tahun 2001 tercatat 6 dan di Singapura hanya 2 kematian bayi per  1000 kelahiran hidup (catatan sekretariat ASEAN, 2003), di Vietnam menunjukan   30 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Menurut hasil  penelitian Khairunniyah (2004). Penyebab tingginya AKB disebabkan oleh karena  banyak hal salah satu diantaranya adalah dari faktor status gizi bayi.
Tingginya angka kematian bayi dan rendahnya status gizi sebagai dampak  krisis ekonomi yang melanda Bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997,  menunjukkan bahwa peran ASI sangat strategi, namun keadaan sosial budaya  yang beranekaragam menjadi tantangan peningkatan penggunaan ASI yang perlu  diantisipasi (Depkes, 1997). Pada umumnya perilaku ibu-ibu post partum sangat  dipengaruhi oleh nilai-nilai kebudayaan yang dipercaya maka sebagian dari  mereka hanya memberikan ASI dengan berbekal dari informasi yang didapat  secara turun-temurun dari masyarakat setempat dan kurang mendapatkan  penyuluhan yang cukup dari tenaga kesehatan, akibatnya sebagian besar ibu  memberikan ASI tidak secara eksklusif dan pemberian makanan selain ASI  sebelum bayi berumur 6 bulan.
Menurut hasil pendataan puskesmas Kecamatan Medan Belawan pada tahun  2010 ditemukan sebanyak 9 balita mengalami gizi buruk 6 diantaranya berusia 2-3 tahun. Hal tersebut terkait dengan proses pemberian ASI yang tidak benar. Hasil  dari studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara kepada ibu-ibu yang  sebagian besarnya adalah suku melayu, mereka mengatakan bahwa mereka sudah  membiasakan melakukan pemberian ASI eksklusif kepada bayi sampai berusia 6  bulan dan menurut mereka perilaku tersebut sudah tradisi turun-temurun yang  dilakukan pada ibu-ibu didaerah tersebut, namun dari fakta yang didapat mereka  belum melakukan pemberian ASI eksklusif secara benar yaitu yang hanya  memberikan ASI saja, mereka memberikan makanan selain ASI yaitu air putih,  madu, dan makanan ringan (jajanan) kepada bayi mereka sebelum berusia 4-6  bulan.
Menurut hasil pendapat ibu-ibu diatas dapat diambil kesimpulan bahwa proses  pemberian ASI yang tidak tepat dapat berakibat buruk pada perkembangan dan  pemenuhan gizi pada bayi, salah satunya dapat terjadi kerawanan gizi bahkan  dapat menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya gizi buruk. Maka dari hal  tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perilaku Ibu  PostPartum Dalam Proses Pemberian ASI Pada Mayarakat Melayu di Kecamatan  Medan Belawan.
 1.2 Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah perilaku masyarakat suku melayu di Kecamatan Medan  Belawan dalam proses pemberian ASI ? 1.3   Tujuan Penelitian 1.3.1  Tujuan umum Mengidentifikasi perilaku ibu postpartum dalam proses pemberian ASI  pada masyarakat melayu di kecamatan Medan Belawan.
1.3.2  Tujuan Khs  a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu dalam proses pemberian ASI.
b. Mengetahui sikap ibu dalam proses pemberian ASI.
c. Mengidentifikasi tingkat keterampilan ibu tentang pemberian ASI.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1  Manfaat Bagi Ibu Postpartum  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, serta  merubah sikap, dan meningkatkan keterampilan ibu Postpartum dalam proses  pemberian ASI.
1.4.2  Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat yang  bekerja di puskesmas daerah maupun instansi lain agar dapat meningkatkan  pengetahuan tentang proses proses menyusi yang benar sesuai dengan  kebutuhan bayi.
1.4.3  Manfaat Bagi Pendidikan Keperawatan  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah studi kepustakaan dan  menjadi suatu masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan dan bidang  kesehatan lainnya mengenai proses pemberian ASI sesuai dengan usia dan  kebutuhan bayi.
1.4.4  Manfaat bagi penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dan informasi  bagi peneliti selanjutnya yang memiliki topik dan ruang lingkup terkait penelitian  tentang Perilaku Ibu Postpartum Dalam Poses Pemberian ASI.


Skripsi Keperawatan:Perilaku Ibu Postpartum Dalam Proses Pemberian ASI
Download lengkap Versi PDF