BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa
sekarang ini banyak
sekali bermunculan lembaga
pendidikan, mulai pendidikan
formal sampai dengan
pendidikan non formal.
Lembaga tersebut memiliki
tujuan untuk mencerdaskan
generasi bangsa. Akan
tetapi, tidak semua lembaga
pendidikan bisa dikatakan layak untuk pendidikan anak anak sekarang ini, seperti pada pendidikan formal. Banyak sekali
keterbatasanketerbatasan dalam menyediakan
bimbingan dan layanan
belajar secara klasikal sering menyebabkan peserta didik
mempunyai hambatan belajar yaitu kurangnya
perhatian intensif dari guru.
Berlakunya seperangkat
aturan yang sangat
mengikat bagi peserta
didik, penerapan disiplin yang terlalu kaku, dan suasana belajar yang terlalu
formal tanpa disadari
sering membebani dan
memasung kreatifitas peserta
didik.
Selian itu,
adanya persaingan antara
peserta didik menyebabkan
sebagian peserta didik
merasa stress sehingga
anak lebih memandang
belajar sebagai kewajiban beban, bukan sebagai kebutuhan.
Di era
sekarang, mulai bermunculan
lembaga-lembaga pendidikan alternatif sebagai upaya untuk mengatasi
persoalan diatas, salah satunya adalah homeschooling. Suryadi
mengatakan bahwa, dalam proses belajar
mengajar kita sering
menemukan anak dengan
gaya belajar, bakat,
karakteristik unik yang memerlukan pembelajaran dengan pendekatan
individual. Hal ini berlaku juga untuk
anak yang mengalami
hambatan masalah khusus
dalam belajar.
Berkenaan dengan hal tersebut pemerintah telah menawarkan alternatif solusi berupa
pembelajaran individual yang
dapat dilakukan di
rumah (homeschooling) sesuai
dengan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003.
Di
ketemukan alasan positif
dalam konteks ini
untuk mengembangkan homeschooling
yang menerapkan salah
satu pendidikan alternatif
yang sudah terakomodasi
dalam sistem pendidikan
nasional. Secara khusus
dijelaskan dalan Undang-Undanng Nomer
20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 27 ayat
1 dan 2
yang menegaskan eksistensi
homeschooling yang merupakan
model pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga.
Dalam pasal
27 disebutkan bahwa
“(1) kegiatan pendidikan
informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan hasil belajar secara mandiri dan
(2) hasil pendidikan
sebagaimana yang dimaksud
diatas diakui sama
dengan pendidikan formal
dan non formal
setelah peserta didik
lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan.” Data yang
terhimpun oleh Direktorat
pendidikan kesetaraan Departemen Pendidikan
Nasional, menegaskan bahwa
ada sekitar 600
peserta homeschooling di
Indonesia. Sebanyak 83,3% atau sekitar 500 orang mengikuti homescooling
majemuk dan komunitas,
sedangkan sebanyak 16,7%,
atau Direktorat Pendidikan
Kesetaraan, Komunitas Home
Schooling Sebagai Satuan
Pendidikan Kesetaraan (Jakarta,
2006), hlm. 17 Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.
19 sekitar 100 orang mengikuti homeschooling
tunggal. Angka yang cukup untuk masyarakat dalam
merespon model pendidikan
baru di Indonesia
dan kemungkinan akan mengalami
kemunduran.
Homeschooling
pada dasarnya tidak
hanya dibutuhkan untuk
anak didik dengan
hambatan belajar tertentu
tetapi juga sangat
dibutuhkan untuk anak didik bertumbuh
kembang secara optimal,
baik dalam pengetahuan, keterampilan,
sikap dan kepribadian.
Homeschooling memungkinkan anak didik untuk
belajar lebih banyak,
lebih bermakna, lebih kreatif
dan gembira.
Materi pelajaran
yang dikaji secara
aplikatif dalam kehidupan
nyata, memeberikan bekal yang
berkualitas bagi kesuksesan dan kelulushidupan anak didik tersebut di masyarakat.
Dalam
pendidikan homeschooling, anaklah
yang menentukan mata pelajaran apa
yang nantinya dipelajari.
Dengan demikian, anak
akan lebih bertanggung
jawab dan mandiri.
Dalam hal ini,
fungsi guru dan
tutor hanya sebagai
pendamping ketika anak
mengalami kesulitan. Guru
atau tutor juga memposisikan
dirinya bukan sebagai guru akan tetapi sebagai teman belajar.
Dalam homeschooling
ada tiga manfaat
yang didapatkan diantarannya : Pertama,
homeschooling mengingatkan sepenuhnya
kepada sekolah formal.
Kedua, homeschooling dapat
menampung anak-anak yang karena alasan-alasan tertentu tidak dapat belajar di sekolah
formal. Dan ketiga, homeschooling dapat Seto Mulyadi, Home Schooling Keluarga Kak
Seto (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007),
hlm.
Dierektorat Pendidikan Kesetaraan, op.cit., hlm. 36 menjadi
sparring partner sekolah-sekolah formal
dan non formal dalam upaya mereka untuk
meningkatkan kualitas pendidikannya.
Dalam
buku A. Abe
Saputra dijelaskan, bahwa
sistem belajar homeschooling
dapat mempertahankan akidah
dan ritual keagamaan
anak.
Sistem ini memungkinkan orang tua
melatih anak untuk disiplin menjalankan perintah
agama. Pola ini juga menjauhkan anak
dari lingkungan sekolah yang berbahaya
dan meningkatkan jalinan yang kuat dan hangat dalam keluarga.
Beberapa
alasan orang tua
di Indonesia untuk
memilih sekolah rumah antara lain
dapat menyediakan pendidikan
moral atau keagamaan,
memberi lingkungan sosial
dan suasana belajar
yang baik, dan
dapat memberikan pembelajaran
langsung secara kontekstual,
tematik, non skolastik
yang tidak terbatas oleh waktu.
Selain fenomena diatas, terdapat Rick Boyer,
seorang ayah yang memiliki empat belas
anak, mendidik semua anaknya dirumah bersama istrinya.
“Ia berpendapat
bahwa pendidikan terbaik
yang bisa didapat
seorang anak adalah
dirumah, bukan disekolah.
Di rumah anak
mendapatkan teladan yang baik
dari orang tuanya. Anak akan
belajar mengenai etos kerja orang
tuanya, Seto Mulyadi, op.cit., hlm.
A. Abe Saputra, Rumahku Sekolahku (Yogyakarta:
Graha Pustaka, 2007), hlm. 64 Ibid.,
hlm.
belajar
bergaul dan beramah tamah dengan saudaranya, belajar bersikap sopan kepada orang yang lebih tua maupun yang
sebaya atau yang lebih muda.” Dari
masalah diatas nampak
jelas bahwa terdapat
beberapa kelemahan pola
pendidikan formal yang
dapat diatasi dengan
penerapan homeschooling.
Sehingga pendidikan tidak lagi
menjadi sesuatu yang membebani dan menjadi suatu kebutuhan yang menyenangkan.
Homeschooling diterapkan
dalam beberapa bentuk
yaitu homeschooling tunggal,
homeschooling majemuk, dan
komunitas homeschooling. Dan penerapan diatas
tergantung dari kebutuhan
setiap homeschooler dan disesuaikan dengan
kemampuan orang tua
dan minat anak.
Dari
fleksibilitas penerapan homeschooling
tersebut maka orang
tua mendapat banyak kemudahan dalam menyelenggarakan proses
pendidikan bagi putra-putrinya.
Penelitian ini
mengambil komunitas homeschooling
Sekolah Dolan sebagai
tempat penelit ian yang
tepatnya berada di
perum Villa Bukit
Tidar Malang. Alasan
peneliti memilih Sekolah
Dolan sebagai tempat
penelitian karena komunitas
Sekolah Dolan lebih
terstruktur dan lengkap
untuk pendidikan akademik,
pembangunan akhlak dan
pencapaian hasil bela jar.
Selain itu
komunitas sekolah Dolan
memiliki sarana yang
cukup lengkap, mulai dari ruang dan peralatan bermain serta
tempat belajar yang tidak terbatas, Loy Kho,
Homeschooling Untuk Anak
Mengapa Tidak? (Yogyakarta:
Kanisus (Anggota IKAPI), 2007), hlm.
Maulia D Kembara, Panduan Lengkap Home Schooling (BAndung: Progressio, 2007), hlm.
30 karena
prinsip belajar homeschooling
adalah dapat belajar
dimana saja dan kapan
saja. Sekolah
Dolan merupakan satu-satunya
komunitas homeschooling yang ada di kota Malang
yang berada dibawah
naungan Asosiasi Sekolah
Rumah dan pendidikan
alternatif (Asah Pena)
dan mendapat binaan
dari Depdiknas bidang Pendidikan Luar Sekolah.
Sekolah Dolan
memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bereksplorasi, berkreasi,
mengekspresikan perasaannya serta
bersosialisasi dengan baik.
Sehingga akan membentuk
pribadi yang mandiri,
berkarakter, cerdas, ceria, dan
berakhlak mulia. Disamping itu, untuk merangsang kognitif dan
afektif peserta didik,
dalam proses kegiatan
belajar Sekolah Dolan membiasakan anak-anak
mendengar, malafalkan intruksi,
dialog kecil serta pengetahuan dalam
Bahasa Inggris, mengakrabkan
dengan buku serta membiasakan
anak-anak untuk mencintai Allah dan
Rasulnya. Pembiasaan dan stimulasi tersebut
dapat membantu melejitkan
potensi anak dalam mempersiapkan
hidup di zaman global yang tetap memegang teguh nilai-nilai agama.
Beberapa peneliti telah mendalami
proses pengembangan homeschooling, salah
satunya adalah Fifia
Wandi. Beliau mengungkapkan
bahwa komunitas homeschooling Sekolah
Dolan melakukan pengembangan
materi kurikulum dalam
hal urusan kurikulum
dikembangkan dengan menggali
terus sumber kurikulum yang ada setelah itu
diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan anak, yang penting tujuannya tercapai. Dan anak
merasa nyaman denga n kurikulum yang ada.
Tidak semua kurikulum
cocok dengan anak,
sehingga yang sering terjadi
anak stress dengan
pelajaran yang menumpuk,
dalam penggunaan metode
belajar melalui permainan
(Learning by Playing),
melakukan sendiri dan aktif mengeksplorasi (Learning by Doing
& Active Learning) dengan cara menyenangkan, media
belajar yang digunakan
memanfaatkan semua fasilitas yang
ada yang dapat
dijadikan media belajar,
dan sistem evaluasi menggunakan
portofolio, dan tidak
ada kegiatan khusus
untuk melaksanakan ujian.
Dari sinilah,
orang tua harus
jeli dan benar
memperhatikan pendidikan yang
harus diberikan kepada
anak, bukan sembarang
pendidikan. akan tetapi benar-benar
pendidikan yang menjadikan
anak merasa nyaman,
tenang dan tidak
merasa terbebani ketika
anak melangsungkan proses
belajar, sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan bakat dan
potensi yang dimilikinya baik secara
intelektual, emosional, dan spiritual.
Dari permasalahan
diatas peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian yang lebih
difokuskan pada pendidikan
agama. Maka pada
penelitian ini, peneliti
mengambil judul “Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam
Pada Homeschooling di
Sekolah Dolan Villa
Bukit Tidar Malang.”
dengan mencoba mengetahui sejauh
mana pendidikan agama Islam telah diterapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di
atas, dapat dirumuskan beberapa masalah
yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini, diantaranya adalah 1.
Bagaimana pelaksanaan pendidikan
agama Islam pada
homeschooling di Sekolah Dolan Villa Bukit Tidar Malang? 2. Faktor
apa saja yang
mendukung dan menghambat
dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada
homeschooling di Sekolah Dolan
Villa Bukit Tidar Malang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan
masalah yang hendak
dikaji tersebut, maka
penelitian ini bertujuan: 1.
Untuk mendiskripsikan pelaksanaan
pendidikan agama Islam
pada homeschooling di
Sekolah Dolan Villa Bukit Tidar Malang.
2. Untuk
mendiskripsikan
faktor-faktor yang mendukung
dan menghambat dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam
pada homeschooling di Sekolah Dolan Villa Bukit Tidar Malang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat
bagi beberapa pihak, diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Komunitas homeschoooling Sekolah
Dolan, agar dapat
digunakan sebagai sumbangan
pemikiran atau sebagai
bahan masukan untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan judul tersebut. Dan juga sebagai dasar untuk mengambil kebijakan di
masa yang akan datang.
2. Pengembangan
Ilmu Pengetahuan, sebagai
bahan informasi dalam memberikan layanan
dan pengarahan kepada
anak agar dapat
tumbuh dan berkembang
secara optimal menjadi manusia yang berkualitas.
3. Peneliti
sendiri, sebagai penambah
pengetahuan dan wawasan
mengenai pelaksanaan pendidikan
agama Islam pada homeschooling di
Sekolah Dolan Villa Bukit Tidar Malang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam
Penelitian ini ruang lingkup yang dikaji yaitu: 1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam pada
homeschooling di Sekolah Dolan Villa
Bukit Tidar Malang.
2. Faktor
pendukung dan penghambat
dalam pelaksanan pendidikan
agama Islam pada homeschoooling
di Sekolah Dolan Villa Bukit Tidar Malang.
F. Definisi Operasional
Agama
Islam adalah Pendidikan
yang materi bimbingan
dan arahannya adalah
ajaran agama yang
ditujukan agar manusia
mempercayai dengan sepenuh
hati akan adanya
Tuhan, patuh dan
tunduk melaksanakan perintah-Nya dalam bentuk beribadah, dan
berakhlak mulia.
Homeschooling
adalah Proses layanan
pendidikan yang secara
sadar, teratur dan
terarah dilakukan oleh
orang tua atau
keluarga di mana
proses belajar mengajar
berlangsung dalam suasana yang kondusif.
G.
Sistematika Pembahasan
Untuk
memperoleh gambaran yang
jelas dan menyeluruh
dalam isi desain ini,
maka secara global
dapat dilihat dalam
sistematika pembahasan penelitian ini sebagai berikut: BAB I :Merupakan
pendahuluan yang didalamnya
memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika
pembahasan BAB II :Mendiskripsikan
kajian pustaka: A.
Pembahasan Tentang Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian pendidikan agama Islam 2. Dasar-dasar pendidikan agama Islam Abdul
Rachman Shaleh, Pendidikan
Agama & Pembangunan
Watak bangsa (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
A. Abe Saputra, op.cit., hlm. 44 3. Tujuan pendidikan agama Islam 4. Materi pendidikan agama Islam 5. Metode pendidikan agama Islam B. Pembahasan
Tentang Homeschooling 1. Pengertian
homeschooling 2. Tujuan homeschooling 3. Jenis-jenis homeschooling 4. Kurikulum homeschooling 5. Metode homeschooling C. Homeschooling dalam perspektif Islam D. Faktor
pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam BAB III :Metode
penelitian terdiri dari
pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian,
sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan
tahap-tahap penelitian.
BAB IV :Memaparkan tentang : A.
Latar Belakang Obyek 1. Sejarah
komunitas homeschooling Sekolah Dolan
Malang 2. Visi, Misi,
dan tujuan komunitas
homeschooling Sekolah Dolan Malang 3. Struktur organisasi komunitas homeschooling
Sekolah Dolan Malang 4. Pengurus komunitas homeschooling Sekolah Dolan Malang 5.
Sarana dan prasarana
komunitas homeschooling Sekolah Dolan Malang 6. Kegiatan
yang dilakukan komunitas
homeschooling Sekolah Dolan Malang 7. Jumlah
siswa komunitas homeschooling
Sekolah Dolan Malang 8.
Kalender pendidikan komunitas
homeschooling Sekolah Dolan Malang B. Paparan dan Analisis Data 1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam
Pada homeschooling di Sekolah
Dolan Malang 2. Faktor-faktor pendukung
dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan agama
Islam pada homeschooling
di Sekolah Dolan Malang BAB V :Pembahasan
hasil penelitian dan
merupakan pembahasan terhadap temuan-temuan BAB VI :Merupakan
bab terakhir yang
berisi penutup yang
meliputi, kesimpulan dan saran
Download lengkap Versi PDF