BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filariasis (penyakit
kaki gajah) adalah
penyakit menular yang menahun
yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Cacing
tersebut hidup di saluran dan kelenjar
getah bening. Pada stadium lanjut dapat menimbulkan cacat yang menetap berupa pembesaran kaki, lengan,
payudara, dan alat kelamin.
(Chin, 2006) Filariasis di Indonesia pertama
kali di laporkan oleh Haga dan Van Eecke
pada tahun 1889 di Jakarta yaitu dengan
di temukannya penderita filariasis skrotumt.
Pada saat itu
pula Jakarta diketahui endemik
limfatik yang disebabkan oleh
Brugia malayi. Pada tahun 1937 Brug membuat suatu rangkuman tentang laporan filariasis di
seluruh Indonesia pada waktu itu telah diketahui
dan spesies cacing
filaria sebagai penyebabnya
yaitu Wuchereria bancrofti dan
Brugia malayi. (Depkes RI, 2009) Selanjutnya
pada tahun 1997
WHO membuat resolusi
tengtang eliminasi penyakit
kaki gajah, pada
tahun 2000 WHO
menetapkan komitmen global
untuk mengeliminasi penyakit
kaki gajah (The
Global Goal Of
Elimination Of Limphatik
Year 2020), menyl
kesepakatan global tersebut pada
tahun 2002 Indonesia mencanangkan gerakan eliminasi penyakit kaki gajah yang disingkat ELKAGA pada
tahun 2020. Eliminasi filariasis bertujuan
untuk menurunkan prevalensi
(MF – rate)
hingga dibawah 1%
sehingga filariasis tidak
lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat. (Depkes RI,
2009) Pada tahun 2004 filariasis telah menginfeksi 14,45% penduduk di 83
negara di seluruh
dunia, terutama negara-negara
di daerah tropis
dan beberapa daerah
subtropis seperti India,
Bangladesh, Taiwan, China, Philipina, Afrika, Amerika Latin, daerah
pasifik dan negara-negara di Asia Tenggara.
Di Indonesia, berdasarkan survei yang dilaksanakan pada tahun 2000-2004 terdapat lebih dari 8000 orang
menderita klinis kronis filariasis (elephantiasis)
yang tersebar diseluruh provinsi. Secara epidemiologi data ini
mengindikasikan lebih dari
60 juta penduduk
Indonesia berada yang berisiko
tinggi tertular filariasis dengan 6 juta penduduk diantaranya telah terinfeksi. (Depkes RI, 2007) Penyakit ini
ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa
tenggara, dan Papua baik di perkotaan
maupun pedesaan. Kasus di pedesaan banyak di temukan di kawasan Indonesia bagian timur, sedangkan
untuk di perkotaan banyak di temukan di
daerah seperti Bekasi,
Tanggerang, Pekalongan, dan
Lebak (Banten). (Depkes RI, 2006)
Data ini belum menggambarkan keadaan
yang sebenarnya karena hanya di
laporkan oleh 42%
Puskesmas dari 7.221
Puskesmas. Tingkat endemisitas
filariasis di Indonesia
tahun 1999 masih
tinggi dengan microfilaria
(MF) rate 3,1%
(0,5-19,64%). Berdasarkan survei
untuk pemeriksaan mikroskopis
pada desa dengan
jumlah penderita terbanyak pada
tahun 2002-2005 terutama
di Sumatera dan
Kalimantan telah terindentifikasi 84 Kabupaten/Kota dengan
microfilaria rate 1% atau lebih.Contoh Skripsi Epidemiologi:Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Filariasis di Wilayah Kerja Puskesmas Gambok
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.