Contoh Skripsi Kedokteran:Proporsi Depresi pada Wanita Hamil


BAB 1  PENDAHULUAN  
1.1   Latar belakang   Depresi  atau Major  Depressive  Disorders,  juga  dikenal  sebagai  depresi  unipolar, merupakan suatu kelainan psikiatri yang sering dijumpai. Depresi adalah  penyebab utama terjadinya kecacatan pada penderita yang berusia lima tahun dan  ke  atas  (Michael-Titus,  2007).  Insidensi  seumur  hidup  terjadinya  depresi  pada  wanita  hampir  mencapai 20% dan  hanya 12% pada  lelaki. Dan  prevalensinya di  Amerika mencapai 10% pada pasien yang diobservasi secara medikal (Halverson  et.  al,  2011).  Dan  untuk  kebanyakan  pasien,  depresi  adalah  suatu  kelainan  yang  menetap dan terdiri daripada beberapa episode rekuren, dipisahkan oleh beberapa  interval remisi (Michael-Titus, 2007).
 Masalah  depresi  yang  terkait  dengan  kehamilan  merupakan  suatu  kasus  yang  sangat  sering  terjadi.  Depresi  pada  kehamilan  bisa  terjadi  pada  bila-bila  masa,  bisa  pada  masa  antenatal,  intrapartum  maupun  pascapersalinan.

 Berdasarkan jumlah kasus yang telah ada, lebih banyak kasus depresi pada masa  pascapersalinan  berbanding  waktu  lain.  Contohnya,  hampir  10-15%  wanita  di  negara barat, 15,8% wanita Arab, dan 16% pada wanita Zimbabwe, 34,7% pada  wanita  Afrika  Selatan,  11,2%  pada  wanita  China  dan  17%  pada  wanita  Jepun  menyumbang  kepada  jumlah  kasus  depresi  pascapersalinan  (Chandran,  2002).
 Angka  kejadian depresi pasca kehamilan di Indonesia  juga  mencolok tingginya  dibandingkan  dengan  angka  kejadian  di  negara-negara  lain  di  Asia.  Prevalensi  depresi pasca persalinan hasil penelitian di bangsal kebidanan RSUP DR. Sardjito  Yogyakarta  memperoleh angka 11,3% untuk depresi ringan, 1,9% untuk depresi  sedang  dan  0,5%  untuk  depresi  berat  (Papayungan,  2005).  Penelitian  oleh  Laila  Sylvia Sari, 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik,  tentang  depresi  pasca  persalinan  mendapatkan  hasil  bahwa  wanita  yang  mengalami  depresi pasca kehamilan adalah sebanyak 16%.
   2  Jumlah  kasus  depresi  pada  masa  antenatal  pula  tidak  bisa  dipandang  ringan.  Ini  karena  jumlah  kasus  yang  terjadi  semakin  meningkat  kian  hari.
 Diperkirakan tingkat kasus depresi pada masa kehamilan antenatal hampir 7-15%  di  negara  membangun,  dan  19-25%  di  negara  yang  lain,  berbanding  10%  pada  masa pascapersalinan dan 7% pada masa diluar perinatal. Di samping itu, tingkat  terjadinya rekuren pada wanita hamil dengan riwayat depresi  juga sangat tinggi,  yaitu hampir 50% (OKeane, 2007).
  Kedua-dua  masalah  ini  tidak  bisa  ditangani  secara  berasingan  karena  keterkaitannya  yang  erat  antara  satu  sama  lain.  Hampir  23%  dari  wanita  yang  mengalami  depresi  pasca  kehamilan,  sebenarnya  sudah  dialaminya  sewaktu  kehamilan  (Evans  et.al,  2001).  Maka  dengan  itu,  depresi  sewaktu  kehamilan  haruslah diteliti dan ditangani dengan tuntas sejak dari awal kehamilan lagi  agar  masalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
  Depresi  kehamilan  ini  disebabkan  oleh  pelbagai  etiologi.  Dari  aspek  biologis  maupun  psikologis,  semuanya  menyumbang  kepada  terjadinya  depresi.
 Ketidaksediaan  untuk  menjadi  seorang  ibu,  halangan  hidup  dan  ketidakseimbangan  sosioekonomi,  perubahan  hormon,  atau  adanya  komplikasi  selama  kehamilan  bisa  menyumbang  kepada  terjadinya  depresi  kehamilan.
 Namun  begitu,  kejadian  rekuren  pada  wanita  yang  pernah  ada  riwayat  depresi  masih  lagi  menjadi tanda tanya. Tidak ada  bukti yang  bisa  mendukung kejadian  tersebut  namun  dalam  suatu  penelitian,  wanita  dengan  riwayat  depresi  dijumpai  68%  rekuren  adalah  yang  tidak  mengambil  obat  antidepressant  dengan  teratur  berbanding  26%  yang  mengambil  obat  antidepressant  secara  teratur  (OKeane,  2007).  Kesimpulannya,  mungkin  bisa  dikatakan  adanya  hubungan  antara  penanganan depresi kehamilan dengan terjadinya kasus depresi yang rekuren.
  Depresi  merupakan  suatu  kelainan  dengan  potensi  morbiditas  dan  mortalitas  yang  signifikan,  karena  hubungannya  dengan  kasus  bunuh  diri,  penyalahgunaan  zat  dan  sebagainya  (Halverson,  2011).  Hampir  10-15%  tingkat  mortalitas dikaitkan dengan depresi, karena kasus bunuh diri. Selain  itu, depresi    3  juga merupakan satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan  strok  (Michael-Titus,  2007).  Dalam  konteks  depresi  pada  kehamilan,  dampak  yang  timbul  bisa  terjadi  pada  diri  ibu  itu  sendiri  ataupun  bayinya.  Depresi  dihipotesa  bisa  menjadi  satu  faktor  resiko  terjadinya  kelahiran  prematur,  kemungkinan  karena  menginduksi  pelepasan  hormon  oksitosin  (Hedegaard,  1993). Menurut Judith Peacock dan Jackie Casey dalam buku  Depression, 2000,  peluang untuk terjadinya depresi pada anak  yang  ibu bapanya  menderita depresi  hampir  mencecah  25%.  Peluang  ini  bisa  meningkat  hingga  75%  jika  kedua-dua  ibu dan bapanya menderita depresi.


Contoh Skripsi Kedokteran:Proporsi Depresi pada Wanita Hamil
Downloads  Versi PDF >>>>>>>Klik Disini

Bab I
Downloads
Bab II
 Downloads 
 Bab  III - V
 Downloads 
Daftar Pustaka
 Downloads 
Lampiran
Downloads