BAB PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Harga diri
adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan (Keliat, 1998). Menurut klasifikasi
Diagnostic and Statisyical Manual of Mental Disorder Text Revision (DSM IV, TR
2000), harga diri rendah merupakan salah satu jenis gangguan jiwa kategori
gangguan kepribadian (Videbeck, 2008).
World Health Organitation tahun
2001 menyatakan paling tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya.
Sedangkan menurut Dharmono (2007),
penelitian yang dilakukan World Health Organitation di berbagai negara menunjukkan bahwa sebesar 20 – 30 % pasien
yang datang ke pelayanan kesehatan
menunjukkan gejala gangguan jiwa. Departement of Human Service (1999),
memperkirakan 51 juta penduduk Amerika didiagnosis mengalami gangguan jiwa (Videbeck, 2008).
Berdasarkan data Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2000 mencapai
2,5 juta orang. Berdasarkan data medical record di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan yang diperoleh melalui survei
pendahuluan tercatat bahwa jumlah pasien
gangguan jiwa kategori skizofrenia paranoid sebanyak 1.814 pasien rawat inap yang keluar masuk dan 23.522 pasien rawat
jalan. Sedangkan tahun 2009 tercatat
sebanyak 1.929 pasien rawat inap yang keluar masuk dan 12.377 pasien rawat jalan. Sementara jumlah pasien yang
mendErita skizofrenia paranoid sebanyak
1.581 pasien rawat inap dan 9.532 pasien rawat jalan.
Strategi pelaksanaan komunikasi adalah
pelaksanaan standar asuhan keperawatan
terjadwal yang diterapkan pada pasien yang bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang
ditangani (Fitria, 2009). Strategi pelaksaan
komunikasi pada pasien harga diri rendah mencakup kegiatan yang dimulai dari mengidentifikasi hingga melatih
kemampuan yang masih dimiliki pasien
sehingga semua kemampuan dapt dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan harga diri pasien (Keliat,
2009).
Pada studi pendahuluan, peneliti
memperoleh data bahwa jumlah pasien harga diri rendah sebanyak 26 orang dari total 44
orang atau sekitar 59,2% yang dirawat di
ruang Kamboja Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan. Pelaksanaan strategi pertemuan komunikasi terapeutik hanya
dilakukan oleh mahasiswa keperawatan dan
belum ada evaluasi tentang keefektifan dari tindakan tersebut. Sejauh ini, belum ada literatur tentang pengaruh strategi
pelaksanaan komunikasi terhadap kemampuan
pasien harga diri rendah dalam meningkatkan harga diri. Namun dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Carolina
terhadap pasien halusinasi menunjukkan
bahwa dengan penerapan asuhan keperawatan halusinasi yang sesuai standar dapat membantu meningkatkan
kemampuan pasien mengontrol halusinasi
(Carolina, 2008). Berdasarkan latar
belakang, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang pengaruh penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada pasien harga diri
rendah dalam meningkatkan harga diri di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
2. Tujuan Penelitian 2.1. Tujuan umum Mengetahui
pengaruh strategi pelaksanaan komunikasi terhadap kemampuan pasien harga diri rendah dalam
meningkatkan harga diri di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provsu Medan.
2.2. Tujuan Khs 1. Mengetahui karakteristik
pasien harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa
daerah Provsu Medan.
2. Mengetahui kemampuan kognitif
dan psikomotor pasien dalam meningkatkan
harga diri sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provsu Medan.
3. Mengetahui kemampuan kognitif
dan psikomotor pasien dalam meningkatkan harga diri sebelum dan setelah
intervensi pada kelompok intervensi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
4. Mengetahui perbedaan kemampuan
kognitif dan psikomotor pasien dalam meningkatkan harga diri sebelum dan
setelah intervensi pada kelompok kontrol
dan kelompok intervensi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan
latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana pengaruh strategi pelaksanaan
komunikasi terhadap kemampuan kognitif
dan psikomotor pasien harga diri rendah dalam meningkatkan harga diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan? 4. Manfaat Penelitian 4.1. Bagi praktek
keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
bagi perawat jiwa tentang keefektifan
penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik terhadap kemampuan kognitif dan psikomotor
pasien harga diri rendah dalam meningkatkan
harga diri.
4.2. Bagi pendidikan keperawatan Hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perkembangan kurikulum keperawatan jiwa khsnya
dalam pemberian asuhan keperawatan profesional
jiwa bagi pasien dengan masalah utama harga diri rendah.
4.3. Bagi penelitian selanjutnya Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan
strategi komunikasi pada pasien dengan
gangguan harga diri rendah.
Skripsi Keperawatan:Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi pada Pasien Harga Diri Rendah terhadap Kemampuan Pasien dalam Meningkatkan Harga Diri
Download lengkap Versi PDF