BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertambahan jumlah
penduduk, perkembangan perekonomian
dan kemajuan teknologi
berimplikasi pada peningkatan
kebutuhan energi, terutama energi
dari bahan bakar
fosil yang bersifat
tidak dapat diperbaharui.
Disisi lain data Badan Pusat Statistik (BPS) [1] yang
disajikan pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa produksi energi sejak tahun 1996 sampai
tahun 2011 cenderung menurun secara signifikan.
Jika tingkat produksi
energi tersebut menurun
terus, maka, dikhawatirkan
suatu saat nanti
Indonesia akan kehabisan
sumber energi. Salah satu
kebijakan antisipatif yang harus dilaksanakan adalah melakukan diversifikasi energi
dengan memanfaatkan berbagai
sumber energi alternatif
yang justru tersedia sangat banyak, seperti : angin, air
terjun, ombak, biogas dan lain -lain.
Semakin tinggi
kandungan Metana (CH ),
maka semakin besar
pula kandungan energinya, dan sebaliknya. Biogas tergolong
bahan baku non fosil dan umumnya berasal dari
kotoran ternak pemakan
rumput seperti sapi
dan kerbau. Dengan demikian bahan baku biogas lebih terjamin
sepanjang masih ada hewan ternak dan rumput
[2].
Seiring dengan kemajuan teknologi, ternyata
biogas juga dapat dibuat dari limbah
cair kelapa sawit (LCPKS) atau yang dikenal sebagai palm oil mill effluent (POME).
POME adalah cairan
pekat kecokelatan yang
memiliki nilai chemical oxygen
demand (COD) dan biological
oxygen demand (BOD) masing-masing sebesar
50.000 dan 25.000
mg/L [3]. POME
merupakan sumber pencemar potensial
yang dapat memberikan
dampak serius terhadap
lingkungan jika tidak ditangani
dengan baik. Oleh karena itu, pemanfaatan POME sebagai bahan baku biogas
akan memberi keuntungan
antara lain pengurangan
jumlah padatan organik, jumlah mikroba pembk yang tidak
diinginkan, dan kandungan racun dalam limbah
[4]. Selain itu
biaya operasional untuk pengolahan
biogas dari POME
lebih rendah dibandingkan
dengan sumber bahan
baku yang lain
[3], disebabkan sifat POME yang
tidak beracun [5].
Pembuatan
biogas merupakan hasil
proses digestasi anaerobik.
Digestasi anaerobik adalah
proses biokimia tanpa
oksigen yang menguraikan
senyawa organik kompleks
oleh berbagai jenis
mikroba anaerobik [6].
Proses ini melibatkan
tiga jenis kelompok
bakteri yang berbeda
(bakteri fermentatif, asetogenik, dan metanogenik), dan ketiga jenis
bakteri tersebut juga memiliki sifat fisiologi
dan kebutuhan nutrisi yang berbeda pula. Jika ketiga bakteri ini bekerja pada
kondisi yang sama,
maka akan terjadi
ketidakseimbangan antara pembentukan
asam dan metana
sehingga waktu pembentukan
biogas akan semakin
lama. Oleh sebab
itu, untuk mengatasi
masalah ini maka
banyak percobaaan dilakukan untuk
memisahkan proses digestasi anaerobik ini menjadi dua tahap yang berbeda, yakni tahap asidogenesis
dan metanogenesis [7].
Contoh Skripsi Chemical Engineering:Pengaruh Kecepatan Pengadukan Pada Tahap Asidogenesis Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)
Downloads Versi PDF >>>>>>>Klik Disini
Bab I
|
Downloads
| |
Bab II
|
Downloads
| |
Bab III - V
|
Downloads
| |
Daftar Pustaka
|
Downloads
| |
Lampiran
|
Downloads
|
Artikel terkait skripsi diantaranya : contoh proposal penelitian kualitatif, contoh proposal penelitian kuantitatif,contoh judul skripsi, contoh skripsi,contoh proposal,download skripsi, proposal skripsi, Kumpulan Contoh skripsi, contoh artikel, contoh makalah,proposal penelitian, karya tulis, judul seminar akuntansi, proposal tentang, beasiswa disertasi, laporan ta, tugas ta, tesis akuntansi keuangan, tesis kesehatan, proposal tesis akuntansi, contoh-contoh tesis, tesis gratis, tesis contoh, contoh bab 1 tugas akhir, kumpulan tugas akhir akuntansi, proposal pengajuan tugas akhir, contoh laporan tugas akhir akuntansi, judul tugas akhir jurusan akuntansi.